Poligami vs Origami
Mumpung masih hangat, saya punya kisah nyata pribadi tentang poligami. Siapapun yang beragama Islam pasti pernah mengkaji tentang bab poligami. Suatu hal yang diceritakan dalam Al-Quran yang tidak populer di masa kini.Pendukung dan penentang saling menggunakan ayat dan hadis untuk membela pendapatnya.
Suatu hari istri saya bertanya tentang poligami, mengikuti naluri laki-laki saya dengan semangat menjawab dengan cuek sok wise
" Kan dicontohkan Nabi, masak saya menentang sih".
Istripun menjawab,"Kamu tau di Al-Quran diijinkan 2,3, atau 4 kalau mampu berbuat adil, hari gini sapa yang mampu berbuat adil, itu ayat buat Nabi, karena Nabi mampu berbuat adil."
"Lho, ngga ada keterangan buat Nabi saja,"saya mendebat. "Nabikan uswatun hasanah, suri teladan yang harus diikuti dari A sampai Z, kalau semua orang bilang itukan
buat Nabi, susah ngajak orang berbuat kebenaran, ngelesnya, itukan buat Nabi, sholat malam buat Nabi, puasa buat Nabi; kamu mau aku beralasan kaya gitu,"jawab saya ketus.
Istripun terdiam sambil cemberut. Kalau debat ngarang saya jagonya.
"Jadi kamu suatu saat akan 2 in aku ya suatu saat nanti?"tanya istri saya memelas. Saya kaget juga."Wah, aku ngga tahu apa yang terjadi di depan,"kata saya sekenanya, dan membuat istri saya tambah sedih. "Ya udah deh kalau kamu mau nikah lagi, aku ikhlas, tapi aku ngga rela diduain, alias minta dikembalikan ke orang tua."
Wuaaaaah.... kok jadi ribet urusannya, sedang diskusi agama kok buntutnya jadi sedih. Sepingin-penginnya poligami, juga kalau disodori pilihan kaya gitu jadi ngga tega.
"Kok, kesitu sih larinya, aku cuma bilang ngga bisa prediksi ke depannya. Sahabat Nabi, tabi'in juga mayoritas berpoligami, apa aku mau nglebihin mereka dengan ilmu agama yang cetek begini?! Ya sudah intinya aku ngga menentang poligami karena ayatnya jelas, dan ngga bisa poligami karena sudah piih istri yang ngga mau dipoligamiin (istilah mana nih).
"Sekarang yang adil begini saja, aku akan poligami kalau kamu yang minta, dan kamu yang milihin orangnya, setuju." Dan istri sayapun menyatakan setuju.
Suatu hari istri saya tiba-tiba nyeletuk.
+"Bi, (istri saya panggil saya abi, ayah dlm bahasa arab), aku mau nawarin kamu calon istri. Gubrakkkk!!! ! lagi santai-santai disamber geledek. Antara nafsu, harapan, curiga, penasaran...
-"Hmmm...yang bener..dengan muka yang ngga terlalu excited, sambil pura-pura baca buku.
+"Iya bener,"kata istri saya.
-"Kamu serius?" tanya saya lagi sambil meletakkan buku.
+"Serius !
-"Kamu janji yah melakukannya karena Allah,"
+"Ya jelas lah, masa karena yang lain (sambil sok bijaksana tapi penasaran)
-"Bukan karena nafsu?"tanyanya lagi.
+"Ya jelass, yang milihin saja kamu, gimana mau nafsu?" jawab saya sok ngga pake napsu.
-"Memangnya siapa? tanya saya penasaran.
+"Itu Mak Ijah (nama samaran),"kata istri saya kalem.
-"@#$@!????!! sssjggggeerrrrrr !!!!! (Mak Ijah seorang nenek berusia sekitar 70 tahun tetangga kampung yang sering berkunjung ke rumah kami untuk menawarkan hasil kebun)
Saat itu juga nafsu saya terasa terlempar ke langit ke 7. Karena Allah sih karena Allah ... 70 tahun mau diapain...yang ada saya terkena alzeimer, penuaan dini dan impotensi dini, dalam hati saya menggerutu.
Saya terdiam cukup lama, dan istri saya tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi saya. Huaaaaaaaaaaa. ...dikerjain, 70 tahun terbayang Mak Ijah yang dekil dan bau khas wanita desa pekerja keras, yang kadang-kadang terlihat belekan. Gembel, keimanan saya tidak teruji, saya tidak sanggup menikahi seorang nenek usia 70 tahun dengan lillahita'ala.
Ternyata keinginan poligami saya ngga ikhlas, masih ada nafsu, ya itu buktinya..disodori ce jadul 70 tahun segera hilang semangat poligami.
Sambil terpaku..anak saya tiba-tiba mendekat, Abi bikinin origami lagi dong........ ...yah ngga jadi poligami malah bikin origami.
(berdasarkan kisah pribadi)
mas Wahyu salam kenal... lucu bangeth mas... saya lagi blogwalking nih... mohon do'a ya agar dapat istiqomah. matur nuwun.
ReplyDelete