Monday, March 01, 2010

Argumen seorang hamba atas peringatan maulid di hari kiamat kelak

Saya pribadi adalah orang awam yang tidak terlalu mengetahui sejarah maulid Nabi. Tapi setiap maulid, hati saya merasa senang, haru, sedih, bercampur baur jadi satu. Senang karena saya termasuk kaum muslimin yang mengakui Allah sebagai Tuhan, dan Muhammad Saw sebagai rasulullah; haru karena mengingat perjuangan beliau yang luar biasa dan diakhir hayatnya meratapi umatnya; sedih 1 karena saya belum berjumpa beliau dan apakah saya diberi kesempatan menjadi umat yang terpilih di belakang beliau kelak; sedih 2 karena umat ini beradu urat leher untuk mempertentangkan cara mencintai beliau.

Saya termasuk orang yang mendukung pelaksanaan maulid, maulid yang mana? Maulid Nabi Muhammad Saw yang saya sebut namanya setiap sholat tentunya. Karena perasaan-perasaan yang saya sebutkan di atas. Sebagian orang menganggap peringatan maulid Nabi adalah sesat dan setiap kesesatan harus masuk neraka. Maka sayapun dengan mantap menuliskan argumen ini kepada Allah SWT yang Maha Adil:

"Hai fulan, mengapa engkau lakukan peringatan maulid sedangkan Nabi tidak mencontohkan"

"Duhai Allah Yang perkasa, dan demi keperkasaanMu dan kedhaifanku aku hanya menerjemahkan perintahmu, Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS.Al-Ahzab 33:56)

"Hai fulan, bukankah sudah ada yang memperingatkanmu untuk tidak melaksanakan ibadah itu karena Nabi tidak mengajarkan"

"Duhai Allah Pemilik Keagungan, Engkau lahirkan kami bukan pada masa Rasulullah, demi kemurahanMu dan PengetahuanMu tanpa batas, jika kecintaan kami, tetesan air mata rindu kepada Nabi kami yang tidak pernah kami menyentuhnya, melihatnya, berbicara kepadanya, semasa beliau hidup Engkau timpakan kepada kami hukuman karena itu, maka ini maka hal itu adalah hukuman yang kami ridho padanya. Dan bila kami melakukannya karena kesombongan dan kami niatkan menentangMu, maka Engkau lebih mengetahuinya dari apapun. Kami lakukan ini sebagai wujud kecintaan kami, setiap mendengarkan kelahiran sesuatu yang agung, secara fitrah kami ingin memperingatinya. Setiap tahun kami memperingatinya, kami melantunkan shalawat pelepas rindu, mendengar kisah-kisah beliau, bertambahlah kecintaan kami kepada beliau duhai Allah Zat yang Maha Melihat. Meski kami bershalawat sepanjang pagi dan petang, namun peringatan itu lebih memperdalam keimanan kami kepadaMu dan NabiMu duhai Allah. Meskipun kami ridho dihukum atas peringatan tersebut, tetapi kami lebih suka bila Engkau mengampuni kami dengan Keluasan Ilmu dan Ke Maha PengampunanMu, duhai Pemilik Ampunan.

2 comments:

  1. Assalamualaikum, gw suka alasan2 utk pengadaan perayaan maulid nabi. Dan juga artikel tentang tasawuf. kak wahyu. hehe. (sama2 MIPA kan?)

    ReplyDelete