Thursday, June 03, 2010

Semua Ketaataan Harus Menuju Allah

Masih banyak diantara kita yang kebingungan dalam ketaatannya. Bagaimana menempatkan ketaatan? bagaimana menempatkan ibadah?

1. Ada yang ketaataannya berhenti sebatas jual-beli kepada Allah.

Berdasarkan firman Allah:

111. Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (At Taubah)

Tidak ada yang salah dengan jual beli dalam ketaatan yang didasarkan keimanan kepada Allah, namun harus diketahui oleh kaum muslimin ada usaha yang lebih tinggi daripada itu semua yaitu MENDEKAT KEPADA ALLAH. Pada saat ketaatan kita berhenti hanya pada melakukan kebaikan, ibadah dan ketaatan semata-mata hanya untuk selamat dari neraka dan masuk ke dalam surga, maka sangat merugilah posisi ini, meskipun telah berjalan di jalan yang lurus, maka ada posisi yang lebih tinggi dari itu yaitudekat/mendekati Allah....

35. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (Al Maidah)

99. Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan untuk mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukan mereka kedalam rahmat (surga)Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (At Taubah)


11. Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah. (Al Waqi'ah)

88. adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
(Al Waqi'ah)


28. (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.
(Al Muthaffifin)


Sesungguhnya banyak ayat lagi, yang menyuruh kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Karena ada nilai spiritual yang tidak terbayangkan saat seorang hamba mendekatkan diri kepada Allah. Tidakkah kita ingin mencapai derajat berikut ini:

Dalam sebuah hadits qudsi riwayat 'Aisyah dan Anas ibn Malik ra, Allah Swt berfirman:

"Siapa saja yang menyakiti wali-waliKu, berarti dia telah menyatakan perang kepadaKu. Setiap kali hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan hanya melaksanakan amalan wajib ditambah dengan amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Ketika Aku sudah mencintainya, maka Aku akan menjadi matanya yagn dia gunakan untuk melihat, telinganya yang dia gunakan untuk mendengar, tangannya yang dia gunakan untuk menggenggam, akakinya yang dia gunakan untuk berjalan, hatinya yang dia gunakan untuk berpikir, lidahnya yang dia gunakan untuk berbicara. Jika dia bedoa kepadaKu, Aku mengabulkannya. Jika dia meminta kepadaKu, Aku memberikannya, Aku tidak pernah bingung terhadap sesuatu, karena Aku sendiri yang menciptakan kebingungan itu melalui kematiannya. Oleh karen itu, diaakan dipaksa oleh kematian dan Aku tidak menyukai kematiannya yang buruk
(H.R Bukhari)

Orang yang dekat/mendekati Allah adalah orang-orang yang menjadikan sarana ketaatan dan ibadah untuk mendekat. Sebaliknya lalai dan meninggalkan ibadah berarti menjauh. Konsep seperti ini menyebabkan orang-orang yang mendekatkan diri cenderung akan terus mendekatkan diri karena ada 'RASA' luar biasa yang tidak dia dapatkan selain dari ibadah. 'Rasa' inilah yang terus dikejar sehingga tampak luarnya membuat dia menjadi seorang yang taat. Orang-orang yang mengejar 'rasa' kedekatan kepada Allah ini sungguh tidak terlalu disibukkan dengan urusan surga neraka. Takaburkah? Bukan sama sekali, 'rasa' dekat dan nikmat ibadahlah yang membuat mereka lupa memikirkan surga neraka apalagi urusan dunia. Seakan dunia dan perhiasannya menjadi hilang, karena cahaya Allah melingkupi. Orang-orang ini bukan berarti tidak takut neraka atau tidak berharap surga, tidak sama sekali. Mereka masih termasuk orang yang takut kepada hal tersebut, namun karena terlalu nikmatnya mendekat kepada Allah membuat mereka menjadi orang yang lupa akan urusan2 dunia, bahkan surga dan neraka. Apakah orang-orang yang mengejar 'rasa' ini menganjurkan meninggalkan ibadah? Sebaliknya, 'rasa kedekatan' dengan Allah hanya bisa diraih melalui ibadah yang ketat. Karena tidak ada cara lain untuk mendekat selain menunaikan kewajiban, meninggalkan larangan, amar ma'ruf, nahi mungkar secara totalitas...

2. Ada yang ketaataannya diabdikan hanya pada Islam itu sendiri, tapi lupa memperbaiki diri. Penyakit ini banyak dialami oleh kaum muslimin yang terjun ke dunia politik dan dakwah. Politik dan dakwah dipandang sebagai suatu kewajiban yang merupakan rintangan yang harus dilewati oleh kaum muslimin. Mereka hanya sibuk dengan strategi dan analisis dakwah, namun mereka lupa memperbaiki diri. Karena sesungguhnya para ulama yang lurus lebih banyak usaha memperbaiki diri terlebih dahulu, hingga datang waktu dimana Allah 'memaksa' mereka untuk berdakwah.

No comments:

Post a Comment