Wednesday, August 20, 2008

Petaka Kaum Nabi Luth

Al Quran telah bercerita panjang lebar tentang petaka yang dibawa oleh kaum Nabi Luth. Kaum ini diazab dengan azab yang paling dasyat dibanding kaum2 lainnya, seperti kaum Nuh dan Firaun yang 'hanya' ditenggelamkan, kaum Aad, Tsamud yang dimusnahkan dengan suara menggelegar. Dalam sebuah riwayat dalam memusnahkan kaum Luth ini Allah memerintahkan Jibril mengangkat kota Sodom dan Gommorah sampai ke langit, saat itu semua binatang yang menyaksikan melolong yang membuat siapapun yang mendengarnya akan bergidik ketakutan. Kemudian Jibril diperintahkan untuk menghempaskannya ke bumi...naudzubillah mindzalik...astaghfirullah, Itu belum selesai, kemudian di lokasi penghempasan dihujanji lagi dengan batu-batu. Allahuakbar....

Saat ini kaum Luth sudah mulai eksis kembali, masyarakat dipaksa untuk menerima keadaan ini, karena mereka berhasil bertransformasi di era entertainment dan kebebasan berekspresi. Generasi mudah diakrabkan dengan lelaki berbaju wanita. Mereka berubah nama menjadi waria, gay, dll. Pada prinsipnya semua adalah penerus kaum Luth yang diazab oleh Allah dengan azab yang sangat dasyat.

Apa sesungguhnya hikmah dibalik kesesatan ini? Kenapa murka Allah tiada tara, namun sekaligus manusia tidak belajar? Peristiwa Sodom dan Gommorah diperkuat di 3 agama samawi, Yahudi, Nasrani, dan Islam, tentunya untuk menjadi pembelajaran.
Homoseksual bukan sekedar perilaku ke wanita2an, namun lebih dari itu, iya adalah penyaluran sex ke sesama jenis. Pasangan suami istripun dilarang keras untuk berhubungan secara anal, karena ini adalah perbuatan kaum Luth. Yah urusan memasukkan penis ke lubang dubur mendatangkan murka Allah tiada tara. Homoseksual adalah pelanggaran fitrah kelas berat yang azabnya di dunia saja melebihi kaum penyembah berhala. Penis haruslah dimasukkan ke dalam vagina, itupun tidak boleh dilakukan sembarangan, harus melalui pernikahan. Karena pada dasarnya hubungan suami istri adalah haram. Ulama sependapat tidak ada keringanan dalam hubungan suami istri apalagi homoseksual. Babi halal dimakan saat tidak ada makanan, namun hubungan suami istri dalam kondisi apapun tidak dapat dihalalkan selain diikat dengan pernikahan. Hubungan homoseksual tidak ada jalan sama sekali untuk dilakukan. Oleh karena itu peringatan untuk tidak memasuki wilayah ini sangat jelas. Dalam fiqih memang dikenal manusia berkelamin ganda, namun para ulama tegas pula mengatakan bahwa itu sudah kehendak Allah, para ulama sependapat bahwa pemilik kelamin ganda di uji kecenderungannya dan ia boleh memilih untuk menjadi wanita atau pria sesuai kecenderungannya. Hal ini berbeda bagi kaum Luth, rata2 kaum Luth memiliki satu jenis kelamin, namun pembiasaan bersentuhan dengan sesama jenis menjadikannya menyukai hubungan sesama jenis. Coba dibayangkan seandainya kaum ini tidak dimusnahkan berapa besar kerusakan yang ditimbulkan karenanya. Kita sudah bisa melihat saat ini misalnya, banyak generasi yang enggan menikah dan memiliki keturunan terutama di Negara-negara maju, selain itu juga penyakit sosial seperti perkosaan anak-anak di bawah umur, mutilasi, dan sejenisnya. Menciptakan penyakit baru seperti AIDS. Homoseksual adalah bentuk fantasi keliaran seksual yang menembus ambang batas kemanusiaan, sehingga terus berkembang sampai ke tingkat yang amat sangat menjijikkan sehingga menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan seorang manusia. Membunuh, memotong, mensodomi anak-anak terutama laki-laki, mensetubuhi hewan adalah bentuk2 keliaran ini. Hal ini terjadi pada saat seorang manusia melanggar ketetapan yang telah diatur oleh pencipta. Dia berusaha memperturutkan hawa nafsunya ke tingkat yang paling mustahil, maka inilah hasilnya.

Saat ini kaum Luth sudah membabi buta, ia membabtis anak2 menjadi generasi Luth baru, karena penyakit kaum Luth ini menular dengan mensodomi. Siapapun yang pernah mendapat perlakuan ini hampir bisa dipastikan akan menjadi pengikutnya. Naudzubillah berlindunglah dari dajjal2 ini.

