Thursday, September 18, 2008

Allah memperkenalkan diriNya dalam Matematika

Dalam istilah matematika dikenal term infinity dengan lambang ~
Ada yang menyebut Allah sebagai Zat Yang Tak Terbatas
Kalau tidak ada yang menyebutnya demikian maka saya yang menyebutnya.

Jadi Allah mengenalkan dirinya dalam matematika dengan lambang ~

Dalam matematika bilangan berapapun itu saya anggap sebagai entitas-entitas ciptaan Allah. Anggaplah manusia pertama Nabi Adam dikasih label 1 maka saya sebutlah nomer 1294902341231231.

Dibandingkan dengan semua bilangan maka ~ adalah di atas semua bilangan, tidak ada definisi yang melampaui ~ jadi misalnya saya mengalikan 2 dengan ~ maka ia tetap ~, saya mengalikan ~ dengan ~ maka tetap ~. Jadi ini saya anggap sifat mutlak dari ~ bahwa Dia tidak ada yang menyaingi.

Sebuah bilangan dibagi dengan 0 adalah ~
Saya terjemahkan menjadi bentuk perkalian, ~ x 0 adalah sebuah bilangan, artinya entitas entitas ini ada karena ada peran ~.

Semua entitas dibandingkan dengan ~ adalah nol
Semua makhluk itu seberapapun besarnya dia jika dibandingkan dengan ~ maka yang adalah bukan apa-apa.

9. 0 dibagi 0 adalah tidak ada definisinya alias undefine. Artinya tidak ada ruang untuk ketiadaan sama sekali. Menunjukkan bahwa ia ada, ketiadaan sama sekali itu tidak mungkin dan disebut sebagai tidak terdefinisi.

10. Allah meliputi semuanya,
1,991~ = 2
1,981~ = 1,9 dst
Bahwa bilangan itu ada karena ada karena disusun dari ~


Wallahualam. Maha Suci Allah Maha Infinity dari persangkaan hambaNya.

Math resource: http://www.math.utah.edu/~pa/math/0by0.html

Hikmah Sholat Berjamaah

Sholat berjamaah sangat dianjurkan dan mendekati wajib bagi sebagian ulama, apa sesungguhnya hikmah dibalik itu.

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, `Sungguh aku punya keinginan untuk memerintahkan shalat dan didirikan, lalu aku memerintahkan satu orang untuk jadi imam. Kemudian pergi bersamaku dengan beberapa orang membawa seikat kayu bakar menuju ke suatu kaum yang tidak ikut menghadiri shalat dan aku bakar rumah-rumah mereka dengan api." (HR Bukhari 644, 657, 2420, 7224. Muslim 651 dan lafaz hadits ini darinya).

Ini adalah sekelumit pengalaman pribadi:
Suatu saat hati lagi suntuk dan gak karuan saya pergi ke mesjid. Biasa berlogika dengan ayat jadikanlah sabar dan sholatmu sebagai penolongmu. Pas sholat biasa saja, boro-boro penyerahan, atau metode yang diajarkan oleh Ustadz Abu, sholat sambil nglantur ke masalah. Tapi sehabis sholat saya merasakan suatu hal yang belum pernah saya alami, saya dititipi perasaan gembira, senang tidak terkira sampai saya merinding dan menangis saking senangnya, dibalik perasaan senang ada lagi perasaan haru dan terimakasih kepada Allah karena suasana hati saya dibalik sedemikian rupa tanpa bisa dijelaskan secara logika. Saya bolak balik sujud sukur dan menangis karena pemberian itu. Ternyata saya dapat hikmah dari sholat berjamaah saat itu, yang ini berdasar asumsi saja, ada orang soleh diantara jamaah yang khusyu dan pancarannya menerpa diri saya, jadi kerapatan shaf juga mempengaruhi transfer ini. Wallahualam



Malaikat Ternyata Tidak Bisa Membaca Hati

...............
Kemudian malaikat Hafazah itu naik lagi dengan membawa amal hambayakni shalat, puasa, zakat, haji, umrah, akhlak yang baik dan muliaserta zikir pada Allah. Amalan itu diiringi malaikat ke langitketujuh hingga melintasi hijab-hijab dan sampailah ke hadirat AllahSWT.Semua malaikat berdiri di hadapan Allah dan semua menyaksikanamalan itu sebagai amalan soleh yang betul-betul ikhlas untuk Allah.Tetapi firman Tuhan,”Hafazah sekalian, pencatat amal hamba-Ku, Akuadalah pemilik hatinya dan Aku lebih mengetahui apa yangdimaksudkan oleh hamba-Ku ini dengan amalannya. Dia tidak ikhlaspada-Ku dengan amalannya. Dia menipu orang lain, menipu kamu(malaikat Hafazah) tetapi tidak bisa menipu Aku. Aku adalah MahaMengetahui.”...........

