Tuesday, December 30, 2008

Ketetapan dan Kehendak Allah

Banyak yang mencampuradukkan pengertian antara ketetapan Allah yang biasa disebut dengan sunatullah dan kehendak Allah yang biasa disebut hidayah, rahmat, karunia, mukjizat.

Ketetapan Allah adalah semua hukum-hukum Allah yang sudah menjadi aturan logis sejak diciptakannya alam semesta. Air membeku pada suhu 0 derajat, air sangat padat pada suhu 4 derajat, bumi mengitari matahari dst..dst...

Kehendak Allah adalah hasil dari suatu kejadian yang telah dilalui seorang manusia yang sesungguhnya hasil dari ketetapan-ketetapanNya yang telah terjadi. Ketetapan Allah, misalnya: api sifatnya membakar, orang dibakar/terbakar akan hangus, kehendak Allah bisa berkata lain, ada orang yang hangus adapula yang tidak (Ibrahim), ketetapan Allah adalah laut tidak mampu dibelah dengan tongkat, namun Allah menghendaki bahwa tongkat Musa mampu membelah laut. Dalam keseharian kita. Sunatullahnya orang bekerja akan mendapat hasil yang sebanding dengan kerja kerasnya, namun banyak orang bekerja sangat keras mendapat hasil sedikit, dan orang malas dan kufur mendapat hasil banyak, ini juga merupakan kehendak Allah.

Allah selalu mengawasi ciptaanNya, apabila sesuatu itu terjadi berarti atas seijinNya dan sesuatu itu tidak terjadi atas seijinNya pula.

"Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (al-An'aam: 59)

"Allah Yang Mahaagung dan Mahamulia telah menetapkan bagi setiap hamba di antara ciptaan-Nya empat hal: kematiannya, tindakannya, tempat tinggal dan tempat ia berpindah, serta makanannya." (HR Tirmidzi)

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (al-Hadiid: 22).

Ketauhidan ini tidak mampu dijangkau oleh agama lain, di dalam Islam sangat ditekankan bahwa Allah menciptakan semua yang nampak maupun tidak nampak dengan ketelitian yang sempurna dan diawasi dari awal hingga akhirnya. Tidak ada peristiwa yang berjalan dengan sendirinya meski itu reaksi berantai, semuanya terawasi dan terkontrol. Cicak makan nyamuk, semut bertelur, wabah menular, semua diawasi dan dikontrol. Pengawasan dan kontrol yang menyebabkan dunia tetap eksis. Hitler, firaun, julius caesar berniat menguasai dunia, tapi karena kontrol bukan dari mereka, tidak akan pernah bisa mereka menguasai tanpa ijin Allah, nafsu dan kekuasaan mereka dibatasi oleh Allah. Logikanya virus flu burung, demam berdarah, malaria, dan berjuta jenis penyakit dapat menghabiskan masyarakat Indonesia dalam hitungan hari namun penyebaran nampak sangat terkontrol, pemerintah mengontrol?? (yang bener aja).

Membaca ketetapan Allah berarti kita sedang melihat kebesaran ciptaan Allah. Akallah (semestinya) alat untuk memahami ketetapan Allah di alam semesta ini sekaligus menetapkan pada diri seorang hamba bahwa ada keterlibatan yang Maha Sempurna di alam semesta ini.

Kehendak Allah agak lebih sulit dipahami dengan akal, kehendak Allah hanya dapat dipahami dengan hati yang telah tunduk (Islam). Hambatan akal sering menjadi penghalang seorang Islam untuk memahami kehendak Allah. Padahal semakin kita mendekatkan diri kepada Allah maka kita tidak melihat musibah sebagai suatu ujian yang memberatkan tetapi suatu pertolongan yang menyelamatkan.

Karena cinta kasih Allah kepada kaum beriman, maka kehendak Allah terhadap para kekasihnya ini berupa hal-hal yang menyakitkan dan terkadang tidak mengenakkan. Di titik ini pula orang sering menemukan apa yang disebut stress. Mengganggap Allah musibah melulu sebagai suatu hukuman dan mengintrospeksi kesalahan bla..bla..bla..yah..yah boleh saja, ...tapi pahamilah bahwa musibah adalah sebagai bentuk kalibrasi ulang sensor kenikmatan dari Allah. Kita diberi sakit supaya paham rasanya sehat, kita diberi kekurangan harta benda supaya bisa merasakan nikmatnya mendapat rejeki dsb..dsb..
Stress disebabkan akal yang sudah mencapai ujung kemampuan namun masih terus dipaksa untuk berpikir. Padahal kalau kita sadar dengan ketetapan dan kehendak Allah, kita tidak perlu berpikir saat pikiran sudah buntu, cukup duduk, sebut namaNya, agungkan, salawat kepada Nabi dan serahkan masalah tersebut kepada Allah....semudah itu...semudah itu teman...Habis itu lupakan dan biarkan kita berjalan dan berbuat seperti yang diilhamkan setelah melakukan ritual tersebut.

Kita sering mendengar ..keajaiban...mukjijat...namun sayangnya hanya kita temukan saat kondisi dipaksa pasrah, seperti menghadapi kematian akibat penyakit, atau lainnya. Padahal setiap hari kita penuh keajaiban dan penyelematan, saking biasanya sampai2 kita tidak pernah menganggap itu keajaiban.

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (al-Baqarah: 216) 
 
"Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Yunus: 107)

Allah pasti Mengabulkan doa hambaNya?

186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. .” (Surah al-Baqarah : ayat 186)


Sebagai orang yang beriman kepada Al-Quran maka pernyataan Allah tersebut adalah

1. Dari sudut pandang tasawuf, doa selalu dikabulkan saat telah dibacakan hanya Permasalahnya adalah jawaban doa itu dalam bentuk yang tidak kongruen dengan permintaan kita dan kadang berserakan dalam keseharian kita. Ibarat kita minta makan kepada seseorang namun orang itu memberi kita cangkul. Bagi orang yang cerdas secara spiritual pertanda itu akan mudah dia baca. Inilah ranah wilayah orang yang bertasawuf, selalu waspada terhadap doa yang ia baca, dan bentuk balasan yang ia terima.

2. Bagi kelompok umat Islam yang merasa bahwa doanya tidak/belum di ijabah karena mereka berpikir bahwa Allah harus memberikan dalam bentuk yang sama dengan yang diminta, maka sesungguhnya mereka belum faham ayat-ayat Allah tentang penciptaan dan keterkaitannya satu sama lain. Seandainya minta makan harus memberi makan, minta uang harus memberi uang, minta kematian si X harus mati, minta keadilan bagi si C harus dihukum saat itu, maka Insya Allah dunia ini hancur dalam sekejap/atau surga karena apa yang diminta langsung dikabulkan. Tidak ada orang bekerja, berusaha, aktifitas, semua tinggal bersenang-senang.
http://wahjoe.blogspot.com/2008/09/doa-diujung-asa.html

Mari kita lihat contoh kondisi kita sekarang yang mungkin dalam kondisi miskin papa tidak berharta. Kita mohonkan kepada Allah harta yang banyak dan sampai hari ini kita tidak diberi harta yang banyak itu. Kasih Sayang Allah melampaui pendeknya akal manusia, Allah tidak ingin menjadikan kita Qorun dan Tsa'labah jilid 2,3,4,5 dst, diberikannya kita bentuk yang lain berupa, keislaman, keimanan, rasa syukur, anak yang lucu, keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, kesehatan yang tidak dimiliki orang lain, dst...dst yang tak terhingga kalau dihitung. Orang yang berpikir materialistik akan cenderung kufur dan terus akan menggunakan akalnya untuk mencari tahu mengapa doanya tidak pernah/belum dikabulkan. Disinilah para penempuh jalan spiritual/sufi waspada, mereka akan menghitung apa yang Allah berikan pada hari ini, dan kemudian terus dan terus mereka tiada putus bersyukur sebanyak denyut jantung yang bahkan ia tidak dapat mengaturnya, sebanyak nafas yang ia hembuskan, sebanyak sehatnya bagian dari tubuhnya, sebanyak sel-sel yang bekerja sesuai fungsinya dst..dst.
Sufi dengan maqam tertentu bahkan hanya memuji kepada Allah dan permintaannya hanya,
"Engkau lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kami daripada diri kami sendiri dan kepadaMulah semua urusan dikembalikan".

Berdoa adalah suatu bentuk zikir dan penghambaan. Berdoa menunjukkan lemahnya diri kita dan perkasanya Allah SWT. Allah sangat menyukai kesadaran seperti ini. Dan tidak suka kebalikannya. Jadi jangan pernah putus asa dalam berdoa, namun hati-hatilah dalam berdoa, karena doa yang kita ucapkan akan selalu dikabulkan dalam berbagai macam bentuk dan manifestasinya dalam kehidupan. Mintalah doa-doa yang tidak akan menjadi bumerang bagi diri sendiri. Contoh doa Nabi favorit saya adalah :
http://wahjoe.blogspot.com/2008_02_01_archive.html

Doa-doa yang memang diharapkan umumnya kaum muslimin, dan terserah Allah yang secara detail memberikan skenarionya. Wallahualam

Saturday, December 27, 2008

Mengenal Dunia Tasawuf dan Sufistik (versi pribadi).....(1)

Banyak orang boleh memberi label, penamaan, mengapresiasi tentang tasawuf dan sufistik. Lucunya banyak yang tidak pernah masuk ke dalam ajaran tasawuf, tapi ngomong bagaikan pakar.  Demikian pula saya. Sebagai orang yang minimal merasa menempuh jalan sufi/tasawuf berhak memberikan apresiasi, penilaian, komentar dan opini tentang tasawuf dan sufistik. Hal ini saya lakukan karena di dunia maya ini banyak sekali orang Islam yang mencaci dan sudah mengarah pada pengkafiran saudara sesama muslim dan pensucian diri sendiri selanjutnya saya sebut KAST (kaum alergi sufi/tasawuf). Demi alasan yang tidak jelas, mereka mengabaikan larangan Allah dan Rasulullah seperti dalam ayat-ayat dan hadits berikut ini:

11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. 49:11)
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. 49:12)
32. ......Sesungguhnya Rabbmu Maha Luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu SUCI. Dialah Yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa. (QS. 53:32)
“Janganlah kalian saling dengki mendengki, dan janganlah kalian saling bersaing dalam penawaran, dan janganlah kalian membenci, dan janganlah kalian saling belakang-membelakangi, dan janganlah sebagian kalian menjual atas penjualan sebagian yang lain. Dan jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak boleh mendzaliminya, tidak boleh menelantarkannya (tidak memberi pertolongan kepadanya) dan tidak boleh merendahkannya, takwa itu disini (sambil menunjuk ke dadanya, beliau ucapkan kata-kata itu tiga kali). Cukuplah sebagai kejahatan seseorang, kalau ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap orang muslim haram darahnya, hartanya dan kehormatannya atas orang muslim yang lain.” (shahih Muslim 16/120)

58. Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mumin dan muminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. 33:58)

Guru-guru tasawuf dan sufistik tidak pernah menamakan dirinya sebagai sufi, orang lain yang memberi label demikian. Penempuh jalan spiritual ini juga sering salik dan jalan yang ditempuh adalah suluk. Guru-guru tasawuf seperti Ibn Araby, Ibn Athaillah selalu menegaskan pelaksanaan syariat secara ketat. Semuanya menyatakan tidak ada perjalanan spiritual tanpa pelaksanaan syariat secara disiplin dan ketat. Semua guru-guru tasawuf adalah penghafal-penghafal Quran dan hadits, dan melaksanakan amalan sunnah dengan intensitas tinggi, meski musuh-musuhnya sering menghilangkan fakta ini.

Pengalaman spiritual letaknya bukan di akal tapi dalam hati. Paling sederhana adalah bagaimana perasaan tetap senang meski tidak punya uang. Bagaimana tetap merasa senang meski jasad sedang dalam keadaan sakit. Sholat jadi lebih berkualitas (min utk pribadi), zikir terasa lebih bermakna, menyesal apabila beberapa detik lalai dalam mengingat Allah. Menemui Allah dalam zikir dalam segala suasana, tempat, kondisi. Sesimpel ini sesungguhnya dunia sufistik dan tasawuf. Sufistik dan tasawuf tidak harus dimulai dengan amalan tertentu, tarekat tertentu, guru tertentu. Tasawuf dan sufistik bisa ditemukan sendiri, karena memang dimulai dari dalam diri. Amalan, tarekat, guru, hanyalah membantu seseorang untuk mengenal ke dalam diri sendiri, yang tentunya akan berujung kepada hidayah dari Allah sendiri. Dan pasti mereka akan menemukan guru dan jalannya bila mereka bisa mempertahankan diri. Tasawuf dan sufi sendiri adalah suatu bentuk kedisiplinan dalam menempuh suatu amalan-amalan yang lebih banyak bersumber dari hati, seperti: niat, keikhlasan, gerak syahwat, dan seterusnya yang jelas dan nyata bersumber dari Quran dan hadits, dengan tidak meninggalkan kaidah-kaidah fikih yang berlaku. Kelompok KAST adalah kelompok yang hanya peduli pada ritual fisik semata, karena memang 'alamnya' gak suka diskusi masalah kebersihan hati, gerak hati, keikhlasan dan seterusnya, jadi sesungguhnya KAST ini materialistik juga (hehehehhe), maka getol banget menyerang pendapat-pendapat kelompok tasawuf.

