Tuesday, September 04, 2007

Allah telah Menjadikan Setiap bulan adalah Ramadhan

Kalau kita mau lebih seksama mencermati Al-Quran, maka kita akan menemukan bahwa perintah-perintah Allah yang termaktub di dalam Al-Quran menganjurkan untuk giat beribadah tidak hanya di bulan ramadhan. Beribadah sangat dianjurkan untuk dilakukan, diikuti, dan dilaksanakan kapan saja, dimanasaja.

20. Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Al-Muzzammil)

276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.(Al-Baqarah)

160. Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).(Al-An’aam)

261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.(Al-Baqarah)

12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.(Al-Hujurat)

30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."(An-Nuur)

26. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (Al-Israa’)


Ayat-ayat tentang larangan-larangan atau anjuran-anjuran di atas selalu ditekankan oleh khatib-khatib di atas mimbar menjelang atau saat Ramadhan. Namun sesungguhnya ayat-ayat diatas tidak dikhususkan untuk Ramadhan saja. Berbuat baik, taat beribadah, shadaqah, menahan pandangan, menjauhi zina, tidak bergunjing, tidak bersikap boros harus dilakukan oleh setiap muslim dimana saja, kapan saja.

Allah di atas segala-galanya

Sudah saatnya kita yang sudah bangkotan meminimalisasi ngejar-ngejar bonus, kepada ibadah lahir untuk ditukar kupon pahala, kupon pahala ditukar surga, namun lupa menggapai dan menghadirkan Allah dalam keseharian kita. Mari kita tinggalkan ibadahnya anak kecil atau ibadahnya pengejar dunia. Kita tertarik dengan keindahan surga dan takut tak terperi akan siksa neraka, itu pasti dan jelas. Namun saat fokus kita hanya kepada 2 hal ini, apakah tidak mengingkari janji kita setiap sholat? Bukankan sholat kita, ibadah kita, bahkan hidup kita hanya untuk Allah bukan untuk sorga?

162. Katakanlah: sesungguhnya sholatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.(Al-An’am)

Menginginkan sorga itu boleh, sah, namun sejauh perjalanan berislam kita apakah kita tidak ingin meningkatkan kualitas kita dengan lebih memfokuskan diri kepada Allah semata tanpa embel-embel atau pamrih?

Saya tanya, tetapkah kita beriman kepada Allah kalau ibadah dan kecintaan kita ditukar dengan neraka, dan kemaksiatan kita ditukar surga??
Pertanyaan saya di atas memang tidak perlu dijawab, saat tujuan anda adalah Allah akan segera jawab Siap!!!!!, inna sholati wanusuqi wamah yaya wamammati lilahi rabbil alamin.

Saat surga jadi tujuan, maka kita akan cukup lama berhenti dan terguncang. What? Ditukar neraka ibadah kita? Tapi tenang saja, ini pertanyaan iseng, kepastiannya adalah Allah tidak menyalahi janjinya dengan memberi surga kepada orang-orang yang tunduk kepadaNya.

Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa dan momentum umat Islam dalam menunjukkan ketaatan kepada Sang Pencipta. Beraneka bonus dan hadiah diberikan kepada siapa saja yang beriman. Tetapi yang menjadi inti dan penentu keberhasilan Ramadhan adalah apakah setelah bulan Ramadhan berlalu apakah kita akan tetap taat ? Tetap puasa? Tetap qiyamul lail ? Tetap berinfaq ? Tetap berbagi? I’tikaf? Tilawah?

Apabila kita melihat perilaku Rasulullah SAW dan sahabat-sahabat ra, maka sepanjang hidup mereka adalah Ramadhan, sepanjang hidup adalah puasa (dalam konteks menahan diri), sepanjang hidup adalah sholat wajib, sunnah, shadaqah, berbagi, sepanjang hidup adalah ibadah dan ketaatan kepada Allah.

“Ramadhan adalah training center, medan pertempurannya adalah 11 bulan yang lain”

Wallahualam.
WFG

No comments:

Post a Comment