Monday, September 30, 2019

Bagaimana Kamu Mencintai Nabi Saw

Bagaimana kalian mencintai Nabi?

"Kami mencintai Nabi dengan menjalankan sunnah beliau.

Hanya itu?
Ya hanya seperti itu mencintai Nabi yg benar.

Apakah tak ada rasa ingin melihat, memeluk, mencium?
Itu tidak diperlukan, mengikuti sunnah lebih utama. Lagipula Nabi telah wafat

Bagaimana anda mencintai istri anda? 
Saya mencintai istri saya dengan memenuhi hak-haknya.

Apkah tanpa ada rasa memiliki, memandangi, memeluk, mencium?
Itu sudah tabiat orang yang mencintai dan sudah pasti keinginan itu ada.

Suatu saat ada seorang pria mengatakan bahwa dia mencintai istri anda dan selalu membayangkan mencumbu istri anda. 
Sudah tentu saya marah karena dia tidak pantas mengatakan itu.

Mengapa demikian, bukankah secara syariat pria itu tidak bermaksiat kepada istri anda? Apa yg dikatakannya hanya dalam angan dan rasa dalam hati?

" Oh silahkan saja pandangi dan hayalkan, selama anda tidak menyentuh dan memenuhi hak2 istri saya....!!!???!!! Bodohnya pernyataan ini...


Sedangkan untuk Nabi Saw, kalian mengatakan cukup menjalankan sunnahnya tidak perlu menumbuhkan kecintaan dalam hati, kemudian anda melabeli para pecinta maulid sebagai perbuatan ghuluw, menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai, Tuhan? Tunjukkan umat Islam mana yang menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai Tuhan? Apakah anda tak paham makna sholawat? Nama siapa yang menjadi subyek dan mana yang menjadi obyek?

Mencintai tidak hanya ditunjukkan dari perilaku fisik, namun juga suasana batin. Bahkan suasana batin ini lebih dominan.

Demikian pula mencintai Nabi Saw. Nabi Saw bukanlah kurir yg mengantar risalah semata, tapi beliau adalah WUJUD cinta Allah, dengan kata lain Cinta dan Kasih Sayang Allah yang berWujud, melalui beliauah kita bisa mengenal dan mencintai Allah, dari beliau kita kenal ibadah, taat ini adalah satu fakta bahwa melalui perantaraan beliau kita mengenal Allah dan apa apa yg dimaui Allah. Dan anda tetap ngotot berdoa langaung kepada Allah tanpa adab memuji kepada makhluk yang mengajari kita berdoa? 

Dengannya pula kita wajib mencintai dengan segenap rasa dan perbuatan. Kondisi batin ini yang ditumbuhkan dalam setiap perayaan maulid. Betapa perjuangan,pengorbanan beliau Saw begitu besar kepada umatnya. Jadi hormati kami yang menumbuhkan rasa cinta, membayangkan, bertatapan, memeluk, mencium beliau Saw, kalau kau tak demikian dan menganggap perbuatan ini memasukkan kami ke neraka, saran saya doakan kami, dan serahkan pada Allah semata, kami beterimakasih atas peringatanmu, namun maaf, kami sudah terlanjur cinta kepada Nabi dan beginilah penafsiran kami tentang bagaimana cara kami mencintai Nabi dalam menjalankan sunnah dan perintah Allah sekaligus, banyak mengirimkan sholawat kepada beliau, mendengar kisah kelahiran beliau, dan bergembira  atas diutusnya beliau ke alam dunia, yang kami rayakan dalam bentuk acara Maulidur Rasul.

wallahua'lam.

Jangan Sibukkan Dirimu Memasukkan Saudaramu ke Neraka

Wahai saudara se-Islam, janganlah menyibukkan dirimu dalam memasukkan saudaramu ke neraka. Karena perbuatan tersebut berseberangan dengan misi Rasulullah Saw sebagai "Rahmat bagi Semesta Alam". Rasulullah Saw, sibuk dengan permohonan ampun kepada Allah kepada hambaNya yg bersyahadat, meskipun dia orang fasiq.

Lihatlah bagaimana Nabi-nabi terdahulu diingkari kaumnya utk sekedar, mengakui Laa ilaha illallah, sekarang saat saudaramu telah bersyahadat engkau sibuk menyumpahinya ke neraka dengan dalil isbal, tahlil, dan ziarah kubur...ck..ck..ck.

Herannya kaum kafirin tidak menjadi obyek dakwahmu, tidak menjadi sasaran tajamnya lidahmu, dan kau bisa membiarkannya dg alasan ..Udah kafir ini ngapain diurusin.. Mengapa hal yang sama tidak kau katakan kepada saudaramu " Kita menyembah Tuhan yg sama, Lana a’maaluna walakum a’maalukum, kita bersatu dwngan hal yang kita sepakati. ini adalah perkataan utk saudara seislam, bukan utk orang kafir, jelas utk orang kafir lakum dinukum waliyadin. Waalahua'lam.

Wednesday, September 25, 2019

Menuduh Dusta atas Nama Nabi Saw

Berbohong Atas Nama Nabi Muhammad Saw

Sunan Tirmidzi meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Abu Hisyam ar Rifa’i telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin ‘Ayyasy telah menceritakan kepada kami Hasyim dari Zirr dari Abdullah bin Mas’ud dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang berbohong kepadaku dengan sengaja maka hendaklah mempersiapkan tempat duduknya di neraka.”

Berbohong atas nama Nabi Muhammad, memalsukan hadits, menisbatkan suatu perbuatan kepada beliau, mengaku-ngaku bernasab kepada beliau, mengaku berjumpa ataupun berdialog dengan beliau.

Hal di atas sudah sangat jelas. Yang perlu diperhatikan adalah bagi kaum awam yang tidak berilmu jangan ikut2an menjatuhkan vonis "Berdusta atas nama Nabi" kepada seseorang "terduga" pendusta. Mengapa demikian?

1. Awam tidak tahu ilmu hadits yg jumlahnya jutaan, bagaimana bila hadits itu benar ada hanya belum terangkum dalam kitab sahih, namun masih diturunkan sanadnya secara khusus.

2. Bagaimana bila orang itu memang bernasab kepada Nabi Saw? Bagi yang sering menuduh Habib-habib di Indonesia palsu.

3. Bagaimana bila orang itu memang ditemui Nabi Saw dalam mimpi maupun langsung ?

Bukankankah kemungkinannya ada dua: perkataan anda benar, terus kalo benar manfaatnya apa, khawatirnya malah anda larut dalam kebencian dan ujub. Kemungkinan kedua anda salah dan  anda sendiri yang menjadi "ingkar pada kebenaran" alias berdusta atas nama Nabi? Naudzubillah min dzalik

CUKUPLAH HUKUM ALLAH BERLAKU BAGI PARA PENDUSTA, JANGAN LIBATKAN DIRIMU DALAM KEMUNGKINANNYA YANG DAPAT MENJERUMUSKAN DIRIMU SENDIRI