Ibn Athaillah, Imam Al-Ghazali adalah guru-guru sufi yang mengambil jalan "aman" dengan tidak menyebutkan pengalaman-pengalaman spiritual mereka yang "tidak dapat dicerna nalar" (tasawuf sunni/amali)Menganjurkan kedisiplinan dalam ibadah dan pembersihan jiwa dan kalbu. Sedang Ibn Araby, Mansur al Hallaj, Abu Yazid Bustami adalah guru sufi yang terkenal liar dan berani mengungkapkan pengalaman spiritual yang fantastis (tasawuf falsafi) sehingga orang non Islampun terkagum-kagum pada pengungkapan "fantasi spiritual" beliau. Di dunia barat Ibn Araby memiliki pengagum yang banyak dan membentuk suatu komunitas sendiri www.ibnarabisociety.org
Bagi yang tidak faham maka Ibn Araby dicap telah keluar dari agama. Bagi yang faham pemahaman Ibn Araby sebagai tolok ukur pencapaian spiritual seorang penempuh jalan sufi. Meskipun dengan catatan keberaniannya menceritakan pengalaman spiritual akan berbanding lurus dengan cercaan dari sebagian kaum muslimin yang tidak faham akan kata-katanya. Namun Ibn Araby nampaknya tidak terlalu peduli dan lebih peduli kepada para pencari jalan spiritual dan mengenyangkan mereka dengan pengalaman spiritual beliau.

Rasulullah sendiri sangat sedikit menceritakan pengalaman spiritual semacam Isra' Mi'raj kecuali diperintahkan oleh Allah sendiri. Karena memang hal tersebut hanya dapat dicerna oleh keimanan dan kalbu yang bersih. Dan wilayah ini memang rawan untuk didebat dan pelecehan. Terutama bagi orang-orang penggemar materi dan duniawi, yang tolok ukurnya panca indra. Sebuah hadits menyebutkan kata-kata," Seandainya kalian tahu apa yang aku tahu maka niscaya engkau akan sedikit tertawa dan banyak menangis." Hal ini menunjukkan banyak hal yang Rasulullah sendiri yang tahu dan tidak semuanya diungkapkan kepada kita. Pengalaman spiritual dan batin Rasulullah ini pulalah yang tidak pernah tercatat dan tertulis kecuali yang diungkapkan sediri oleh beliau. Rasulullah hanya menunjukkan jalan untuk menempuh jalan spiritual dengan: sedikit makan, sedikit tertawa, sedikit tidur, menghidupkan malam, banyak berzikir, sholat malam, sholat dhuha, dll. Bagi penempuh jalan sufi amalan yang disebutkan Nabi SAW adalah disiplin yang harus dilalui oleh seorang penempuh jalan sufi menuju kepada Rabbnya.

Pengamalan ajaran tasawuf didasarkan pada pen-sari-an dari Al Quran dan Hadits. Mengapa Al Quran dan al Hadits perlu disarikan, bukanlah ia sudah sempurna? Benar, namun perlu dipahami bahwa sebagai manusia tanpa pembimbing seorang Nabi yang hidup ditengah2nya, maka tidak semua pengamalan ajaran itu sampai kepadanya secara utuh, hanya sebagian, meskipun Al Qurannya satu namun bagaimana kita saksikan sesama saudara saling caci dan saling bunuh. Bila diibaratkan maka Al Quran dan Sunnah adalah sebuah istana raksasa yang memiliki banyak pintu dan jendela. Ada pintu yang bisa dilewati apabila melewati pintu utama, bila tidak melewati pintu utama akan tertolak. Pintu utama itu sudah sering dilihat namun kebanyakan baru tahap berhayal telah melewatinya. Pintu utama itu adalah syahadat: suatu persaksian bahwa"Tuhan itu Hanya Allah (selain Allah bukan Tuhan)" dan pengakuan bahwa kita sampai digerbang ini karena bimbingan dari sang penghulu Nabi Muhammad Saw. Maka kita diijinkan masuk ke dalam istana tersebut.
Ternyata di dalamnya kita melihat suatu istana yang luar biasa megah dan memiliki banyak pintu, apa yang kita cari dibalik pintu-pintu ini, dan menuju kemana semuanya, maka Sang penghulu menunjukkan bahwa semua pintu tersebut menuju kepada Allah, dan kita dipersilahkan melewati pintu mana saja untuk menuju kepada Allah.

Pada perjalanannya, manusia-manusia yang lahir dan dipertemukan semasa beliau Saw masih terbimbing memasuki pintu-pintu ini, namun saat sang penghulu Saw meninggalkan dunia ini, banyak manusia bingung menggunakan peta petunjuk yang beliau tinggalkan. Maka lahirlah penghulu-penghulu baru. Penghulu-penghulu inipun ternyata tidak semuanya berkualifikasi baik, sebagian dari mereka belum mampu menunjukkan jalan yang dimaksud pada peta. Diambilnya jalan yang sama persis yang dilakukan oleh dirinya dan orang-orang sebelumnya, sehingga banyak yang merasa kepayahan melalui pintu yang ia lalui. Apabila penghulu baru ini faham kondisi seseorang maka tidaklah ia akan menyuruh si murid memasuki pintu tersebut. Karena Rasulullah sering memerintahkan seseorang untuk beramal berdasarkan potensi diri masing-masing. Di sini Allah menentukan kemana seorang melangkah, dan siapa-siapa yang ia temui, yang bersungguh-sungguh maka akan dibantu dengan apa  yang kita sebut hidayah.

Hadits riwayat Abu Hurairah ra. ia berkata: Nabi saw. pernah bersabda: Apabila salah seorang dari kalian menjadi imam, hendaknya mempercepat shalatnya, karena di belakangnya ada anak kecil, orang tua, orang lemah dan orang sakit. Bila shalat sendirian, ia boleh shalat sekehendak hatinya

Maka beberapa penghulupun mengambil suatu langkah yang paling sederhana yaitu: memulai langkah dari tobat, meninggalkan dosa, dan memperbaiki akhlak. Ternyata langkah tersebut membuat langkah mereka dimudahkan. Merekapun tidak takut tersesat karena semua bersesuaian seperti apa yang tercantum dalam peta petunjuk. Inilah ilustrasi tasawuf. Tidak ada hal baru yang diadakan dan ditiadakan, semua original, sesuai dengan petunjuk. Yang dituduhkan membuat baru adalah istilah yang diciptakan oleh orang lain. Dari istilah ini muncul tuduhan sebagai membuat hal baru. Naudzubillah mindzalik.

Sikap, sifat dan akhlak yang ditiru oleh mereka dari Nabi Muhammad Saw terdiri dari 3 tahapan:

1. Tazkiyatun nafs, atau yang dikenal dengan pensucian jiwa. Meninggalkan dosa dan bertobat. Tanpa melewati gerbang pertama ini seorang akan kacau dalam perjalanan hidupnya. Karena di dalam ajaran Islam, meninggalkan larangan, dosa, dan maksiat yang kecil maupun yang besar, mengenali dan menjauhi penyakit-penyakit hati seperti riya', sum'ah, ujub, hasad, dan sejenisnya, karena meninggalkan larangan adalah lebih utama daripada menjalankan ibadah. Berdasarkan hadits,"
“Apa-apa yang aku larang, maka jauhilah. Dan apa-apa yang aku perintahkan, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian, adalah banyak bertanya dan penyelisihan mereka terhadap nabi-nabi mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tazkiyatun nafs, dibangun dari 4 sendi:
a. Ibadah.
b. Mujahadah.
c. Riyadlat (riyadoh)
d. lillahita'ala.

2. Taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah). Pendekatan ini adalah tingkatan pengembangan dari tazkiyatun nafs. Dimana intensitas ibadah ditambah. Proses penambahan ini baru bisa dilaksanakan bila tazkiyatun nafs sudah bisa dilaksanakan secara istiqamah, bila belum mampu maka tidak dianjurkan menambahkan ibadah. namun lebih dianjurkan untuk bertobat. Orang yang sudah memasuki fase ini akan banyak zikirnya, banyak sholatnya, banyak doanya, dan tidak peduli dengan kesenangan jasmani.

3. Hudhur al qalb ma'a Allah. Memfokuskan diri kepada usaha untu merasakan kehadiran Allah. Pada saat Allah hadir dalam qalbu seorang hamba, maka hatinya akan diliputi oleh cahaya Allah, saat hati diliputi cahaya Allah, mereka merasa terpukau dan tidak mempedulikan keadaan sekelilingnya. Orang yang sudah melewati pintu terakhir ini adalah orang-orang yang perilakunya dikehendaki oleh Allah, dimudahkan dalam melaksanakan kewajiban, dimudahkan rezekinya sehingga hatinya tidak lagi berpaling, amalan, akhlaknya akan mendekati akhlak sang penghulu Nabi Muhammad Saw.

Suru-guru sufi dan penganut jalan spiritual tidak terlalu terpengaruh dan sebagian tidak merespon atau membalas dengan hujatan atau dengan emosional, karena hidup mereka tidak untuk mencari kemuliaan di mata manusia, hidup mereka hanya mereka serahkan dan tertuju kepada Allah semata. Kalau ada pengikuti tasawuf atau sufi yang senang berdebat berarti adalah seseorang yang mengaku-ngaku sufi. Karena orang tersebut belum melewati pintu pertama dan masih merasa dirinya benar. Dalam berdebat dikhawatirkan ada perasaan merasa benar, berharap kewibawaan di mata manusia yang jelas-jelas merupakan riya', dan riya' termasuk syirik kecil dan syrik apapun bentuknya adalah dosa besar tak berampun. Dan janganlan anda terpengaruh dengan turut menghujat ulama-ulama yang dikenal dalam tasawuf, khawatirnya nih di akhirat kelak amalan anda menjadi musnah, karena habis untuk mencaci ulama-ulama dalam tasawuf. Wahai fulan apa engkau kenal dengan Ibnu Araby? saya hanya mengenal hanya namanya dan prestasi buruknya....! Kemudian Ibnu Araby ditampakkan diwajah si fulan dengan seluruh amalan-amalannya yang bertolak belakang atas fitnah yang ditujukan kepadanya kemudian si pencela-pencela yang selama ini hanya mendengar dari fulan..fulan...fulan .....kemdian mengatakan ....Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).......seperti dikutip dalam surat Al Ahzab: yang terjadi hanya penyesalan....Akhirulkalam, jangan ikut-ikutan nyela orang yang diulamakan oleh kelompok lain karena mendengar dari anu si anu, tulisan si anu sama si anu kalau anda tidak bertemu langsung dengan orang-orang yang dicela tersebut, karena khawatirnya mereka dalam posisi yang benar. Jangan sampai (naudzubillah mindzalik) anda termasuk kelompok pencela yang akhirnya masuk dalam kelompok ini (ikut-ikutan menghujat tanpa pernah ketemu dengan ybs). Dalam isi sebuah hadits dari web tetangga:

عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَرْمِي رَجُلٌ رَجُلًا بِالْفُسُوقِ وَلَا يَرْمِيهِ بِالْكُفْرِ إِلَّا ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ
Dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu, beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah seseorang menuduh orang lain dengan kata fasiq, dan menuduhnya dengan kata kafir, kecuali tuduhan itu akan kembali kepada si penuduh jika orang yang tertuduh tidak seperti yang dituduhkan. [HR Bukhari]
“Tahanlah dari kalian (jangan menyerang) orang ahli La ilaha ilallah (yakni orang muslim) janganlah kalian mengkafirkan mereka karena suatu dosa” dalam riwayat lain “janganlah kalian mengeluarkan mereka dari Islam karena suatu perbuatan”, dari Abdullah bin Umar. (HR Ath Thabrahiy).

67. Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). 
68. Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar." 
69. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah. (Ah Ahzab)


Wallahualam

Wednesday, December 24, 2008

Rasa Di Makam Nabi

Duhai Nabi yang namanya aku sebut sepanjang pagi dan petang
Yang aku kagumi, ikuti, dan aku doakan tiada putus setiap hari
Kini aku berdiri di depan makammu
Aku tidak tahu harus bersikap apa
Aku tidak tahu harus mengatakan apa
Aku tidak tahu harus berdoa apa
Otak terasa beku
Mulut terasa kaku
Rasa yang tidak terdefinisi
Hanya air mata mengalir deras......

Duhai Nabi banyak orang mengingkari hingga menghujatmu
Namun itu tidak mengurangi kemuliaanmu
Bahkan berjuta-juta manusia mengikuti jalanmu
Setiap hari terus bertambah dan bertambah
Penghujatmu bahkan tidak mampu menarik satupun pengikut
Penghujatmu hanya menggetarkan para pengikutmu
Penghujatmu hanyalah laskar iblis yang membuat sedih pencintamu

Hari ini aku saksikan betapa mulianya dirimu
Semua ras manusia, hitam, putih, kuning, merah berkumpul
Semua manusia dari seluruh kalangan merindukanmu
Bersolawat kepadamu tiada putus
Menenggelamkan semua makian, cercaan dan hinaan kepadamu

Kebenaran itu tidak bisa disembunyikan
Kebenaran itu di depan mata ini
Kebenaran itu dibenarkan oleh hati dan jasad ini

Muhammad engkau kekasih kami sepanjang sejarah penciptaan manusia hingga di akhirat kelak

Duhai Allah ijinkan kami berkumpul dengan Nabi kami
Jangan pisahkan kami barang sejengkal juga
Ijinkan kami merasakan memeluknya duhai Allah Yang Memiliki Keadilan Yang Sempurna
Kami telah berpayah mengikuti NabiMu duhai Allah
tentunya Engkau akan ijinkan kami menemuinya, memeluknya, mengecup kedua pipinya sebagaimana para sahabat yang Engkau ijinkan hidup pada masanya duhai Allah pemiliki segala kekuasaan.

Ya Allah ijinkan kami mati dalam kerinduan untuk berjumpa denganMu dan NabiMu....amin

Tasawuf kami....(4)wihdatul wujud

Wihdatul wujud adalah suatu pemikiran sederhana tentang Allah sebagai Sang Awal dan Sang Akhir, yang Tunggal, Esa, tiada yang lain selain Dia. Sebelum Allah memulai menciptakan makhluk hanya Dia yang Awal. Tidak ada yang lain selain Dia. Ini adalah tauhid tertinggi. Apabila Allah menciptakan sesuatu tentunya semua materi bahan dan penamaan tentunya dari Allah sendiri karena Dia Sang Pencpta. Atau ada yang berani mengklaim api, cahaya, tanah, atau ada partikel sudah ada bersamaan dengan Allah????Naudzubillah min ndzalik. Tauhid tertinggi adalah hanya ada Dia, Sang Awal, Sang Akhir Allah, tidak ada partikel, debu, ion, atom, manusia, monyet,  materi lain selain Allah.

Jadi saat seorang mengatakan aku menemukan Allah dalam diriku, binatang, kotoran dan semua materi hanya menjelaskan ...innalilahi wainnailahi rajiun, itu berasal, diciptakan, dikreasikan, oleh, dari dan akan kembali kepada Allah! Semudah itu!. Perkataan ini adalah ringkasan dalam penjelasan di atas. Seorang yang sedang bertafakur kemudian menemukan bahwa dirinya berasal dari ketiadaan, kemudia di-adakan oleh Allah, akan tersadar bahwa dirinya adalah "bagian dari (kekuasaan) Allah". Terlalu ekstrim memang mengatakan bahwa diri kita adalah bagian dari Allah, tetapi apa boleh buat memang Dia Sang Awal dan Sang Akhir.

Tentu nalar orang yang berpikir materialistik akan aneh melihat bahwa Allah menciptakan zat menjiikkan bernama tahi, tapi itulah Dia..Allah..yang satu-satunya Pencipta yang mulia maupun yang hina. karena Dia satu-satunya!!!!!! Yang tidak mengakui konsep ini berarti malah harus berhati-hati. Konsep Allah berbeda dengan makhluknya sangatlah jelas dan gamblang tidak bisa/boleh diperdebatkan, bahkan para penganut tasawufpun menegaskan dengan sifat-sifat wajib bagi Allah yang 20 untuk menunjukkan hal ini
Mukhalafatu lil hawadits: Sifat Allah ini artinya adalah Allah berbeda dengan ciptaanNya. Itulah keistimewaan dan Keagungan Allah swt.
Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. “ (QS. Asy-Syura: 11). Namun dengan menyatakan bahwa Allah terpisah dengan ciptaanNya adalah konsep materialistik, karena menggunakan logika/bayangan/asumsi.

Wihdatul wujud Ibn Arabi berbeda dengan pengakuan firaun sebagai Tuhan. Wihdatul Ibn Arabi didasarkan pengetahuan tentang Allah, sedangkan firaun didasarkan penolakan tentang Allah itu sendiri.
Kesalahan fatal pada saat seorang mengatakan bahwa wihdatul wujud adalah menuhankan diri. Bagaimanapun meskipun wujud dari manifestasi kekuasaan Allah, manusia adalah makhluk/ciptaan yang diuji dengan kedhoifan-kedhoifan yang tidak membuat dirinya bisa bertindak sebagaimana ke Maha an Allah yang tinggal mengatakan :KUN maka jadilah! ...Jelas keliru memahami demikian.

Inipulalah yang melandasi bahwa Allah meliputi saya, kalian dan apa yang Ia ciptakan. Kita berada dalam Kekuasaan Allah, dan tidak berlaku sebaliknya. Dan kami tidak sedikitpun merasa terpisah, karena memang Dia Sang Awal dan Sang Akhir tidak ada yang terpisah dari Dia. Saat semua yang Allah ciptakan dimusnahkan kembali sebagaimana dulu ketidaannya, maka hanya Dia..Allah yang Maha Hidup, Yang Kekal, Yang Tunggal.

16. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,  (Qaaf)

3. Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 57:3)

Tasawuf kami ....(3)cara zikir

Zikir kami memang terkadang aneh, tapi apa dalil yang menghalangi kami melakukan itu. Zikir bukanlah hanya aktivitas lisan namun lebih kepada aktivitas seluruh tubuh. Allah tidak melarang bagaiaman cara kita berzikir, zikir bukanlah aktivitas ibadah yang geraknya memiliki rukun tertentu sebagaimana sholat atau tawaf. Ada orang zikir sambil menyetir mobil, ada orang berzikir sambil mengetik, ada yang berzikir sambil naik gunung, ada yang berzikir sambil makan pizza, ayam goreng, Maha Suci Allah yang menciptakan makanan enak dan indra perasa dan perangkatnya yang menyebabkan kita bisa merasakan kenikmatan ini....

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. 3:190)
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. 3:191)


Tapi mengapa ada yang merasa aneh saat kami berzikir dengan memutar tubuh, atau bergerak kanan kiri seperti orang kerasukan, apa mungkin setan bisa masuk saat kita meninggikan asma Allah? Tuduhan serupa sering dilemparkan kaum orientalis saat Nabi menerima wahyu dalam kondisi kejang karena demikian beratnya wahyu itu saat diterima. Ada yang menuduh Nabi menerima wahyu saat ayan, atau kerasukan setan, ada yang mengatakan Nabi orang gila. Jadi tuduhan terhadap pelaku zikir seperti orang kerasukan adalah tuduhan tak beralasan penuh kebencian, sebagaimana tuduhan kafirin terhadap Nabi SAW.

Kami memang tidak diberi ilham, wahyu, apalagi berdialog dengan Allah. Kami hanya diberi ide dan gagasan. Kami yakin ide dan gagasan bukan berasal dari diri kami, karena otak kami hanya sekumpulan sel yang bentuk isi dan volumenya mungkin sama dengan atau kurang dari seorang yang gila. Yang jelas gagasan dan ide ini berasal dari jiwa yang mengistirahatkan dirinya dari keinginan hawa nafsu dunia. Ide saat itulah yang kami tangkap dan kami wujudkan dalam kehidupan dan kami anggap sebagai petunjuk untuk melangkah. Dan kami yakin ide itu berasal dari Allah, karena kendaraan syetan dalam tubuh yaitu nafsu sudah kita tutup. Dan filternya jelas Quran, hadits.

Tasawuf kami....(2)

Tasawuf kami adalah pengistirahatan akal setelah menemukan Islam. Biarkan Allah yang mengaliri akal kita dengan cahayaNya. Aliran yang Insya Allah terbebas dari hawa nafsu dan syahwat dunia. Karena kami sadar bahwa akal kami memiliki jangkauan terbatas yang bahkan imajinasi kamipun tidak dapat melampau bintang terjauh yang dapat disaksikan teleskop, maupun benda terkecil yang dapat dilihat oleh mikroskop. Sebagai manusia kami sadar bahwa akal kita dibatasi oleh lingkungan tempat kami tinggal dan tumbuh.

Al Quran dan hadits bagi kami adalah jalan/koridor/jembatan penuntun kepada Allah, bukan tembok penjara melingkar yang menghalangi kita menuju kepadaNya.

Ayat-ayat Quran bagi kami bukan kumpulan pembatas langkah namun sebagai kapal penuntun dalam mengarungi kehidupan di dunia.

Kami berusaha meneguhkan apa yang dilakukan oleh Nabi, tapi kami juga mencoba menyelami saat Nabi SAW berada dalam sholatnya yang berjam2. Karena tidak ada satupun dalil menjelaskan apa yang dibaca oleh Nabi dan bagaimana kondisi kalbu Nabi dalam rentang waktu yang cukup lama tersebut.

Ibadah kami bukan sekedar gerak tubuh, gerak lisan, gerak akal, namun juga gerak hati dan gerak kalbu. Kelalaian kalbu berarti penghianatan sejati kepada Allah sebagaimana Allah tegaskan

4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (QS. 107:4)
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS. 107:5)

Dan bukankah ibadah dinilai dari niat? dan niat letaknya di dalam hati? Inilah titik yang kita selami niat, hati, qalbu, batin, suara hati, nurani, apapun dia namanya pada tempat inilah kita mencoba menyelami dan mengenal Rabb kami, dan terus membersihkannya agar cahayaNya tidak redup.

Saat dihadapkan pada uswah kita Muhammad SAW, kita dihadapkan kedhaifan dalam segala hal, kami sudah pasti tidak akan pernah dan bisa menyempurnakan ibadah kami mendekati Nabi kami, meskipun kami selalu berusaha, satu ibadah kita tegakkan dan sempurnakan ribuan ibadah lain terabaikan terus menerus berulang. Yang paling mengerikan adalah setan selalu mengatakan ..engkau sungguh mulia dibanding si A, si B, si C, lihat pakaianmu, lihat amalanmu, lihat tahajudmu, lihat bahasa arabmu, lihat hafalanmu, lihat semuanya menyebabkan engkau mulia disisi Allah dibanding yang lain. Perasaan berikutnya menyebabkan ibadah kami selalu mengedepankan kepada menjaga wibawa dan citra dimata manusia yang jelas-jelas merupakan syirik kecil.

Akhirnya hal itu membuat suatu kesadaran, kenapa tidak kita serahkan saja kepada Allah, beristighfarlah engkau kepada Allah, karena insya Allah ibadahmu akan selalu jauh dari sempurna, semakin keras engkau berusaha menyempurnakan ibadahmu semakin besar pula rasa ujubmu. Biarkan kepasrahan itu menghasilkan ibadah, biarkan sujud itu timbul dari kepasrahanmu sebagai hamba yang berlumur dosa, lalai dan bergelimang maksiat. Meski engkau merasa tidak pernah melihat kemaksiatan itu dari sisimu, niscaya engkau bukan makhluk yang sempurna. Biarkan zikir itu adalah pujian yang jujur dari apa yang engkau rasakan lebih dari sekedar syariat yang diajarkan. Biarkan sedekahmu keluar dari perasaan itu sekedar titipan dan lebih baik diberikan.

Tasawuf kami adalah serahkan, pasrahkan, dan biarkan Allah yang membimbing. Saat kami lalai dalam kebaikan, maka ibadah kami adalah tobat dan istighfar, saat kami gembira maka ibadah kami adalah sujud syukur, takbir dan hamdallah, saat kami didekati oleh Allah maka semua zikir kami tumpahkan bersama air mata, dan penyerahan.

Tasawuf kami adalah meletakkan akal, nafsu, syahwat, keinginan, ketakutan, kegelisahan, kekhawatiran dibelakang penyerahan total kepada ilahi Rabbi. Wallahualam

Monday, December 22, 2008

Tasawuf Kami.....

