Orang-orang yang Di Dekatkan
Beruntunglah orang-orang yang didekatkan kepada Tuhannya.
(yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah. (Al-Muthaffifin,83:28)
Apakah modalnya?
108. Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa. maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)." (Al-Anbiyaa',21:108)
Kepasrahan yang disertai keyakinan
Kepasrahan
Suatu bentuk kesadaran yang tertinggi, yang menempatkan Allah sebagai penyebab, pengatur, penentu. Sekali lagi kepasrahan ini harus dilandasi keyakinan terhadap Allah dan pengaturanNya. Kepasrahan akan mendatangkan petunjuk, karena hawa nafsu tidak bermain. Kepasrahan itu tidak mengatur masa depan. Apa yang dilakukan adalah apa yang diinspirasikan ke dalam pikiran. Kepasrahan bukan secara menyengaja tidak berbuat atau meninggalkan dunia. Kepasrahan berarti menyerahkan sepenuhnya pengaturah hidupnya kepada Allah. Misalnya, Sulaiman menjadi Raja bukan karena usahanya, namun karena kepasrahannya, dan oleh Allah diamanahkan kerajaan yang tidak pernah dimiliki oleh orang sebelum dan sesudahnya. Kepasrahan itu berarti mengistirahatkan hawa nafsu dalam melihat masa depan. Hawa nafsu digunakan hanya pada saat amanah itu sudah diturunkan. Misalnya seorang yang diamanahkan untuk makan, tentu akan dapat menikmati makanan tersebut dengan adanya nafsu akan makanan, demikian pula orang yang diberi amanah menikah, pernikahannya akan bermakna saat dia bisa menyalurkan syahwatnya. Nabi Muhammad menjadi Nabi bukan karena banyak membaca atau berdiskusi tentang agama sebelumnya, namun beliau banyak memasrahkan diri dengan berkhalwat di gua Hira. Dan selama menjadi Nabi beliau memasrahkan dirinya dalam kehidupan sehari-harinya dan dalam sholatnya.
8. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (Asy-Syams,91:8)
Keyakinan
Keyakinan bahwa Allah Esa, Allah mengatur, Allah menentukan, Allah sudah menetapkan dan menuliskan, yang tercermin dari perilaku dan sikap hidup.
20. Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. (Al-Haqqah,69:20)
59. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (Al-An'am,6:59)
27. Allah meneguhkan (meyakinkan) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.(Ibrahim,14:27)
Jangan beranggapan kepasrahan dan keyakinan saja tanpa amal. Bukan!
Kepasrahan dan keyakinan yang jujur akan menyebabkan seorang manusia akan banyak beramal dan bersujud. Kepasrahaan dan keyakinan yang tidak diikuti amal ibadah yang banyak adalah suatu bentuk kesesatan. Dan sebaliknya amal-ibadah yang tidak didasari oleh kepasrahan dan keyakinan rawan dengan penyelewengan niat (riya'), kebanggaan akan amal, dan merendahkan orang lain,meskipun tidak selalu. Wallahualam
Dalam ilmu filsafat hal ini sekilas mirip dengan teori fatalism. Namun yang membedakan adalah peran Tuhan. Allah sebagai Pencipta tidak terikat ruang dan waktu, hanya makhluknya yang terikat oleh ruang dan waktu. Apakah Allah tahu masa depan dunia? tentu, karena Dia tidak terikat dimensi waktu. Dia dapat melihat awal dan akhir dari ciptaaNya. Kita sebagai makhluk sedang menjalaninya. Apakah kita akan masuk neraka? atau surga? tentu kita tidak tahu, dan mestinya kita orang beriman menjadi khawatir, dan rasa khawatir ini semestinya dilarikan dalam bentuk kepasrahan, dan kepasrahan akan melahirkan kecerahan dalam melangkah, berpikir, dan bertindak, yang tentunya akan menghasilkan amanah yang berbeda. Karena demikianlah Allah menciptakan kita, dengan misi yang berbeda. Sekali lagi kepasrahan akan menghasilkan pencerahan kepada apa yang mesti dan akan dilakukan. Dalam bentuk ide, mood, gagasan, keinginan, atau kebalikannya ketidakmoodan, blankness. Saat ide, mood, gagasan itu muncul itu adalah saatnya kita bergerak dan menjalankannya. Saat tidak mood, blank, buntu, bosen, itu adalah saat berpasrah yang lebih baik diarahkan menjadi bentuk sholat dan zikir. Wallahualam