Sunday, May 17, 2020

Mengapa Harus Bermadzhab?


Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Manshur dari Ibrahim dari 'Abidah dari Abdullah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ""Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang hidup pada zamanku (generasiku) kemudian orang-orang yang datang setelah mereka kemudian orang-orang yang datang setelah mereka. Kemudian akan datang suatu kaum yang persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya". Ibrahim berkata; "Dahulu, mereka (para shahabat) mengajarkan kami tentang bersaksi dan memegang janji ketika kami masih kecil". (Mereka memukul kami bila melanggar perjanjian dan persaksian) ". (HR.Bukhari 3378)

Bermadzhab, berarti mengikuti pendapat salah satu imam madzhab yang 4 dalam hal pelaksanaan syariat (tata cara beribadah).

-Kenapa mesti bermadzhab tidak mengambil langsung dari Nabi?
+ para imam madzhab bisa dibilang sebagai orang-orang dari generasi terdahulu yang membuat sistematika dan mengklasifikasi tata cara beribadah berdasarkan Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw, dimana generasi sahabat belum terlalu perlu melakukannya karena mereka langsung dalam bimbingan Nabi Muhammad Saw. Demikian pula jaman tabi'in, Sistematika dan klasifikasi yang dibuat saat meninggalnya para sahabat ra sebagai tempat rujukan ilmu agama. Sistematika yang kemudian dikenal sebagai ilmu fiqih ini sangat, sangat, sangat memudahkan pengajaran agama dan mempermudah orang menjalankan ibadah tanpa perlu lagi menganalisis Quran dan Sunnah. 


Bayangkan bila seorang mualaf diserahi Quran dan Sunnah untuk menjalankan Islam?

Semua Imam Madzhab mengambil dari Quran dan hadits dari jalur paling dekat kepada Muhammad Saw? Maka yang menyatakan mengapa tidak mengambil langsung dari Nabi? Menunjukkan kebodohan dalam memahami jalur periwayatan sekaligus menuduh para imam madzhab tidak menggunakan Quran dan sunnah Nabi Saw. Dan juga menunjukkan kedustaan, tanpa disadari mereka mengikuti madzhab saat diperkenalkannya Islam oleh orangtua mereka atau guru-guru mereka. Namun mereka jadi sombong dan lupa diri saat diberi akses ilmu Al Quran dan sunnah dan mengatakan ambilah dalil dari Al Quran dan Sunnah. Menempatkan diri layak membuat madzhab yang mandiri. 

-Mengapa tidak satu saja, mengapa harus mengambil dari yang imam yang 4?

+Dahulu madzhab itu lebih dari 4. Karena banyaknya hadits dan banyaknya penafsiran. Jadi sekali lagi perbedaan pokoknya adalah dalam penafsiran dan juga rujukan hadits yang diperoleh para imam.

Para imam tersebut diakui paling mumpuni di dalam penafsiran quran dan hadits sehingga apa yang mereka tetapkan masuh berlaku hingga saat ini, dan mereka saling menghormati dalam perbedaan. Artinya mereka saling menghormati penafsiran, tidak menyalahkan, mengecam, membid'ahkan/mengkafirkan.

-Bagaimana kalau saya tidak bermadzhab?
+Kalau tidak bermadzhab tidak mengapa,tapi sedalam apa kamu menguasai quran, hadits, bahasa arab, fqih, ushul fiqih,mantiq,balaghah, dst. Dan yang perlu diingat kamu itu umat akhir zaman, saat tidak bermadzhab, berarti kamu membuat madzhab baru, comot sana comot sini sesuai hawa nafsu kamu. Pantesnya dipakaikan nama kamu, dan silahkan cari pengikut. Yang jelas kamu menempatkan diri lebih baik dari para madzahib yang masuk generasi salafussholeh, katanya generasi salafussholeh tapi meninggalkan ajaran mereka, menuduh dalil mereka lemah, dan pendapatmu lebih baik.

- para imam madzhahib bukan Nabi, mereka bisa salah.
+ Sangat benar, mereka sangat bisa salah, apalagi kamu yang selisih hampir 40 generasi. Daripada ngikutin kamu yang 40 generasi (1300 tahun) datang belakangan, ya jelas lebih baik ngikutin generasi ke 2 dan ke 3.

-kami langsung mengikuti Quran dan Sunnah, bukan para imam.
+ Nah dusta lagi. Quran,sunnah terus langsung ke kamu. Hebat skali klaim, Quran,sunnah, langsung ke kamu. Alhamdulillah saya baru tahu pentingnya ...pentingnya! periwayatan (sanad keilmuan), untuk menolak orang2 sepertu kamu, yang mengklaim periwayatan: Nabi, Quran, Sunnah, kami.

-Kami hanya menggunakan hadits shohih. Madzhab kami adalah hadits shohih. Nah itu, perkataan yang dipakai para imam. Jadi kamu berkeyakinan para imam melakukan kesalahan sehingga layak dibenarkan oleh kamu....(sambil ngakak guling2).
+ kalo kamu menggunakan hadits shohih, saya tanya hafalan hadits kamu?

- hafalan tidak penting, karena saat ini seluruh hadits sudah dibukukan,dikomputerisasi,digitalisasi, kita tinggal memakai kata kunci
+ nah itu dia, disini perbedaan saya dan kamu, kamu paling getol anti dengan bid'ah, tapi dalam periwayatan hadits dan ilmu kamu menggunakan cara diluar generasi salafussholeh.  Kami masih berguru kepada ulama yang memiliki jalur periwayatan, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw saat menerima wahyu dari Jibril As dan para sahabat ra dari Nabi Muhammad Saw, melalui proses tatap muka. Hingga para pengumpul hadits melakukan hal yang sama, tidak melakukan penulisan hadits tanpa bertemu periwayatnya.

Dan kamu meninggalkan para guru, para imam madzhab, karena merasa menemukan dalil shohih yang kamu temukan dari kitab hadits, dan kumpulan yang didigitalisasi, kemudian mengklaim pendapat imam ini salah, imam itu salah. Yang demikian sangat menyalahi tuntunan belajar dan periwayatan, dan disinilah perbedaan kita yang tidak akan pernah bertemu. Dan anda bisa jawab siapa yang bid'ah dalam cara pengambilan ilmu. Pantas bila anda menghinakan para guru dan perawi, karena mengambil dalil secara serampangan tanpa guru, dengan penuh rasa bangga merasa dengan referensi kitab mengatakan kami mndapatkan ilmu ini langsung dari Nabi Muhammad Saw dan Quran dari Allah Swt, kemudian layak mensejajarkan pendapt anda dengan para imam madzhab. Naudzubillah mindzalik. (Bila lupa siapa anda baca lagi hadits, Bukhari no.3378 di atas)

No comments:

Post a Comment