Tasawuf bagi kami adalah jalan menuju Allah dengan kepasrahan, pemfakiran diri, kelemahan amal, pendeknya akal. Kami tidak lagi menghitung jumlah kebaikan dan kesempurnaan amal dalam menuju Allah. Namun amal, kebaikan, dan ibadah kami adalah refleksi kedekatan kami dengan Allah. Pengkhidmatan kami, ibadah kami kepada Allah semata-mata mencari belas kasihan (ridho/rahmat) dari Allah. Karena bila dihitung amal ibadah kami tidak pernah bisa melampaui amal buruk. Hanya belas kasihan Allah yang menyebabkan kami tertolong dari kemurkaanNya.

Kami mengambil jalan ini karena terlalu banyak ajaran dan klaim yang mengaku paling benar. Membawa berderet nama manusia, gelar, institusi, dan keturunan. Padahal manusia adalah makhluk yang lemah, bagaimana mereka mengaku paling benar? Sehingga kami mengambil jalan "kepasrahaan dan biarkan Allah yang menunjukkan"

32. (Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Rabbmu Maha Luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu SUCI. Dialah Yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa. (QS. 53:32)

Rasulullah Muhammad SAW adalah guru sufi kami yang utama di antara seluruh manusia. Semakin kami berada dalam jalan yang lurus, maka semakin dekat perilaku kami dengan beliau SAW. Semakin kami jauh dari Allah semakin jauh perilaku kami dari Nabi SAW.

Tasawuf dan sufi tidak dikenal dan diajarkan oleh Nabi, seperti pula tidak ada mazhab pada jaman Nabi. Sufi adalah usaha aktif seorang hamba untuk meniadakan eksistensi dirinya yang merupakan entitas hasil karya Sang Maha Kuasa.

Kami tidak menyembah dan meminta kepada kuburan, kubur adalah pengingat bagi kami bahwa kami akan menjadi calon penghuninya.

Kami hanya taqlid buta kepada Muhammad SAW, tidak taqlid kepada satu guru dari kalangan manusia selain beliau.

Guru kami hanyalah manusia yang menjadi corong Allah untuk berbicara kepada kami, dan meluruskan jalan kami. Karena kami bukan kalangan Nabi yang dapat berinteraksi langsung dengan Allah SWT.

Guru dan murid tidak menunjukkan perbedaan ketakwaan, karena guru hanyalah orang yang lebih dahulu tahu dibanding murid, tahu belum tentu mengamalkan. Tingkat ketakwaan dan keimanan kami pasrahkan kepada Allah SWT.

Tasawuf bukan berarti meninggalkan dunia, karena kita hidup di dalamnya. Kami mengambil dunia sesuai dengan fitrah kami dan tidak menjadikannya tujuan kami. Seandainya kami dilimpahi isi dunia, maka kami terima dan gunakan sebagaimana Nabi dan sahabat menggunakanan. Seandainya kami tidak diberi kami juga menerima dan berbuat seperti Nabi dan sahabat menerima.

Tasawuf bagi kami hanyalah sekedar nama jalan yang diberikan oleh manusia karena demikian banyak jalan menuju kepadaNya, sedangkan Allah tetap menjadi tujuan kami, dan ajaran Nabi Muhammad SAW adalah koridor kami untuk kembali kepada Nya.

Tidak semua tasawuf dan sufi bersih dari penyimpangan, namun juga tidak semua menyimpang. Jangan memukul rata semua tasawuf dan sufi sebagai sesuatu yang menyimpang. Sebagaimana penyimpangan pada umat Nabiyullah Muhammad bukan berarti Nabi Muhammad SAW mengajarkan penyimpangan. Kita tidak bisa menjadi hakim yang adil, mari kita serahkan kepada Allah dan melihat kebenaran itu nanti di Padang Masyar........ maka janganlah kamu mengatakan dirimu SUCI. Dialah Yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa. (QS. 53:32). Wallahualam

Saturday, December 20, 2008

Haji Ibadah Penuh Misteri

Haji rukun Islam yang ke 5. Ibadah yang penuh tantangan dan petualangan fisik, mental, spiritual. Dia memanggil orang-orang yang dikehendaki. Yang jelas Allah mengundang semua lapisan manusia, yang baik, yang bejat, yang kaya, yang miskin. Yang baik biar semakin kuat keimanannya, yang bejat supaya insyaf, yang kaya semakin banyak berbagi, yang miskin supaya semakin tawakal. Namun yang mengherankan adalah saya banyak menemui dari golongan miskin dan pendidikan rendah. Artinya bagi saya pribadi, menunjukkan kecintaan Allah kepada golongan ini. Petani, nelayan, pengusaha kecil, pegawai biasa banyak sekali dari golongan ini dibanding direktur dan pengusaha yang lebih kuat secara finansial (ke haji plus mungkin yah).

Haji ibadah yang membalikkan logika. Harus disertai kepasrahan dan positif thinking selalu.
Haji harus dipahami sebagai undangan dan jamuan dari Allah, supaya kita merasa istimewa dan datang dengan penuh kehinaan dan penghambaan.
Haji bukanlah sekedar pengguguran kewajiban, tetapi dia adalah suatu monumen spiritual bagi kaum muslimin.

Di dalam haji ujian juga tidak sedikit, terutama hati yang kotor biasanya selalu mengeluh dan mencela.
Saat engkau diuji dengan sesuatu yang tidak mengenakkan banyaklah istighfar.
Saat engkau diuji dengan sesuatu yang menyenangkan banyaklah bertakbir dan membaca hamdallah.
Janganlah kebiasaan buruk engkau bawa ke tanah suci, tahan pikiran, ucapan, dan imajinasi burukmu, meski engkau tidak berpuasa.
Apabila melihat keburukan mintakanlah ampun kepada kaum muslimin dan muslimat, apabila melihat kebaikan sesungguhnya Allah tengah menunjukkan kebesaranNya.

10 Tantangan yang menghalangi Orang untuk Menunaikan Ibadah Haji
1. Merasa kurang harta.
2. Merasa lemah fisik.
3. Merasa belum dipanggil.
4. Pekerjaan tidak dapat ditinggalkan.
5. Tidak dapat ijin kantor.
6. Anak tidak ada yang menjaga.
7. Masih terlalu muda.
8. Mencari momen yang pas.
9. Merasa belum siap.
10. Merasa masih banyak dosa.

Syaitan mampu bermain di kata," orang yang sanggup......atau orang yang mampu" dengan ganjalan seperti di atas. Padahal sahabat dan ulama sepakat akan kerasnya sangsi tidak menunaikan haji tanpa halangan yang berarti.

Allah SWT berfirman, "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah..." (Ali 'lmran: 97).

Kandungan Bab:

  1. Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, atau melaksanakan haji tidak mengharap pahala dan tidak takut tertimpa adzab, maka ia kafir. Ibnu Katsir berkata dalam Tafsiir al-Qur'aan al-'Azhiim (I/394), "Ibnu 'Abbas, Mujahid dan ulama lainnya mengatakan: 'Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka ia telah kafir dan Allah tidak butuh kepadanya'."
  2. Barangsiapa sanggup mengerjakan haji, maka ia tidak boleh menundanya. Dari 'Umar bin al-Khaththab ra, ia berkata, "Barangsiapa mampu menunaikan haji, namun ia tidak menunaikannya, maka sama saja baginya mati sebagai Yahudi ataupun Nashrani," (Shahih, HR Ibnu Katsir dalam Tafsiir al-Qur'aan al-'Azhiim [I/394])
http://alislamu.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1697&Itemid=67

Buat teman-teman yang sering ke luar negeri, yang memiliki rumah, mobil dan aset yang nilainya jauh di atas ONH agar waspada dan hati-hati terhadap godaan-godaan yang menghalangi kita untuk berhaji.

Monday, October 20, 2008

Kedasyatan Al Quran (2)

Seorang teman sebutlah Pak Tono, adalah orang yang lugas dan tidak suka basa-basi. Ia kerja di salah satu perusahaan multinasional. Logatnya yang beraksen jawa kental selalu nampak dalam setiap percakapannya. Pak Tono sudah lama berkeinginan menjadi seorang penghapal Quran. Dimulai dengan berguru dengan guru-guru yang memang memiliki keahlian tersebut. Sebelumnya Pak Tono adalah jama'ah biasa di Masjid. Namun dengan kemampuannya menghafal beliau menjadi substitute Imam. Yang paling mengejutkan adalah kemampuan orasinya yang meningkat drastis. Pada saat beliau mengisi acara dialog, saya tidak menyangka beliau menyampaikan materi dengan sangat runut dan sistematis, enak didengar, berbeda dengan cara dialognya sehari2 yang to the point, tegas, lugas, tidak menarik. Akhirnya beliau sering didaulat untuk mengisi acara ceramah, namun beliau beliau belum percaya diri untuk menjadi imam sholat jumat.

Dari sini saya kembali dapat mengambil pelajaran, bagaimana Al-Quran dapat merubah tampilan dan cara bertutur seseorang, tanpa harus ada usaha sedikitpun dari yang bersangkutan untuk belajar orasi, teori pidato dll. Allahlah yang membimbing dan menunjuki. Wallahualam

Allah Tidak Butuh Dilayani

Dalam konsep agama-agama tertentu, konsep melayani Tuhan adalah suatu kemuliaan dan kehormatan. Namun dalam konsep Islam, Allah dengan tegas menyatakan bahwa Dia lah yang menciptakan dan melayani manusia. Perintahnya adalah jelas, bukan untuk menambah kemuliaan atau ketaatan, namun menguji ciptaanNya apakah patuh atau tidak dengan skenario yang super rumit bernama kehidupan.

“Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluq-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi.” (QS. Al-Baqarah: 255)

Demikian dengan tegas Allah menyatakan bahwa Ia tidak pernah mengantuk dan tidur, dan terus menerus melayani makhluknya. Kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah sederhana, seberapa patuh seseorang kepadaNya dialah yang akan mendapat tempat yang paling tinggi disisinya.


Allah dengan tegas juga menyatakan bahwa ketaatan dan kekufuran tidak menambah atau mengurangi kekuasaanNya.

Dari Abu Dzarr al-Ghifari r.a. dari Nabi Saw. bahwa Allah Azza wajalla berfirman, “Wahai hambaKu, andai seluruh orang pertama dan terakhir kalian, manusia dan jin kalian menjadi seperti paling bertakwa hatinya seorang lelaki di antara kalian maka hal itu tidak menambah sedikitpun kekuasaanKu. Wahai para hambaKu, andai seluruh orang pertama dan terakhir kalian, manusia dan jin kalian menjadi seperti paling jeleknya hati seorang lelaki di antara kalian maka hal itu tidak mengurangi sedikitpun kekuasaanKu…” H.R. Muslim. Lihat Hadits Arbain nomor 24.

http://al-haromain.org/index.php?itemid=38

Jadi apa inti dari kepatuhan dan ketaatan?

Allah berfirman, “Ini adalah termasuk anugerah Tuhanku agar dia menguji apakah aku bersyukur ataukah kufur. Dan barangsiapa yang bersyukur maka itu untuk dirinya sendiri dan barang siapa kufur maka sesungguhnya Allah Maha Kaya Maha Mulia.” (Q.S. an-Nahl: 40)

Kepatuhan dan ketaatan kepada Allah membuat Allah senang, senang ini sering kita sebut dengan ridlo, Allah ridlo berarti Allah menyenangi perbuatan kita. Bukan karena ada sesuatu yang bertambah dalam kerajaan Allah, tapi karena makhlukNya berjalan sesuai yang dikehendaki meski telah diuji.

Ternyata ketaatan, pengkhidmatan, ibadah kita adalah untuk kita sendiri, kenikmatan dunia paling puncak bukanlah apa-apa dibanding dengan kenikmatan yang akan kita peroleh kelak karena taat dan patuh kepada Allah.
Kita diciptakan dari ketiadaan, diberi indra untuk menikmati hidup di dunia, tetapi itu semua belum seberapa dibanding balasan di akhirat kelak. Wallahualam.

Sunday, October 12, 2008

Kedasyatan Al Quran (1)

Kata-kata tidaklah berarti tanpa pengalaman nyata. Ini adalah sekelumit cerita tentang bagaimana Al-Quran yang diamalkan membawa kekuatan bagi pengamalnya.