Ini adalah kutipan hadits tentang antara Allah dan Malaikat Hafazah saya potong dari sumbernya di
http://abuhaydar.wordpress.com/2008/01/18/dialaog-tentang-amal/

Malaikat ternyata tidak mengetahui amalan hati seorang hamba. Masya Allah. Dengan tugas sebagai pencatat amal baik dan buruk ternyata malaikat hanya diberi kemampuan mencatat apa yang terlihat bukan yang tersembunyi dalam hati. Betapa besarnya pengaruh kesertaan hati dalam setiap ibadah yang kita lakukan.

Jenjang Keimanan



1. Menolak keberadaan Allah

2. Meyakini dan mengakui adanya Allah.

3. Meyakini dan mengakui kebenaran Islam.

4. Meyakini dan mengakui semua yang wajib diimani dalam Islam: Nabi, Kitab, Malaikat, Surga/Neraka, Ketetapan, dll.

5. Menjalani hidup yang dilandasi keimanan.

6. Menyerahkan/pasrah total kepada Allah dengan rambu kepahaman akan ajaran.

Karakter keimanan tahap 1:
Orang-orang yang menolak bisikan hati nurani. Sebagaimana Firaun. Hari ini mereka menyebut dirinya sebagai atheis.
Menentang habis-habisan keberadaan Allah.
Menistakan Allah dan orang-orang yang mengakuiNya.

Karakter keimanan tahap 2:
Membenarkan akan adanya Allah dalam pikiran dan hati, namun belum tunduk kepada aturan pengabdian kepadaNya.
Masih suka bergerak bebas tanpa aturan yang membelenggu. Bisa disebut orang kafir atau musrikin.

Karakter keimanan tahap 3:
Anak-anak yang lahir dalam lingkungan Islam.
Melaksanakan sesuatu karena takut. Takut dimarahin orangtua, guru, gak dapet nilai.
Landasan melakukan sesuatu hanya karena reward dan punishment.
Ibadah masih dilandasi pencapaian dunia, ketenaran, harta, pangkat, jabatan dll (riya).
Bisa lebih buruk dari tipe 1 apabila terus menerus terfokus kepada selain Allah, karena menjatuhkan diri kepada kemusryikan ataupun kemunafikan.

Karakter keimanan tahap 4:
Yakin dan mengimani keberadaan Allah, Nabi, Kitab dan ajarannya sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Berpikir dan bertindak sistematis sebagaimana tertulis dalam Quran.
Menggunakan akal dan logika untuk menggapai Allah.
Masih sering stress menghadapi masalah hidup karena masih bersandar pada pikiran.

Karakter keimanan tahap 5:
Orang yang selalu yakin dengan pertolongan dan campur tangan Allah dalam kehidupan.
Pikirannya hanya terfokus kepada peribadatan kepada Allah.
Orang yang sudah mampu menyeimbangkan zikir, pikir, laku dalam keseharian.
Orang yang santai dalam menghadapi hidup dengan ketekunan beribadah kepada Allah.
Orang yang sudah melibatkan hati dalam mengenal Allah, meski masih diuji oleh Allah dengan beban hidup, kebimbangan, sampai waktu tertentu seandainya dia sabar maka orang ini akan masuk ke karakter keimanan tahap 5.

Karakter keimanan tahap 6:
Para Nabi dan orang terpilih yang didekatkan oleh Allah.
Orang-orang pilihan ini tidak serta merta dipilih, tapi karena dalam tahap tertentu mereka telah mampu memasuki tahapan ke 4 dengan cepat dan kesabaran menghadapi ujian dari Allah.
Orang-orang yang masuk katagori ini sudah tidak berpikir tentang dunia, keberadaannya di dunia ibarat jantung bagi tubuh, Allah yang menggerakkan, mengatur ritme dan mematikan. Orang dalam kelompok ini hampir2 tidak kita temukan dalam kehidupan saat ini.
Orang yang didekatkan atau dalam istilah AlQuran Muqarrabun.

Karakter keimanan memang fluktuatif, bisa jadi seorang dengan keimanan tahap 4 turun ke tahap 1 saat diuji oleh Allah, namun biasanya kalau sudah tahap 4 dia akan cepat kembali. Dalam iman tahap 5 pun ada yang turun ke tahap yang dibawahnya namun sangat cepat ditarik kembali oleh Allah. Mis: kisah Nabi Yunus.

