Monday, July 26, 2010

Murnikan ketaatan, jaga kesucian: Kunci Keselamatan itu..

Banyak orang yang mencari-cari jalan untuk menemukan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Sesungguhnya jalan itu sudah terlihat, namun banyak yang enggan melewatinya. Dengan berbagai alasan, berat, terjal, berliku, tidak yakin, tidak indah, tidak asyik, dan tidak gaul dst..dst..
Karena alasan-alasan tersebut banyak yang merasa enggan untuk menapaki jalan spiritual.
Kunci keselamatan sesungguhnya sangat mudah, yaitu:
Memurnikan ketaatan dan menjaga kesucian !!!
1. Ketaatan yang dimaksud tentu adalah ketaatan kepada Allah dan Rasulnya. Tidak ada yang tersesat selama mengikuti jalan ini.
2. Menjaga kesucian berarti menjauhkan diri dari kemaksiatan, makanan haram, perbuatan tercela, memandang yang bukan haknya, membersihkan dari penyakit hati, syak, prasangka, ghibah, mencela, mengkritik, merasa benar.

Apabila seseorang sudah memegang 2 hal tersebut maka Insya Allah selamat. Pertanyaan berikutnya, ah sudah sering denger, klise, terlalu umum....Bila muncul perkataan tersebut menunjukkan bahwa orang tersebut tidak memiliki tujuan dan program yang jelas dalam menjalani kehidupan, orang-orang ini tidak memiliki pembimbing rohani yang lurus dan mapan. Atau bisa dikatakan sebagai pencari spiritual lepas, yang mencari ilmu dari taklim satu ke taklim lain, mengikuti berbagai macam kajian, membaca semua situs agama, membaca semua buku agama. Namun tidak memiliki metode, kedisiplinan dan sangsi bagi diri sendiri. Bagaimanapun menempuh perjalanan spiritual membutuhkan kendaraan dan pengemudi.

Perlu diketahui bahwa jalan ketaatan itu mudah selama kita berguru kepada orang yang tepat. Mengapa demikian? Guru yang tepat selalu memberikan ilmu sesuai dengan kadar yang disesuaikan dengan kondisi kejiwaan si murid. Sehingga si murid akan terus tertarik untuk terus belajar, dapat merasakan karunia Allah, dapat merasakan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Jadi memang dibutuhkan seorang guru yang membimbing agar selamat dalam perjalanan.

Bagaimana ciri yang guru yang baik, dan cocok untuk menjadi guru kita? Jalan pertama adalah kembali kepada doktrin di atas: Murnikan ketaatan dan jaga kesucian. Lakukan dengan khusyu', hanya berharap ridho Allah, dan berdoa ditunjukkan guru yang lurus dan diridhoi. Jangan terlalu banyak berpikir dan berlogika, gunakan hati dalam menimbang kebenaran. Maka nanti kita akan didekatkan dengan orang yang ikhlas dalam mengajarkan ilmu, rendah hati, tinggi ilmunya. Pada saat ketemu dengan orang tersebut maka hati kita akan berkata, itu guru yang selama ini engkau cari ...datangilah dan berbaiatlah kepadanya sebagai murid. Setelah guru kita dapatkan maka yang pertama kita rasakan adalah ketenangan, semangat menggapai akhirat, semangat menghirup ilmu-ilmu untuk mengenal Allah. Sebaliknya guru yang buruk biasanya hanya pandai berbicara dan berorasi, namun dalam kesehariannya tidak menampakkan sesuatu hal yang bisa dijadikan teladan, atau ada kewajiban yang ditinggalkan atau melakukan kemaksiatan.
Bila hal ini tidak dirasakan maka kembalilah lagi kepada: Murnikan ketaatan dan jaga kesucian, mungkin saja diri kita yang masih berprasangka, atau memang orang yg kita tuju bukan guru yang dimaksud, maka Allah akan memberikan petunjuknya. Insya Allah..Ingat kawan: Jalan keselamatan, Cinta Allah, Surga, Kebahagiaan ada pada Kemurnian dalam taat dan kesucian jiwa.....

Memurnikan ketaatan:
1. Menjaga jumlah sholat dan kualitas sholat/ mendisiplinkan diri berjamaah dan sholat malam.
2. Memperbanyak dan menjaga kualitas dzikir/mendisiplinkan jumlah bacaan dzikir.
3. Memperbanyak membaca, menghatamkan dan membaca Al Quran.
4. Menjaga quantitas dan kualitas puasa.
5. Menyerahkan masalah kepada Allah.
6. Menjaga yang wajib, menambah yang sunnah.

Menjaga kesucian:
1. Menjaga makanan yang masuk ke dalam tubuh.
2. Menjaga suara yang keluar dari mulut.
3. Menjaga anggota tubuh dari berbuat maksiat.
4. Berkumpul dengan orang sholeh.
5. Menjauhkan diri dari orang yang berperangai buruk.
6. Sering memalingkan diri dari kelezatan dan hiruk pikuk dunia.

No comments:

Post a Comment