Suatu hari anak tetangga dengan wajah ketakutan datang ke rumah. Si anak mengatakan kalo ibunya sedang kerasukan. Di tempat itu sudah berkumpul banyak tetangga yang lain, Al-Quran dan banyak doa sudah dibacakan, namun ternyata tidak ada yang berarti. Si ibu yang kerasukan ini malah menertawakan, gak mempan gak mempan, 5 orang memegangi si ibu yang terus meronta2 dan ketawa2. Akhirnya kita semua dibuat frustasi. Orang pintar dan dukunpun didatangkan, sebetulnya saya pribadi tidak sepakat, namun karena kewalahannya keluarga dan tetangga akhirnya jalan tersebut di tempuh. Namun hingga pagi hari hasilnya nol

Akhirnya seorang kawan yang kebetulan mengenal seorang imam mesjid penghafal Quran, menyarankan memanggil beliau. Saya menjemput sang imam dengan prasangka, surat apalagi yang mau dibaca, wong kita sudah hampir bacakan semua surat tidak mempan. Saat sang imam datang beliau mengisaratkan sang ibu ditutup mukanya dengan mukena. beliau menggunakan sejadah menahan kaki si ibu dan kemudian menusukkan kayu ke titik refleksi jantung, sambil membaca taawudz. Yang luar biasa adalah baru sang imam membaca taawudz si ibu berteriak tertahan. Badanya tidak meronta-ronta seperti kita kemarin. Si ibu tidak dipegang oleh siapa2 namun seakan2 tubuhnya terkunci. Itu baru baca taawudz, baru akhir surat alfatihah si ibu udah memohon ampun, dan terjadilah dialog. yang intinya si jin adalah yahudi, yang kemudian diminta masuk Islam, dan dia mau membaca syahadat, wallahualam. Intinya si jin keluar dalam waktu hanya sekitar 20 menit, dan tidak kembali lagi.

Dari sini bisa kita lihat, al Quran yang dibaca oleh orang yang bukan pengamal 'bacaan quran" menjadi sebuah senjata tumpul. Namun saat dibaca oleh pengamal maka dia ibarat senjata dasyat yang siap menghantam apa saja.

Thursday, September 18, 2008

Allah memperkenalkan diriNya dalam Matematika

Dalam istilah matematika dikenal term infinity dengan lambang ~
Ada yang menyebut Allah sebagai Zat Yang Tak Terbatas
Kalau tidak ada yang menyebutnya demikian maka saya yang menyebutnya.

Jadi Allah mengenalkan dirinya dalam matematika dengan lambang ~

Dalam matematika bilangan berapapun itu saya anggap sebagai entitas-entitas ciptaan Allah. Anggaplah manusia pertama Nabi Adam dikasih label 1 maka saya sebutlah nomer 1294902341231231.

Dibandingkan dengan semua bilangan maka ~ adalah di atas semua bilangan, tidak ada definisi yang melampaui ~ jadi misalnya saya mengalikan 2 dengan ~ maka ia tetap ~, saya mengalikan ~ dengan ~ maka tetap ~. Jadi ini saya anggap sifat mutlak dari ~ bahwa Dia tidak ada yang menyaingi.

Sebuah bilangan dibagi dengan 0 adalah ~
Saya terjemahkan menjadi bentuk perkalian, ~ x 0 adalah sebuah bilangan, artinya entitas entitas ini ada karena ada peran ~.

Semua entitas dibandingkan dengan ~ adalah nol
Semua makhluk itu seberapapun besarnya dia jika dibandingkan dengan ~ maka yang adalah bukan apa-apa.

9. 0 dibagi 0 adalah tidak ada definisinya alias undefine. Artinya tidak ada ruang untuk ketiadaan sama sekali. Menunjukkan bahwa ia ada, ketiadaan sama sekali itu tidak mungkin dan disebut sebagai tidak terdefinisi.

10. Allah meliputi semuanya,
1,991~ = 2
1,981~ = 1,9 dst
Bahwa bilangan itu ada karena ada karena disusun dari ~


Wallahualam. Maha Suci Allah Maha Infinity dari persangkaan hambaNya.

Math resource: http://www.math.utah.edu/~pa/math/0by0.html

Hikmah Sholat Berjamaah

Sholat berjamaah sangat dianjurkan dan mendekati wajib bagi sebagian ulama, apa sesungguhnya hikmah dibalik itu.

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, `Sungguh aku punya keinginan untuk memerintahkan shalat dan didirikan, lalu aku memerintahkan satu orang untuk jadi imam. Kemudian pergi bersamaku dengan beberapa orang membawa seikat kayu bakar menuju ke suatu kaum yang tidak ikut menghadiri shalat dan aku bakar rumah-rumah mereka dengan api." (HR Bukhari 644, 657, 2420, 7224. Muslim 651 dan lafaz hadits ini darinya).

Ini adalah sekelumit pengalaman pribadi:
Suatu saat hati lagi suntuk dan gak karuan saya pergi ke mesjid. Biasa berlogika dengan ayat jadikanlah sabar dan sholatmu sebagai penolongmu. Pas sholat biasa saja, boro-boro penyerahan, atau metode yang diajarkan oleh Ustadz Abu, sholat sambil nglantur ke masalah. Tapi sehabis sholat saya merasakan suatu hal yang belum pernah saya alami, saya dititipi perasaan gembira, senang tidak terkira sampai saya merinding dan menangis saking senangnya, dibalik perasaan senang ada lagi perasaan haru dan terimakasih kepada Allah karena suasana hati saya dibalik sedemikian rupa tanpa bisa dijelaskan secara logika. Saya bolak balik sujud sukur dan menangis karena pemberian itu. Ternyata saya dapat hikmah dari sholat berjamaah saat itu, yang ini berdasar asumsi saja, ada orang soleh diantara jamaah yang khusyu dan pancarannya menerpa diri saya, jadi kerapatan shaf juga mempengaruhi transfer ini. Wallahualam



Malaikat Ternyata Tidak Bisa Membaca Hati

...............
Kemudian malaikat Hafazah itu naik lagi dengan membawa amal hambayakni shalat, puasa, zakat, haji, umrah, akhlak yang baik dan muliaserta zikir pada Allah. Amalan itu diiringi malaikat ke langitketujuh hingga melintasi hijab-hijab dan sampailah ke hadirat AllahSWT.Semua malaikat berdiri di hadapan Allah dan semua menyaksikanamalan itu sebagai amalan soleh yang betul-betul ikhlas untuk Allah.Tetapi firman Tuhan,”Hafazah sekalian, pencatat amal hamba-Ku, Akuadalah pemilik hatinya dan Aku lebih mengetahui apa yangdimaksudkan oleh hamba-Ku ini dengan amalannya. Dia tidak ikhlaspada-Ku dengan amalannya. Dia menipu orang lain, menipu kamu(malaikat Hafazah) tetapi tidak bisa menipu Aku. Aku adalah MahaMengetahui.”...........

Ini adalah kutipan hadits tentang antara Allah dan Malaikat Hafazah saya potong dari sumbernya di
http://abuhaydar.wordpress.com/2008/01/18/dialaog-tentang-amal/

Malaikat ternyata tidak mengetahui amalan hati seorang hamba. Masya Allah. Dengan tugas sebagai pencatat amal baik dan buruk ternyata malaikat hanya diberi kemampuan mencatat apa yang terlihat bukan yang tersembunyi dalam hati. Betapa besarnya pengaruh kesertaan hati dalam setiap ibadah yang kita lakukan.

Jenjang Keimanan



1. Menolak keberadaan Allah

2. Meyakini dan mengakui adanya Allah.

3. Meyakini dan mengakui kebenaran Islam.

4. Meyakini dan mengakui semua yang wajib diimani dalam Islam: Nabi, Kitab, Malaikat, Surga/Neraka, Ketetapan, dll.

5. Menjalani hidup yang dilandasi keimanan.

6. Menyerahkan/pasrah total kepada Allah dengan rambu kepahaman akan ajaran.

Karakter keimanan tahap 1:
Orang-orang yang menolak bisikan hati nurani. Sebagaimana Firaun. Hari ini mereka menyebut dirinya sebagai atheis.
Menentang habis-habisan keberadaan Allah.
Menistakan Allah dan orang-orang yang mengakuiNya.

Karakter keimanan tahap 2:
Membenarkan akan adanya Allah dalam pikiran dan hati, namun belum tunduk kepada aturan pengabdian kepadaNya.
Masih suka bergerak bebas tanpa aturan yang membelenggu. Bisa disebut orang kafir atau musrikin.

Karakter keimanan tahap 3:
Anak-anak yang lahir dalam lingkungan Islam.
Melaksanakan sesuatu karena takut. Takut dimarahin orangtua, guru, gak dapet nilai.
Landasan melakukan sesuatu hanya karena reward dan punishment.
Ibadah masih dilandasi pencapaian dunia, ketenaran, harta, pangkat, jabatan dll (riya).
Bisa lebih buruk dari tipe 1 apabila terus menerus terfokus kepada selain Allah, karena menjatuhkan diri kepada kemusryikan ataupun kemunafikan.

Karakter keimanan tahap 4:
Yakin dan mengimani keberadaan Allah, Nabi, Kitab dan ajarannya sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Berpikir dan bertindak sistematis sebagaimana tertulis dalam Quran.
Menggunakan akal dan logika untuk menggapai Allah.
Masih sering stress menghadapi masalah hidup karena masih bersandar pada pikiran.

Karakter keimanan tahap 5:
Orang yang selalu yakin dengan pertolongan dan campur tangan Allah dalam kehidupan.
Pikirannya hanya terfokus kepada peribadatan kepada Allah.
Orang yang sudah mampu menyeimbangkan zikir, pikir, laku dalam keseharian.
Orang yang santai dalam menghadapi hidup dengan ketekunan beribadah kepada Allah.
Orang yang sudah melibatkan hati dalam mengenal Allah, meski masih diuji oleh Allah dengan beban hidup, kebimbangan, sampai waktu tertentu seandainya dia sabar maka orang ini akan masuk ke karakter keimanan tahap 5.

Karakter keimanan tahap 6:
Para Nabi dan orang terpilih yang didekatkan oleh Allah.
Orang-orang pilihan ini tidak serta merta dipilih, tapi karena dalam tahap tertentu mereka telah mampu memasuki tahapan ke 4 dengan cepat dan kesabaran menghadapi ujian dari Allah.
Orang-orang yang masuk katagori ini sudah tidak berpikir tentang dunia, keberadaannya di dunia ibarat jantung bagi tubuh, Allah yang menggerakkan, mengatur ritme dan mematikan. Orang dalam kelompok ini hampir2 tidak kita temukan dalam kehidupan saat ini.
Orang yang didekatkan atau dalam istilah AlQuran Muqarrabun.

Karakter keimanan memang fluktuatif, bisa jadi seorang dengan keimanan tahap 4 turun ke tahap 1 saat diuji oleh Allah, namun biasanya kalau sudah tahap 4 dia akan cepat kembali. Dalam iman tahap 5 pun ada yang turun ke tahap yang dibawahnya namun sangat cepat ditarik kembali oleh Allah. Mis: kisah Nabi Yunus.

Tuesday, September 09, 2008

God Spot, Titik Ikhlas, Titik Pasrah, Titik Khusyu, Ruang Dialog dengan Tuhan

Menemukan Tuhan adalah kegiatan termudah sekaligus tersulit dari seorang hamba. Seorang anak manusia yang lahir ke dunia seakan terkena amnesia. Inilah letaknya ujian. Pada diri seorang manusia sesungguhnya telah dibekali dengan benih keimanan,

172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (Al-A'raaf , 7:172)


namun ada yang memelihara benih ini, ada yang berusaha keras mempertahankannya, ada yang sengaja membunuhnya. Pada saat seorang manusia berada dalam titik Tuhan maka ia akan melihat kebenaran dan jalan yang terang benderang

179. Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A'raaf, 7:179)


Bagi pencari-pencari Tuhan usaha yang tak kenal lelah terus dilakukan untuk dapat menjangkau Tuhan. Saya menggunakan istilah Tuhan yang lebih Indonesia karena dalam kaidah berbahasa istilah ini masih mengkerucut kepada Sang Pencipta. Tuhan bersifat universal bagi semua agama, oleh karenanya semua yang merasa diciptakan berhak untuk menemuinya. Menemukan Tuhan ibarat menyusun kepingan puzzle yang berserak di pelosok jagad. Yang tentu hampir tidak mungkin dilakukan oleh seorang anak manusia melainkan dengan pertolongan Tuhan sendiri. Namun pada tahapan ini banyak orang yang merasa bahwa ia menemukan Tuhan karena usahanya sendiri.

Untuk menemui Sang Pencipta sesungguhnya sangat mudah, ia kita temukan dalam semua kondisi dan situasi, hanya terkadang definisi yang telah tertanam sejak kecil, ilmu-ilmu yang tercampur baur mengaburkan dan menjauhkan seorang hamba dari Tuhannya.