Hari ini para ulama kurang gaungnya dalam mengingatkan umat tentang bahaya homoseksual. Bahkan disinyalir praktek ini sudah masuk ke pesantren-pesantren, dan penyebarnya telah berkedok menjadi ustadz-ustadz bertampang soleh. menjadi penyantun anak2 yatim, menjadi kyai-kyai di pondok, namun itu adalah kedok yang menyamarkan sifat setan mereka. Dengan profesi itu ia mudah mencari sasaran dan terbungkus sangat rapi dibailk jubah dan kesolehan semu. Dengan dibiarkannya kaum Luth merajalela bahkan menjadi panutan, presenter, dihadiri ibu-ibu pengajian, pergi umroh bersama ustadz, mengunjungi pesantren, maka jangan sesali kalau Allah mendatangkan murkanya di negeri ini! Penyakit kaum Luth ini adalah senjata utama setan dalam mencari pengikut dari anak cucu Adam, karena sifatnya yang mudah dan efektif. Ya Allah seandainya azab itu Engkau turunkan atas kami, jadikanlah itu pembersih dosa kami dan lindungilah aku dan kaum muslimin muslimat yang senantiasa mensucikan diri dari siksamu di akhirat kelak…Amin

Pompeii: Mengulang Sejarah Kaum Luth
(http://www.harunyahya.com/indo/artikel/057.htm)HARUN YAHYA.Alqur'an mengisahkan kepada kita bahwa tidak ada perubahan dalam hukum Allah (sunnatullah):“Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah mereka kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran), karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu” (QS. Al-Faathir, 35:42-43).

Begitulah, “…sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah…”. Siapapun yang menentang hukum Allah dan berusaha melawan-Nya akan terkena sunatullah yang sama. Pompeii, yang merupakan simbol dari degradasi akhlaq yang dialami kekaisaran Romawi, adalah pusat perzinaan dan homoseks. Nasib Pompeii mirip dengan kaum Nabi Luth. Kehancuran Pompeii terjadi melalui letusan gunung berapi Vesuvius.Gunung Vesuvius adalah simbol negara Italia, khususnya kota Naples. Gunung yang telah membisu sejak dua ribu tahun yang lalu itu juga dinamai “The Mountain of Warning” (Gunung Peringatan). Tentunya pemberian nama ini bukanlah tanpa sebab. Adzab yang menimpa penduduk Sodom dan Gommorah, yakni kaum Nabi Luth as, sangatlah mirip dengan bencana yang menghancurkan kota Pompeii.Di sebelah kanan gunung Vesuvius terletak kota Naples, sedangkan kota Pompeii berada di sebelah timur gunung tersebut. Lava dan debu dari letusan maha dasyat gunung tersebut yang terjadi dua milenia yang lalu membumihanguskan penduduk kota. Malapetaka itu terjadi dalam waktu yang sangat mendadak sehingga menimpa segala sesuatu yang ada di kota termasuk segala aktifitas sehari-hari yang tengah berlangsung. Aktifitas yang dilakukan penduduk dan segala peninggalan yang ada ketika bencana terjadi kini masih tertinggal persis sama seperti ketika bencana tersebut terjadi dua ribu tahun yang lalu, seolah-olah waktu tidak bergeser dari tempatnya.Pemusnahan Pompeii dari muka bumi oleh bencana yang demikian dasyat ini tentunya bukan tanpa maksud. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut ternyata merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut dipenuhi oleh meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi. Saking banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran tersebut. Menurut tradisi ini, yang berakar pada kepercayaan Mithraic, organ-organ seksual dan hubungan seksual sepatutnya tidaklah tabu dan dilakukan di tempat tersembunyi; akan tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.Lava gunung Vesuvius menghapuskan keseluruhan kota tersebut dari peta bumi dalam waktu sekejap. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius. Hampir bisa dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut, wajah mereka terlihat berseri-seri. Jasad dari satu keluarga yang sedang asyik menyantap makanan terawetkan pada detik tersebut. Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih ABG. Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejab.Dalam konteks ini, terdapat aspek dari bencana tersebut yang sangat sulit untuk dimengerti. Bagaimana bisa terjadi ribuan manusia tertimpa maut tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun?Aspek ini menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa adzab yang dikisahkan dalam Alqur'an, sebab Alqur'an secara khusus mengisyaratkan “pemusnahan secara tiba-tiba” ketika mengisahkan peristiwa yang demikian ini. Misalnya, “penduduk suatu negeri” sebagaimana disebut dalam surat Yaasiin ayat 13 musnah bersama-sama secara keseluruhan dalam waktu sekejap. Keadaan ini diceritakan sebagaimana berikut:
“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.” (QS. Yaasiin, 36:29)
Di surat Al-Qamar ayat 31, pemusnahan dalam waktu yang singkat kembali disebut ketika kehancuran kaum Tsamud dikisahkan:“Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang.”

Kematian masal penduduk kota Pompeii terjadi dalam waktu yang sangat singkat persis sebagaimana adzab yang dikisahkan dalam kedua ayat di atas.Kendatipun semua peringatan ini, tidak banyak yang berubah di wilayah di mana Pompeii dulunya pernah ada. Distrik-distrik Naples tempat segala kemaksiatan tersebar luas tidaklah jauh berbeda dengan distrik-distrik bejat di Pompeii. Pulau Capri adalah tempat di mana para kaum homoseksual dan nudis (orang-orang yang hidup telanjang tanpa busana) tinggal. Pulau Capri diiklankan sebagai “surga kaum homoseks” di industri wisata. Tidak hanya di pulau Capri dan di Italia, bahkan hampir di seantero dunia, kerusakan moral tengah terjadi dan sayangnya mereka tetap saja tidak mau mengambil pelajaran dari pengalaman pahit yang dialami kaum-kaum terdahulu.

Nampaknya masyarakat modern tetap menganggap azab adalah suatu peristiwa kebetulan yang tidak ada sangkutpautnya dengan perilaku. Namun sebagai orang beriman hendaknyalah kita mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi di masa lampau untuk keselamatan di hari akhir. Dan hari akhir, hari pembalasan dan kampung akhirat hanya milik orang yang beriman tentunya.