Thursday, August 16, 2007

Saat Aku Mengatur Allah

Saat Aku Mengatur Allah

Dengan dalih masa depan aku menimbun rizki
Dengan dalih jaga-jaga aku menahanku dari shadaqah
Dengan dalih kesehatan aku menahan harta dari berzakat
Dengan dalih uang sekolah anak dan seabrek urusan dunia lainnya aku enggan berinfaq
Dengan dalih masa depan anak cucu aku meletakkan nasib pada harta bukan pada Allah

Aku rela berhutang demi dunia
Aku tidak rela berhutang demi akhirat
Aku rela berhutang demi sebuah rumah, mobil, dan kemewahan dunia lainnya
'Sok alim' apabila berhutang untuk mengenyangkan perut anak yatim dan fakir miskin
Aku rela tidak makan demi kesempurnaan tubuh, panjang umur, dan pujian orang
Aku tidak terlalu rela puasa ala Islam….ah, itu hanya menggeser jam makan, kataku
Aku rela membayar mahal demi tubuh halus, harum, sempurna di mata orang dengan fitness, salon dan spa
Untuk nyumbang majelis ta’lim dan urusan agama itu secukupnya dan seketemunya.

Sejak bangun pagi aku sudah mengarahkan pikiran, hati, otak, untuk membangun dunia dan memenuhi nafsuku
Aku susah hati saat rizkiku tak terpenuhi
Aku melihat Allah marah dan menghukumku saat uangku pas-pasan
Aku terus memaksa Allah dengan doaku untuk membantu mewujudkan keinginan nafsu
Aku terus mengatur Allah untuk menjalankan hal-hal yang terbaik untukku
Aku minta Allah rizki berlimpah, istri yang cantik, jabatan yang tinggi, dan kemuliaan dimata manusia, wajah ganteng, tubuh sempurna

Aku minta Allah mempersulit kehidupan bahkan mematikan orang-orang yang aku tidak sukai
Aku gunakan ayat Allah saat dia memberikan aku keuntungan dan menyenangkan nafsuku
Aku perjuangkan ayat-ayat poligami, poligami Nabi, poligami sahabat untuk dapat melampiaskan nafsu pada si A, si B, si C, si D, si E, si F, si G
Aku buang ayat Allah saat dia menyakiti nafsuku
Aku sembunyikan perintah zakat, infak, sodaqoh, hudud, qishas, menyantuni anak yatim, berjihad di jalan Allah, menafkahkan harta dan jiwa di jalan Allah.
Usahaku untuk tetap menyenangkan nafsu tidak berhenti sampai disitu
Aku sangat beriman kepada Allah dan hari akhir
Aku sangat mengerti kekuasaan Allah terhadap semua ini
Sehingga cara mati, bagaimana mati, dan kelanjutannyapun harus sesuai dengan skenarioku

Mati dengan cara perang adalah hal bodoh
Mati kejatuhan bom adalah hal konyol
Mati dengan tubuh terkoyak adalah menjijikkan
Maka jangan pernah berpikir untuk berperang untuk membela agama
Karena itu adalah cara orang-orang ekstrim, fanatik, fundamentalis untuk mati
Mati ideal menurut saya adalah mati hari jumat, tersungkur saat sholat subuh, disholati orang-orang saat sholat jumat, tubuh wangi kesturi, ditangisi jutaan orang, ringan saat diangkat menuju liang lahat, disambut malaikat dan bidadari surga.

Saat aku diingatkan maka aku akan mengatakan:
“Kamu ngomong gitukan karena cemburu, iri dan dengki. Kamu mengingatkanku karena kamu tidak bisa mendapatkan apa yang saya dapatkan. Apa yang saya lakukan adalah wajar dan manusiawi, dan munafik orang yang tidak menginginkan semua itu. Apa yang saya dapatkan hari ini adalah hasil kerja keras, disiplin, ketekunan. Saya dapatkan semua ini dengan cara halal, saya tidak mencuri dan tidak mengganggu orang. Toh saya masih berinfak, bayar zakat, menyantuni anak yatim dan kamu tidak tahu. Jangan menggurui saya dan kehidupan saya, saya lebih mengerti kehidupan saya dibandingkan kamu. Makanya Allah menghukum kamu dengan kemiskinan karena suka “sirik” sama orang yang diberi kelebihan, dan Allah memuliakan saya dengan semua ini. Makanya ibadah lebih ikhlas, kamu ngga ikhlas kali ibadahnya. Dan baca kisah sukses orang terkenal seperti Bill Gates, Donald Trumph, dll.

Mulutku mengatakan Ia Tuhanku, namun kenyataannya Ia aku jadikan pembantuku
Mulutku mengatakan Ia adalah Rabb, namun kenyataannya aku menjadikan diriku Aladin dan Ia sebagai jin dalam lampu wasiat.
Mulutku mengatakan aku adalah hambaMu yang hina, tapi aku terus meninggikan diriku dengan aksesori dunia dan semua jubah kemewahan itu.


Berbahagialah orang-orang yang nafsunya tidak dipenuhi Allah
Berbahagialah orang-orang yang nafsunya diatur oleh Allah
Berbahagialah orang-orang yang dijaga Allah dari sombong dengan jelata
Berbahagialah orang-orang yang dijaga Allah dari menimbun harta dengan miskin
Berbahagialah orang-orang yang dijaga Allah ke tempat maksiat dengan sakit
Berbahagialah orang-orang yang dijaga dari perzinahan dengan impotensi

Mengapa engkau malah bersedih
Mengapa engkau cemburui orang-orang pengumbar nafsu
Mengapa engkau katakan berlimpah harta itu rahmat? Anugrah?
Siapakah sesungguhnya yang bahagia? Nafsumu atau ruh sejatimu?
Tidak membedakan nafsu dengan ruh sejati?
Lihat saja, saat engkau tumpuk harta itu apa rencanamu?
Nafsu mudah dikenali, tentang apa yang engkau rencanakan saat mendapat uang 1 milyar.

Allah tidak lagi dianggap pengatur rizki
Allah tidak lagi dianggap pemberi kesehatan
Allah hanya diminta saat kita miskin
Allah hanya diminta saat kita sakit
Allah hanya diminta saat kita susah

Saat Allah tidak memberi banyak orang lari dariNya
Saat Allah tidak memenuhi kita anggap dia marah
Saat Allah tidak cukupi kita anggap dia menghukum

Allah tidak memberi karena Ia lebih mengerti dirimu dari siapapun
Allah tidak memenuhi karena Ia tahu engkau akan bermaksiat denganNya
Allah tidak cukupi karena Ia tahu engkau bakhil dengan hartaNya

Allah..... cukuplah Dia disebut Maha Adil, Maha Pengasih, Maha Pemberi

No comments:

Post a Comment