Simulasi menemukan Tuhan yang paling gampang adalah, asumsikan diri anda adalah sebuah penumpang sebuah pesawat yang meluncur akan menghunjam bumi. Maka dititik ini semua hal yang kita kejar di dunia akan sirna dan yang kita sebut adalah nama Tuhan. Utang, orang-orang yang dicintai, aset, rumah, mobil, jabatan, nafsu makan, syahwat, rasa sakit, rasa senang semua sirna pada titik ini, nama Tuhanlah yang dipanggil dan disebut. Pada kondisi ini sebenarnya manusia dipaksa pada titik God Spot, titik ikhlas, khusyu, dan posisi antara hamba dengan Tuhan sangat jelas. Bagi yang mencintai dunia maka yang ada adalah rasa takut, takut akan kematian, takut akan siksa, takut meninggalkan kesenangan2 hidupnya. Sebagian yang lain merasa pasrah, dia sadar dia tidak mampu mengendalikan semuanya. Ia akan berdoa kepada Tuhannya untuk diselamatkan kalau diijinkan, atau seandainya nyawanya dicabut dia dalam keadaan mengingat Tuhannya.
65. Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan ikhlas kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah) (Al-'Ankabuut 29:65)

Ya, titik Tuhan, titik ikhlas, titik pasrah ini pernah kita alami, hanya tergantung kepada individu tentang mensikapi kondisi tersebut. Apabila seorang manusia mampu masuk ke dalam kondisi ini maka sesungguhnya dia dalam kondisi siap berdialog dengan Tuhannya. Dan respon dari Tuhannyapun mampu ia pahami dan terapkan. Ruang dialog ini terbebas dari hawa nafsu, keinginan, pamrih, pengharapan, kesedihan, dan sejenisnya. Disini hanyalah ruang tempat penyerahan diri sebagai hamba tak berdaya, dan pengakuan bahwa Dia Sang Penggenggam nyawa. Pada titik inilah Islam yang membedakan dengan agama-agama lainnya. Pada titik ini seorang muslim disuruh memurnikan dan meniadakan bentuk-bentuk dan gambaran fisik tentang Tuhan. Sedangkan agama lain telah tereliminir dengan Tuhan-tuhan mereka yang dinampakkan secara fisik. Seorang muslim yang mencapai titik ini maka yang ada hanya satu kondisi yaitu rendah yang serendahnya hingga ia merasa bukan apa-apa bahkan menghilang. Kondisi ini harus dilakukan dengan sadar. Ruang ini adalah tempat dimana seorang manusia akan ditunjukkan jalan yang harus ditempuh, bukan hanya melalui kesadaran dalam berpikir, tapi skenario-skenario yang terjadi disekelilingnya sangat mudah terbaca dan mendukung langkahnya. Dalam titik ini pula iblis telah membuat statement tidak akan menggoda:

82. Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, 83. kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (urat Shaad.38)


HALANGAN-HALANGAN MENUJU KHUSYU
1. Dominasi akal yang meliputi:
keinginan selalu mendebat, berlogika, sensor indra, asumsi, teori, hayalan, memori panjang-pendek. Saat orang ingin menuju khusyu maka tahapan pertama adalah menghilangkan semua rangsangan, teori, respon, pengharapan, trauma, kesenangan, kegelisahan dari dan untuk dirinya. Artinya dia ingin menuju suatu titik dimana respon luar tidak diperlukan.
2. Pengharapan paling dalam: ingin dimuliakan, sederajat Nabi, ingin diampuni, ingin dibalas surga, juga harus dilewati. Meskipun itu nampak wajar, tingkatan ini sudah mendekati titik ke Tuhanan, namun ibaratnya masih seperti menggunakan alat telekomunikasi, masih pakai alat.
3. Membayangkan sensasi-sensasi. Sensasi memang bisa didapat oleh seorang yang khusyu, tapi membayangkan sensasi malah bisa jadi mengarahkan kepada halusinasi ataupun gangguan setan, mis: menunggu getaran, menunggu cahaya berkilatan, menunggu terbang dll. Semua bisa jadi dirasakan tetapi tidak untuk ditunggu. Masing-masing orang memiliki difinisi khusyu masing-masing. Jadi tidak bisa dipukul rata. Yang paling sering adalah bulu kuduk dan kulit meremang, dan tiba-tiba menangis.
4. Kegundahan hati: marah, kesal, dengki, syahwat, sakit hati, kecewa, takut, malu. Adalah halangan yang paling sulit disingkirkan karena merupakan penyakit hati yang telah menempel. Sehingga sering ritual ibadah dicemari dengan kondisi hati ini.
5. Ketinggian hati/kesombongan: orang-orang yang dititipi Allah dengan ilmu dan harta maupun usia akan sangat berat saat dia melihat orang di sekitarnya tidak seperti dirinya. Posisi ini sama saat Adam diciptakan, iblis merasa pongah karena kelebihannya. Misalnya saya diberi amanah oleh Allah dengan bacaan Quran yang banyak. Pada saat amanah ini jadi kebanggaan dan meremehkan orang lain yang lebih sedikit bacaannya maka akan menjadi bumerang, bukan menjadi kemaslahatan bagi diri.

APA DAN BAGAIMANA SETELAH KHUSYU?
Kondisi ini memang sangat tergantung dari masing2 pelaku, yang paling mudah adalah hilangnya sifat dan wujud diri yang sering disebut sang aku, si aku , wahyu. Ruang dialog ini juga bersifat timbul tenggelam/besar kecil tergantung dari latihan, kepasrahan, dan kewaspadaan dari pelaku. Saat ini kita sampaikan semua unek-unek dan pengharapan. Berdoa sebagai pemula biasanya mendahulukan ritual doa secara urut dan tekstual sebelum tahapan tahapan khusyu tercapai. Bahayanya adalah hawa nafsu lebih dominan, si aku mendikte Sang Kuasa untuk memenuhi syahwat. Namun sah-sah saja, latihan terus menerus akan membawa manusia menuju ke tingkat yang lebih benar dan bijak.

APA YANG DIDAPAT DENGAN KHUSYU?
1. Ketenangan, santai, relax meskipun dalam kondisi yang membuat stress. Banyak utang, tagihan, kebutuhan, beban kerja, dll. Dalam kondisi khusyu masalah ini dianggap sebagai 'paket titipan' dari Allah yang sedang didiskusikan kepada Allah. Sebagai hamba yang penuh keterbatasan hendaknya menyerahkan kembali urusannya kepada Allah. Argumen bahwa kita telah diberi otak untuk menyelesaikan urusan dunia, hanya akan membawa kita ke tingkat stress yang lebih tinggi. Memang benar diberi otak, namun setelah pemecahannya adalah tetap melalui proses dialog.
2. Ide dan gagasan. Setelah berdialog pikiran akan dipenuhi oleh ide dan kreativitas. Tinggal kita menyambutnya dengan kerja dan ketekunan mewujudkan gagasan tersebut. Ide dan gagasan bukan bersumber dari otak kita, ini patut dicatat, dia datang dan pergi sesuai dengan keputusan dan ketetapan Allah. Sel otak Eistein tidak lebih banyak atau berbeda dengan sel otak kebanyakan manusia yang membedakan adalah Einstein sudah ditetapkan untuk dititipi amanah oleh Allah untuk memecahkan teori relatitivitas.
3. Penyelesaian masalah dari arah yang tidak terduga. Kurang lebih sama dengan ide. Tiba-tiba ada orang mengantar ini itu, tiba-tiba ada yang menawari pekerjaan, tiba-tiba ada yang ngasih uang, tiba-tiba datang jodoh dst..dst.... Sebaliknya niat yang dilandasi nafsu hanya akan menimbulkan keserakahan, kedengkian, stress, dan sederet kemaksiatan lain. Contohnya telah banyak
4. Pikiran, sikap, dan perilaku yang terjaga. Giat dalam ibadah dan menolak segala bentuk kemaksiatan. Merasa khusyu atau tertipu khusyu dapat dilihat dari apakah kita jadi seorang ahli ibadah, gemar membaca Quran, menjaga mata dari kemaksiatan. Mengurangi kegiatan yang halal namun memalingkan dari Allah, atau masih tetap saja?
Apabila tidak ada perubahan dalam sikap keseharian maka sesungguhnya khusyu yang kita rasakan baru tahap imajinasi atau merasa namun belum menggapai khusyu sesungguhnya.
5. Diberi naluri dan ketajaman dalam bertindak dan bersikap. Diberi rasa ragu apabila langkah tersebut tidak baik untuk dirinya, diberi kemantapan apabila itu jalan yang harus dilalui.

Monday, September 08, 2008

Doa Diujung Asa

Ribuan doa telah kita panjatkan, namun seringkali responnya tidak seperti yang kita harapkan. Pernah saya katakan bahwa doa pasti dikabulkan, namun Allah Sang Maha Tahu dan Maha Pengatur sedang menjalankan ketentuan dan ketetapannya. Saya ambil contoh ya Allah hancurkan orang kafir, maka tidak serta merta orang kafir itu musnah di seluruh jagat. Jelas2 ini mengacaukan kehidupan di dunia. Tanpa dimintapun ketentuan tentang orang kafir ini akan berlaku, baik di dunia maupun akhirat. Karena kita memang serba terbatas dalam pengetahuan tentang kehidupan maupun sebab-akibat dari doa yang kita panjatkan makanya kita diminta untuk terus berserah diri.

Maksud dari Doa Putus Asa artinya doa-doa yang sering saya baca apabila mendapatkan tekanan luar biasa sehingga akal ini tidak mampu berpikir. Karena memang sudah putus asa maka redaksinyapun 'semi mengancam' Allah, tentunya dalam arti yang positif. Beberapa yang pernah saya panjatkan adalah sbb (adab doa lebih baik dilaksanakan seperti sholat sunnah hajat, hamdallah, shalawat) dan hasilnya Alhamdulillah sukses:

Saat kepepet gak punya duit, tapi kebutuhan sangat banyak:

"Ya Allah hawa nafsuku menginginkan ini dan itu, sehingga kini aku terbebani, aku membutuhkan uang untuk melunasi ini itu, namun saat ini aku tidak memilikinya. Aku mungkin bisa minta kepada si ini atau berhutang pada si itu, namun aku sengaja tidak lakukan karena aku lebih senang meminta kepadaMu Duhai Zat Pemiliki Semua Kekakayaan. Aku sudah diambang keputusasaan, rizkimu bertebaran, namun aku tidak sanggup mengejarnya, saat engkau beri orang kafir itu limpahan harta yang luarbiasa, keimananku kadang tergoncang. Namun engkau memang memposisikan aku seperti ini, untuk engkau uji apakah aku kembali kepadaMu. Maka saat ini aku kembalikan urusan ini kepadaMu dan aku meminta kepadaMu. Aku memang bukan hambaMu yang taat, yang ahli ibadah, namun aku hambaMu yang jauh dari semua itu. Aku bukan Ayub, aku bukan Muhammad, atau hamba-hambaMu yang selalu mendekatkan diri kepadaMu, namun engkaulah Tuhanku, tempat aku memohon dan meminta. Ya Allah Engkau tidak menguji hambaMu diluar kemampuannya, saat ini aku sudah diambang kemampuanku. Ya Allah kalau pertolonganMu tidak berupa materi berilah aku kesabaran, ketenangan, jalan keluar, dan penjelasan tentang semua ini. Amin"

Saat tergoda melihat wanita:
"Ya Allah nafsuku menginginkan wanita itu, kalau memang ada jodoh permudahlah, kalau tidak maka jauhkanlah. Engkau tolong Yusuf AS atas nafsunya. Maka hari ini aku juga memohon pertolongan yang sama. Kalau bukan karena mencari keridoan atau mengikuti perintahMu tentu aku tidak memanjatkan doa ini. Ya Allah engkau yang menitipkan nafsu ini, maka Engkau yang mengetahui gejolak ini dan Engkau pula yang dapat meredamnya. Doa ini aku panjatkan untuk menjaga kesucian diri dan agamaMu Duhai Allah Pemilik Kesempurnaan."

Saat sudah dipanjatkan maka kita tidak usah berpikir lagi pada masalah itu. Yakin saja bahwa Allah yang akan menurunkan pertolongannya.

Tuesday, September 02, 2008

Menikah Muda vs Pergaulan Bebas

Salah satu bentuk kemenangan setan saat ini adalah merubah paradigma tentang hubungan suami istri. Seperti kita ketahui, bahwa hubungan suami istri sifatnya adalah haram. Maka ia dihalalkan dengan pernikahan. Namun kecenderungan masyarakat sekarang dengan tradisinya adalah mempersulit pernikahan yang berpahala dan mempermudah perzinahan yang merupakan dosa besar.

