Pengajaran-pengajaran Ibn Athaillah dalam Al Hikam (2)
"Pokok dari tiap-tiap maksiat adalah lupa kepada Allah, dan rela mengikuti syahwat yang berasal dari hawa nafsu. Pokok dari setiap ketaatan, kesadaran dan menjaga diri dari syahwat adalah tidak relanya dirimu mengikuti hawa nafsu."
Orang-orang yang makrifat sepakat bahwa pokok timbulnya perbuatan maksiat adalah berpalingnya hati dan pikiran dari selain Allah. Karena selalu menuruti nafsu menyebabkan seseorang tidak lagi mampu melihat keburukan dari perbuatan tersebut. Orang yang terbiasa mabuk akan menganggap hal tersebut adalah 'kewajaran' belaka, tidak ada rasa penyesalan, kesedihan, malu, takut azab, karena memang hatinya sudah tertutup dengan kotoran maksiat. Orang yang hatinya sudah tertutup kotoran maksiat ini, menganggap benar apa yang dilakukannya dan menuduh orang lain yang salah. Pada kondisi ini tidak mungkin cahaya Allah masuk ke dalam dirinya. Sebagian pelaku maksiat ini kadang berpikir bahwa apa yang diperbuatnya tidak seberapa dibanding amal ibadah lain yang dilakukannya. Inilah bisikan syetan yang slalu bergema ditelinga pelaku maksiat. Secara perlahan namun pasti orang-orang ini disesatkan dan terus disesatkan oleh syetan hingga meninggalkan seluruh ibadah. Perbuatan ini tidak dapat disembuhkan dengan ibadah apapun sebelum dilakukan tobatan nasuha. Orang yang ingin kembali harus mutlak bertobat dan meninggalkan semua bentuk kemaksiatan.
Bila kita melihat banyak pihak pada hari ini menghubungkan antara ketaatan dalam beribadah dengan kesuksesan dan kekayaan, maka bagi orang makrifat hal itu adalah tipuan terbesar dari syetan. Orang makrifat sangat mengenali tipuan lama yang dibungkus dengan bentuk baru ini. Orang yang menukar ketaatan dalam beribadah dengan mengharapkan imbalan kesuksesan dan kekayaan adalah orang-orang bodoh. Karena pandangan, tujuan, dan dasar semua ibadah hanya ditujukan kepada Allah semata. Meskipun konsep yang disebutkan di atas tidak salah 100%. Mengapa demikian? Allah telah memberikan ketetapannya bahwa orang yang taat akan balas dengan kenikmatan di dunia dan di akhirat. Namun sesungguhnya hal ini merupakan motivasi dasar, dimana ketaatan kepada Allah, akan mendapatkan langsung dari Allah. Semestinya itu bukan tujuan tapi bonus atau buah dari usaha untuk taat kepada Allah. Dan tujuan utamanya adalah menjumpai Allah Sang Terkasih.
Karena sesungguhnya sukses dalam arti kekuasaan, pangkat, jabatan dan popularitas adalah fitnah dunia yang harus ditinggalkan. Orang yang hatinya terikat pada dunia tidak akan pernah menapaki jalan spiritual. Karena secara otomatis ketaatannya selalu dikaitkan dengan keuntungan instant yang disaksikan dan didapatkan di dunia ini.
Mengetahui seluk beluk nafsu itu wajib, sehingga kita akan terus waspada akan pergerakannya. Di antra sifat-sifat nafsu itu adalah nafsu ammarah, yaitu nafsu yang selalu condong kepada watak badaniyah. Yang selalu memperturutkan kelezatan dan syahwat: makan, tidur, menonton hiburan, pesta, yang dilakukan dan disalurkan secara tidak syah maupun berlebihan.
7 Macam nafsu amarah.
1. Syahwat.
2. Marah.
3. Sombong.
4. Dengki.
5. Merasa paling utama.
6. Tamak.
7. Riya'
Sifat-sifat buruk ini bisa dilawan dengan ketaatan dalam beribadah dalam semua keadaan, kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, kesabaran menghadapi ujian, sungguh-sungguh dalam melakukan segala hal. Sombong dan tamak dilawan dengan Qana'ah, sifat ini tidak bisa dipelajari dengan teori tapi harus berasal dari perenungan tentang kejadian sehari. Orang yang qana'ah mampu melihat bahwa setiap kejadian dapat terjadi karena ijin dari Allah. Sekeras apapun usaha manusia mendapatkan sesuatu bila Allah tidak mengijinkan maka tidaklah akan tercapai. Sebaliknya tanpa mengusahakan sesuatu bila, Allah berkehendak, maka terjadilah sesuatu. Orang qana'ah sangat mengetahui aspek ini sehingga dia tidak melakukan atau menghindari sesuatu karena takut rejekinya kurang.
Nafsu yang diberi rahmat oleh Allah adalah nafsu Muthmainnah, yaitu nafsu yang menyebabkan hati terang dalam melihat jalan ketaatan. Adapun sumber ketaatan adalah kemampuan untuk mengikuti ajakan nafsu dan syahwat. Keengganan ini menghasilkan semua ketaatan dan akhirnya ia akan menjadi orang yang makrifat.
Keberhasilan di dalam mencapai ketaatan ada 3 sebab, yaitu:
1. Takut kepada Allah, baik dalam keramaian maupun kesunyian.
2. Rela akan ketetapan Allah.
3. Dibebankan pada semua makhluk dalam semua keaadan.
No comments:
Post a Comment