Tuesday, August 02, 2011

Kebahagiaan Semu atau Hakiki?

Seorang penyanyi yang tengah naik daun diberitakan tewas akibat over dosis. Berita ini bukan hal baru di dunia keartisan, mungkin sudah ratusan selebritis yang tewas akibat penggunaan obat terlarang atau bahkan bunuh diri. suatu hal yang aneh adalah: mereka mengalami depresi yang hebat. mengapa orang yang kaya, cantik/tampan, terkenal, dikabarkan hidupnya kesepian dan tidak bahagia? Sedangkan jutaan orang mengagumi bahkan berjuang untuk mendapatkan kehidupan seperti mereka?

Kebahagian, sebagaimana harta merupakan karunia yang tidak bisa didapatkan terus-menerus. Kebahagiaan yang diasumsikan terus menerus biasanya bersifat semu dan dikontrol oleh hawa nafsu. Ciri-ciri kebahagian yang merupakan budak nafsu adalah:
1. Tidak didasarkan kepada ibadah.
2. Tidak didasarkan karena rasa ingat dan cinta karena Allah.
3. Sifatnya fisik dan badaniyah: makan, minum, nyaman di tubuh, menyaksikan, menyentuh, mendengar yang enak
4. Boros dan sia-sia. Karena tidak bernilai ibadah, sifatnya boros dan sia-sia.
5. Merasa bangga dan senang karena pujian karena perbuatan tersebut.
6. Mendahulukan pemujaan nafsu daripada ibadah. Ibadah bisa ditunda dengan alasan sedang mencari nafkah. Prinsip ulama terdahulu adalah, mencari nafkah harus dikalahkan oleh kewajiban kepada Allah.

Jadi kebahagian sejati tidak bisa didapatkan secara instan, namun ia datang dan pergi mengikuti kehendak pemiliknya yaitu Allah ta'ala. Oleh karena itu, selama hidup di dunia, janganlah mengejar kebahagiaan dunia namun jadilah manusia-manusia yang taat untuk mendapatkan kebahagiaan sesungguhnya di sisi Allah ta'ala.

Ciri-ciri kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan yang ada disisi Allah, dimana hingga saat ini semua orang baru pada taraf memperjuangkannya. Belum ada laporan dari manusia yang mendapatkannya kecuali dari apa yang kita dapat dari Al Quran dan Hadits Nabi Saw. Sedangkan kebahagiaan yang didapatkan di dunia adalah karunia dari Allah yang harus dimanfaatkan untuk ibadah. Sebagaimana kekayaan yang digunakan untuk dinafkahkan di jalan Allah. Maka kebahagiaan yang datang kepada kita darimanapun harus kita gunakan untuk bersyukur dengan menjalankan banyak ketaatan. Karena orang yang diberi kebahagiaan akan cenderung mudah untuk bersyukur.

Jadi selama kita hidup di dunia ini janganlah mencari ketenangan, atau kebahagiaan hidup. Namun berjuanglah untuk menjadi hamba2 yang taat, untuk mencari ketenangan dan kebahagiaan akhirat.
Sebagaimana hadits: Dunia adalah penjara untuk orang beriman dan surga bagi orang2 kafir. wallahualam

No comments:

Post a Comment