Banyak hal yang dijadikan alasan untuk mempersulit pernikahan antara lain:
1. Sudah bekerja, punya rumah, kendaraan, dll.
2. Berbiaya besar untuk resepsi, mahar, uang naik, dll.
3. Menuntut tanggung jawab (memangnya kalau belum menikah boleh tidak bertanggung jawab?)
4. Umur yang belum cukup.
5. Belum dewasa, dll serentet alasan yang dibuat-buat yang intinya menghalangi orang untuk menikah.

Semestinya menikah itu dibagi menjadi beberapa katagori:

1. Mencegah fitnah mata, tangan, pikiran, hati, dan kejinya zina dengan menghalalkan hubungan suami istri.
2. Memenuhi kebutuhan cinta kasih dan kebersamaan.
3. Membentuk keluarga dan meneruskan keturunan.
4. Bentuk ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Semestinya memang pernikahan itu mencakup ke 5 hal. Namun hal ini menyebabkan orang mengakui bahwa pernikahan itu sulit dan terjal. Sehingga banyak yang mengambil jalan pintas yaitu memenuhi kebutuhan biologis dan cinta kasih melalui jalur pintas yang nyata-nyata dilarang oleh agama.

Mudahnya menikah
Menikah sesungguhnya sangatlah mudah, hanya diperlukan wali perempuan, saksi, pengantin laki-laki, pengantin perempuan, ijab-kabul, dan mas kawin. Namun interaksi dengan budaya lokal menyebabkan pernikahan menjadi rumit dan mahal. Ditambah lagi dengan birokrasi. Kalau dilihat sekilas pernikahan sama mudahnya dengan seorang laki-laki yang minta ijin kepada orang tua perempuan untuk mengajak anak perempuannya jalan berdua. “Oom saya minta ijin mau keluar sama si…… nonton atau makan atau ke konser ini itu”.
Ya semudah itu menikah, dimana syarat pernikahan hampir semua terpenuhi. namun setan sekali mengemas dalam bentuk yang rumit.

Saat ini banyak orang tua yang mudah memberi ijin anaknya untuk ke luar rumah dengan pria yang tidak berhak mendampinginya. Perzinaan, hamil diluar nikah, nikah karena hamil, pengguguguran kandungan, mati karena pengguguran adalah efek dari mempersulit pernikahan dan mempermudah perzinaan. Pihak-pihak yang sudah menjadi pembela asas kebebasan tidak mau untuk mengkaitkan kasus-kasus tersebut dengan masalah pernikahan. Semua selalu menggunakan logika terbalik yang sebetulnya tidak bisa dilakukan, misalnya: “Sudah pacaran lama saja bisa cerai apalagi tidak berpacaran”. “Menikah dalam kondisi mapan saja bisa cerai gimana menikah dalam kondisi tidak mapan?

Padahal semestinya bisa juga dibuat counternya, “Buat apa pacaran toh yang sudah pacaran lama saja bisa putus, mendingan pacaran pas sudah menikah.”
“Yang sudah mapan saja bisa cerai, ngapain nunggu mapan untuk menikah.

Menikah Muda butuh dukungan penuh orang tua
Orangtua adalah kunci untuk mempermudah pernikahan. Orangtua yang sadar akan fitrah seorang anak manusia yang akil balik, tentunya tidak akan membiarkan anaknya dalam perbuatan 'mendekati zina'. Menikah itu mudah mendatangkan berkah, rasa aman, rasa tenang. Bila anak belum mampu segi materi yang anggap saja seperti mereka sedang pacaran, numpang di rumah masih kita subsidi, gak masalah kan?

Kesimpulan tips-tips menikah muda:
1. Menikah di usia muda memberikan rasa aman, menekan fitnah dan menjauhkan dari kekejian zina.
2. Pengertian dan dukungan orang tua baik dari segi moril maupun materiil. Orang tua hendaknya melihat perubahan fisik, hormonal, psikologis dari anak, hendaknya orangtua yang menawarkan anaknya untuk menikah dengan memberikan nasehat-nasehat. Setiap pria yang datan hendaknya ditanyai tentang kesiapan menikah. Tolak sejak awal pria yang tidak memiliki konsep tentang pernikahan.
3. Pembinaan dan edukasi yang kontinyu sebelum dan sesudah menikah. Pembinaan bertujuan untuk menghantarkan atau meningkatkan kualitas perkawinan seorang
4. Menunda memili keturunan apabila dianggap belum mampu. Memiliki keturunan adalah tujuan mulia dari pernikahan dalam melestarikan ras manusia, namun saat belum mampu maka ia bisa menjadi prioritas berikutnya di bawah menghindari fitnah dan zina (apalagi spesies manusia belum mau punah. Apalagi pasangan muda cenderung mobile dan enggan dibebani oleh tanggung jawab mengurus anak.

Wednesday, August 20, 2008

Petaka Kaum Nabi Luth

Al Quran telah bercerita panjang lebar tentang petaka yang dibawa oleh kaum Nabi Luth. Kaum ini diazab dengan azab yang paling dasyat dibanding kaum2 lainnya, seperti kaum Nuh dan Firaun yang 'hanya' ditenggelamkan, kaum Aad, Tsamud yang dimusnahkan dengan suara menggelegar. Dalam sebuah riwayat dalam memusnahkan kaum Luth ini Allah memerintahkan Jibril mengangkat kota Sodom dan Gommorah sampai ke langit, saat itu semua binatang yang menyaksikan melolong yang membuat siapapun yang mendengarnya akan bergidik ketakutan. Kemudian Jibril diperintahkan untuk menghempaskannya ke bumi...naudzubillah mindzalik...astaghfirullah, Itu belum selesai, kemudian di lokasi penghempasan dihujanji lagi dengan batu-batu. Allahuakbar....

Saat ini kaum Luth sudah mulai eksis kembali, masyarakat dipaksa untuk menerima keadaan ini, karena mereka berhasil bertransformasi di era entertainment dan kebebasan berekspresi. Generasi mudah diakrabkan dengan lelaki berbaju wanita. Mereka berubah nama menjadi waria, gay, dll. Pada prinsipnya semua adalah penerus kaum Luth yang diazab oleh Allah dengan azab yang sangat dasyat.

Apa sesungguhnya hikmah dibalik kesesatan ini? Kenapa murka Allah tiada tara, namun sekaligus manusia tidak belajar? Peristiwa Sodom dan Gommorah diperkuat di 3 agama samawi, Yahudi, Nasrani, dan Islam, tentunya untuk menjadi pembelajaran.
Homoseksual bukan sekedar perilaku ke wanita2an, namun lebih dari itu, iya adalah penyaluran sex ke sesama jenis. Pasangan suami istripun dilarang keras untuk berhubungan secara anal, karena ini adalah perbuatan kaum Luth. Yah urusan memasukkan penis ke lubang dubur mendatangkan murka Allah tiada tara. Homoseksual adalah pelanggaran fitrah kelas berat yang azabnya di dunia saja melebihi kaum penyembah berhala. Penis haruslah dimasukkan ke dalam vagina, itupun tidak boleh dilakukan sembarangan, harus melalui pernikahan. Karena pada dasarnya hubungan suami istri adalah haram. Ulama sependapat tidak ada keringanan dalam hubungan suami istri apalagi homoseksual. Babi halal dimakan saat tidak ada makanan, namun hubungan suami istri dalam kondisi apapun tidak dapat dihalalkan selain diikat dengan pernikahan. Hubungan homoseksual tidak ada jalan sama sekali untuk dilakukan. Oleh karena itu peringatan untuk tidak memasuki wilayah ini sangat jelas. Dalam fiqih memang dikenal manusia berkelamin ganda, namun para ulama tegas pula mengatakan bahwa itu sudah kehendak Allah, para ulama sependapat bahwa pemilik kelamin ganda di uji kecenderungannya dan ia boleh memilih untuk menjadi wanita atau pria sesuai kecenderungannya. Hal ini berbeda bagi kaum Luth, rata2 kaum Luth memiliki satu jenis kelamin, namun pembiasaan bersentuhan dengan sesama jenis menjadikannya menyukai hubungan sesama jenis. Coba dibayangkan seandainya kaum ini tidak dimusnahkan berapa besar kerusakan yang ditimbulkan karenanya. Kita sudah bisa melihat saat ini misalnya, banyak generasi yang enggan menikah dan memiliki keturunan terutama di Negara-negara maju, selain itu juga penyakit sosial seperti perkosaan anak-anak di bawah umur, mutilasi, dan sejenisnya. Menciptakan penyakit baru seperti AIDS. Homoseksual adalah bentuk fantasi keliaran seksual yang menembus ambang batas kemanusiaan, sehingga terus berkembang sampai ke tingkat yang amat sangat menjijikkan sehingga menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan seorang manusia. Membunuh, memotong, mensodomi anak-anak terutama laki-laki, mensetubuhi hewan adalah bentuk2 keliaran ini. Hal ini terjadi pada saat seorang manusia melanggar ketetapan yang telah diatur oleh pencipta. Dia berusaha memperturutkan hawa nafsunya ke tingkat yang paling mustahil, maka inilah hasilnya.

Saat ini kaum Luth sudah membabi buta, ia membabtis anak2 menjadi generasi Luth baru, karena penyakit kaum Luth ini menular dengan mensodomi. Siapapun yang pernah mendapat perlakuan ini hampir bisa dipastikan akan menjadi pengikutnya. Naudzubillah berlindunglah dari dajjal2 ini.

Hari ini para ulama kurang gaungnya dalam mengingatkan umat tentang bahaya homoseksual. Bahkan disinyalir praktek ini sudah masuk ke pesantren-pesantren, dan penyebarnya telah berkedok menjadi ustadz-ustadz bertampang soleh. menjadi penyantun anak2 yatim, menjadi kyai-kyai di pondok, namun itu adalah kedok yang menyamarkan sifat setan mereka. Dengan profesi itu ia mudah mencari sasaran dan terbungkus sangat rapi dibailk jubah dan kesolehan semu. Dengan dibiarkannya kaum Luth merajalela bahkan menjadi panutan, presenter, dihadiri ibu-ibu pengajian, pergi umroh bersama ustadz, mengunjungi pesantren, maka jangan sesali kalau Allah mendatangkan murkanya di negeri ini! Penyakit kaum Luth ini adalah senjata utama setan dalam mencari pengikut dari anak cucu Adam, karena sifatnya yang mudah dan efektif. Ya Allah seandainya azab itu Engkau turunkan atas kami, jadikanlah itu pembersih dosa kami dan lindungilah aku dan kaum muslimin muslimat yang senantiasa mensucikan diri dari siksamu di akhirat kelak…Amin

Pompeii: Mengulang Sejarah Kaum Luth
(http://www.harunyahya.com/indo/artikel/057.htm)HARUN YAHYA.Alqur'an mengisahkan kepada kita bahwa tidak ada perubahan dalam hukum Allah (sunnatullah):“Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah mereka kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran), karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu” (QS. Al-Faathir, 35:42-43).

Begitulah, “…sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah…”. Siapapun yang menentang hukum Allah dan berusaha melawan-Nya akan terkena sunatullah yang sama. Pompeii, yang merupakan simbol dari degradasi akhlaq yang dialami kekaisaran Romawi, adalah pusat perzinaan dan homoseks. Nasib Pompeii mirip dengan kaum Nabi Luth. Kehancuran Pompeii terjadi melalui letusan gunung berapi Vesuvius.Gunung Vesuvius adalah simbol negara Italia, khususnya kota Naples. Gunung yang telah membisu sejak dua ribu tahun yang lalu itu juga dinamai “The Mountain of Warning” (Gunung Peringatan). Tentunya pemberian nama ini bukanlah tanpa sebab. Adzab yang menimpa penduduk Sodom dan Gommorah, yakni kaum Nabi Luth as, sangatlah mirip dengan bencana yang menghancurkan kota Pompeii.Di sebelah kanan gunung Vesuvius terletak kota Naples, sedangkan kota Pompeii berada di sebelah timur gunung tersebut. Lava dan debu dari letusan maha dasyat gunung tersebut yang terjadi dua milenia yang lalu membumihanguskan penduduk kota. Malapetaka itu terjadi dalam waktu yang sangat mendadak sehingga menimpa segala sesuatu yang ada di kota termasuk segala aktifitas sehari-hari yang tengah berlangsung. Aktifitas yang dilakukan penduduk dan segala peninggalan yang ada ketika bencana terjadi kini masih tertinggal persis sama seperti ketika bencana tersebut terjadi dua ribu tahun yang lalu, seolah-olah waktu tidak bergeser dari tempatnya.Pemusnahan Pompeii dari muka bumi oleh bencana yang demikian dasyat ini tentunya bukan tanpa maksud. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut ternyata merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut dipenuhi oleh meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi. Saking banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran tersebut. Menurut tradisi ini, yang berakar pada kepercayaan Mithraic, organ-organ seksual dan hubungan seksual sepatutnya tidaklah tabu dan dilakukan di tempat tersembunyi; akan tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.Lava gunung Vesuvius menghapuskan keseluruhan kota tersebut dari peta bumi dalam waktu sekejap. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius. Hampir bisa dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut, wajah mereka terlihat berseri-seri. Jasad dari satu keluarga yang sedang asyik menyantap makanan terawetkan pada detik tersebut. Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih ABG. Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejab.Dalam konteks ini, terdapat aspek dari bencana tersebut yang sangat sulit untuk dimengerti. Bagaimana bisa terjadi ribuan manusia tertimpa maut tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun?Aspek ini menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa adzab yang dikisahkan dalam Alqur'an, sebab Alqur'an secara khusus mengisyaratkan “pemusnahan secara tiba-tiba” ketika mengisahkan peristiwa yang demikian ini. Misalnya, “penduduk suatu negeri” sebagaimana disebut dalam surat Yaasiin ayat 13 musnah bersama-sama secara keseluruhan dalam waktu sekejap. Keadaan ini diceritakan sebagaimana berikut:
“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.” (QS. Yaasiin, 36:29)
Di surat Al-Qamar ayat 31, pemusnahan dalam waktu yang singkat kembali disebut ketika kehancuran kaum Tsamud dikisahkan:“Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang.”

Kematian masal penduduk kota Pompeii terjadi dalam waktu yang sangat singkat persis sebagaimana adzab yang dikisahkan dalam kedua ayat di atas.Kendatipun semua peringatan ini, tidak banyak yang berubah di wilayah di mana Pompeii dulunya pernah ada. Distrik-distrik Naples tempat segala kemaksiatan tersebar luas tidaklah jauh berbeda dengan distrik-distrik bejat di Pompeii. Pulau Capri adalah tempat di mana para kaum homoseksual dan nudis (orang-orang yang hidup telanjang tanpa busana) tinggal. Pulau Capri diiklankan sebagai “surga kaum homoseks” di industri wisata. Tidak hanya di pulau Capri dan di Italia, bahkan hampir di seantero dunia, kerusakan moral tengah terjadi dan sayangnya mereka tetap saja tidak mau mengambil pelajaran dari pengalaman pahit yang dialami kaum-kaum terdahulu.

Nampaknya masyarakat modern tetap menganggap azab adalah suatu peristiwa kebetulan yang tidak ada sangkutpautnya dengan perilaku. Namun sebagai orang beriman hendaknyalah kita mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi di masa lampau untuk keselamatan di hari akhir. Dan hari akhir, hari pembalasan dan kampung akhirat hanya milik orang yang beriman tentunya.

Thursday, July 10, 2008

Meredefinisi Arti Menjajah

Dalam pelajaran sejarah dikatakan kita dijajah oleh Belanda selama 350 tahun, dijajah oleh Jepang 3,5 tahun. Masa itu sesungguhnya belum bisa dibilang sebagai suatu penjajahan. Indonesia belum ada yang ada hanya wilayah-wilaya banyak negara kerajaan yang belum bisa dibilang Indonesia. Banyak yang menggunakan kata nusantara, namun sesungguhnya kata2 ini juga tidak tepat kalau merunut peta wilayah kekuasaan Majapahit dan Sriwijaya, maka wilayah kita memanjang hingga semenanjung Malaka hingga Thailand. Jadi ?

Sekarang inilah kita sesungguhnya dijajah, negara Indonesia sudah berdiri, namun hasil2 pembangunan tidak dapat dinikmati oleh sebagian besar anak bangsa. Sumber daya alam dikuras habis2an oleh segelintir orang dan uangnyapun tidak dinikmati bangsa sendiri. Bumi, air, dan kekayaannya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar2nya kemakmuran hanya jadi jargon omong kosong. Bumi: dikuasai oleh Exxon, freeport, newmont, dll. Air : dikuasai oleh coca cola, danone, dll, dan kekayaan alam berupa hutan dikuasai oleh hongwilaheng.

Jadi kita harus meredefinisi makna penjajahan, yaitu eksploitasi setelah bangsa Indonesia berdiri yaitu tahun 1945, bukan sebelumnya.

Wednesday, February 27, 2008

Doa Rasulullah Setelah Sholat (terj.)


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِي بِهَا قَلْبِي وَتَجْمَعُ بِهَا أَمْرِي وَتَلُمُّ بِهَا شَعَثِي وَتُصْلِحُ بِهَا غَائِبِي وَتَرْفَعُ بِهَا شَاهِدِي وَتُزَكِّي بِهَا عَمَلِي وَتُلْهِمُنِي بِهَا رَشَدِي وَتَرُدُّ بِهَا أُلْفَتِي وَتَعْصِمُنِي بِهَا مِنْ كُلِّ سُوءٍ اللَّهُمَّ أَعْطِنِي إِيمَانًا وَيَقِينًا لَيْسَ بَعْدَهُ كُفْرٌ وَرَحْمَةً أَنَالُ بِهَا شَرَفَ كَرَامَتِكَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْفَوْزَ فِي الْعَطَاءِ وَيُرْوَى فِي الْقَضَاءِ وَنُزُلَ الشُّهَدَاءِ وَعَيْشَ السُّعَدَاءِ وَالنَّصْرَ عَلَى الأَعْدَاءِ اللَّهُمَّ إِنِّي أُنْزِلُ بِكَ حَاجَتِي وَإِنْ قَصَّرَ رَأْيِي وَضَعُفَ عَمَلِي افْتَقَرْتُ إِلَى رَحْمَتِكَ فَأَسْأَلُكَ يَا قَاضِيَ الأُمُورِ وَيَا شَافِيَ الصُّدُورِ كَمَا تُجِيرُ بَيْنَ الْبُحُورِ أَنْ تُجِيرَنِي مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ وَمِنْ دَعْوَةِ الثُّبُورِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْقُبُورِ اللَّهُمَّ مَا قَصَّرَ عَنْهُ رَأْيِي وَلَمْ تَبْلُغْهُ نِيَّتِي وَلَمْ تَبْلُغْهُ مَسْأَلَتِي مِنْ خَيْرٍ وَعَدْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ خَيْرٍ أَنْتَ مُعْطِيهِ أَحَدًا مِنْ عِبَادِكَ فَإِنِّي أَرْغَبُ إِلَيْكَ فِيهِ وَأَسْأَلُكَهُ بِرَحْمَتِكَ رَبَّ الْعَالَمِينَ اللَّهُمَّ ذَا الْحَبْلِ الشَّدِيدِ وَالأَمْرِ الرَّشِيدِ أَسْأَلُكَ الأَمْنَ يَوْمَ الْوَعِيدِ وَالْجَنَّةَ يَوْمَ الْخُلُودِ مَعَ الْمُقَرَّبِينَ الشُّهُودِ الرُّكَّعِ السُّجُودِ الْمُوفِينَ بِالْعُهُودِ إِنَّكَ رَحِيمٌ وَدُودٌ وَأَنْتَ تَفْعَلُ مَا تُرِيدُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا هَادِينَ مُهْتَدِينَ غَيْرَ ضَالِّينَ وَلاَ مُضِلِّينَ سِلْمًا لأَوْلِيَائِكَ وَعَدُوًّا لأَعْدَائِكَ نُحِبُّ بِحُبِّكَ مَنْ أَحَبَّكَ وَنُعَادِي بِعَدَاوَتِكَ مَنْ خَالَفَكَ اللَّهُمَّ هَذَا الدُّعَاءُ وَعَلَيْكَ الاِسْتِجَابَةُ وَهَذَا الْجَهْدُ وَعَلَيْكَ التُّكْلاَنُ اللَّهُمَّ اجْعَلْ لِي نُورًا فِي قَبْرِي وَنُورًا فِي قَلْبِي وَنُورًا مِنْ بَيْنِ يَدَىَّ وَنُورًا مِنْ خَلْفِي وَنُورًا عَنْ يَمِينِي وَنُورًا عَنْ شِمَالِي وَنُورًا مِنْ فَوْقِي وَنُورًا مِنْ تَحْتِي وَنُورًا فِي سَمْعِي وَنُورًا فِي بَصَرِي وَنُورًا فِي شَعْرِي وَنُورًا فِي بَشَرِي وَنُورًا فِي لَحْمِي وَنُورًا فِي دَمِي وَنُورًا فِي عِظَامِي اللَّهُمَّ أَعْظِمْ لِي نُورًا وَأَعْطِنِي نُورًا وَاجْعَلْ لِي نُورًا سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ الْعِزَّ وَقَالَ بِهِ سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ الْمَجْدَ وَتَكَرَّمَ بِهِ سُبْحَانَ الَّذِي لاَ يَنْبَغِي التَّسْبِيحُ إِلاَّ لَهُ سُبْحَانَ ذِي الْفَضْلِ وَالنِّعَمِ سُبْحَانَ ذِي الْمَجْدِ وَالْكَرَمِ سُبْحَانَ ذِي الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
1. Ya Allah aku memohon kepadaMu rahmat dari sisiMu, yang memberi petunjuk hatiku, menyatukan urusanku, menyatukan kecerberaianku, memperbaiki gerak batinku, mengangkat amal shalihku, mensucikan amalku, mengilhami kepada jalan lurus, mengembalikan rasa persatuanku, dan melindungiku dari setiap yang buruk.

2.Ya Allah berikan kepadaku iman dan keyakinan yang tidak ada kekufuran setelah itu, berikan rahmat yang menyebabkan aku mendapatkan kemuliaan dari kemulianMu, di dunia dan akhirat.

3. Ya Allah, aku memohon dariMu kemenangan untuk memberi, kedudukan seperti orang yang mati syahid, kehidupan orang-orang yang berbahagia dan memberikan pertolongan untuk melawan para musuh.

4.Ya Allah, aku sandarkan segala kebutuhanku kepadaMu, walaupun akalku pendek, amalku lemah. Aku sangat membutuhkan rahmatMu. Maka aku memohon kepadaMu wahai Dzat yang mengendalikan urusan, menyembuhkan hati, melindungi dari siksa kubur, sebagaimana Engkau melindungi antara lautan, doa kehancuran, dan siksa dalam kubur.

5.Ya Allah, apa-apa yang tidak dapat digapai oleh akalku, tidak dapat dicapai oleh niatku, dan tidak dapat diraih oleh permohonanku dari suatu kebaikan yang Engkau janjikan kepada satu dari makhlukMu, atau kebaikan yang Engkau berikan kepada salah satu hambaMu, maka aku suka kepadanya dan memohonkannya dariMu dengan rahmatMu, wahai Tuhan seru sekalian alam.

6. Ya Allah, Dzat yang memiliki kekuasaan yang kokoh, dan urusan yang lurus, Aku memohon kepadaMu keamanan pada hari pembalasan dan surga pada hari kekekalan bersama orang-orang yang dekat dan diberi kesaksian, yang banyak ruku’ dan sujud lagi memenuhi janji, sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan Berlimpahkan cinta dan Engkau melaksanakan apa yang Engkau maui.

7. Ya Allah, jadikan kami orang-orang yang mendapatkan dan memberikan petunjuk, tidak tersesat dan tidak menyesatkan, bersahabat dengan para kekasihMu, memusuhi dengan permusuhan kepadaMu orang-orang yang menentangMu. 

8. Ya, Allah inilah permohonan, dan Engkaulah yang mengabulkan, inilah upaya, dan kepadaMu kami berserah diri.

9. Ya Allah jadikan bagiku cahaya di hatiku dan kuburku, dihadapan dan dibelakangku, di sisi kanan dan kiriku, di atas dan di bawahku, di pendengaran dan penglihatanku, di rambut dan kulitku, di daging darah dan tulangku.

10. Ya Allah perbesarlah bagiku cahaya, berikanlah bagiku cahaya, dan jadikan bagiku cahaya.

Maha Suci Dzat yang memakai pakaian kemuliaan, dan Ia SWT memfirmankanNya.
Maha Suci Dzat yang menggunakan keagungan dan mengkaruniakanNya
Maha Suci Dzat yang tasbih tidak layak kecuali hanya untukNya.
Maha Suci Dzat yang memberi karunia dan nikmat.
Maha Suci Dzat Pemilik Keagungan dan kemuliaan.Maha Suci Dzat yang diagungkan dan dimuliakan.