Tuesday, September 09, 2008

God Spot, Titik Ikhlas, Titik Pasrah, Titik Khusyu, Ruang Dialog dengan Tuhan

Menemukan Tuhan adalah kegiatan termudah sekaligus tersulit dari seorang hamba. Seorang anak manusia yang lahir ke dunia seakan terkena amnesia. Inilah letaknya ujian. Pada diri seorang manusia sesungguhnya telah dibekali dengan benih keimanan,

172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (Al-A'raaf , 7:172)


namun ada yang memelihara benih ini, ada yang berusaha keras mempertahankannya, ada yang sengaja membunuhnya. Pada saat seorang manusia berada dalam titik Tuhan maka ia akan melihat kebenaran dan jalan yang terang benderang

179. Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A'raaf, 7:179)


Bagi pencari-pencari Tuhan usaha yang tak kenal lelah terus dilakukan untuk dapat menjangkau Tuhan. Saya menggunakan istilah Tuhan yang lebih Indonesia karena dalam kaidah berbahasa istilah ini masih mengkerucut kepada Sang Pencipta. Tuhan bersifat universal bagi semua agama, oleh karenanya semua yang merasa diciptakan berhak untuk menemuinya. Menemukan Tuhan ibarat menyusun kepingan puzzle yang berserak di pelosok jagad. Yang tentu hampir tidak mungkin dilakukan oleh seorang anak manusia melainkan dengan pertolongan Tuhan sendiri. Namun pada tahapan ini banyak orang yang merasa bahwa ia menemukan Tuhan karena usahanya sendiri.

Untuk menemui Sang Pencipta sesungguhnya sangat mudah, ia kita temukan dalam semua kondisi dan situasi, hanya terkadang definisi yang telah tertanam sejak kecil, ilmu-ilmu yang tercampur baur mengaburkan dan menjauhkan seorang hamba dari Tuhannya.

Simulasi menemukan Tuhan yang paling gampang adalah, asumsikan diri anda adalah sebuah penumpang sebuah pesawat yang meluncur akan menghunjam bumi. Maka dititik ini semua hal yang kita kejar di dunia akan sirna dan yang kita sebut adalah nama Tuhan. Utang, orang-orang yang dicintai, aset, rumah, mobil, jabatan, nafsu makan, syahwat, rasa sakit, rasa senang semua sirna pada titik ini, nama Tuhanlah yang dipanggil dan disebut. Pada kondisi ini sebenarnya manusia dipaksa pada titik God Spot, titik ikhlas, khusyu, dan posisi antara hamba dengan Tuhan sangat jelas. Bagi yang mencintai dunia maka yang ada adalah rasa takut, takut akan kematian, takut akan siksa, takut meninggalkan kesenangan2 hidupnya. Sebagian yang lain merasa pasrah, dia sadar dia tidak mampu mengendalikan semuanya. Ia akan berdoa kepada Tuhannya untuk diselamatkan kalau diijinkan, atau seandainya nyawanya dicabut dia dalam keadaan mengingat Tuhannya.
65. Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan ikhlas kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah) (Al-'Ankabuut 29:65)

Ya, titik Tuhan, titik ikhlas, titik pasrah ini pernah kita alami, hanya tergantung kepada individu tentang mensikapi kondisi tersebut. Apabila seorang manusia mampu masuk ke dalam kondisi ini maka sesungguhnya dia dalam kondisi siap berdialog dengan Tuhannya. Dan respon dari Tuhannyapun mampu ia pahami dan terapkan. Ruang dialog ini terbebas dari hawa nafsu, keinginan, pamrih, pengharapan, kesedihan, dan sejenisnya. Disini hanyalah ruang tempat penyerahan diri sebagai hamba tak berdaya, dan pengakuan bahwa Dia Sang Penggenggam nyawa. Pada titik inilah Islam yang membedakan dengan agama-agama lainnya. Pada titik ini seorang muslim disuruh memurnikan dan meniadakan bentuk-bentuk dan gambaran fisik tentang Tuhan. Sedangkan agama lain telah tereliminir dengan Tuhan-tuhan mereka yang dinampakkan secara fisik. Seorang muslim yang mencapai titik ini maka yang ada hanya satu kondisi yaitu rendah yang serendahnya hingga ia merasa bukan apa-apa bahkan menghilang. Kondisi ini harus dilakukan dengan sadar. Ruang ini adalah tempat dimana seorang manusia akan ditunjukkan jalan yang harus ditempuh, bukan hanya melalui kesadaran dalam berpikir, tapi skenario-skenario yang terjadi disekelilingnya sangat mudah terbaca dan mendukung langkahnya. Dalam titik ini pula iblis telah membuat statement tidak akan menggoda:

82. Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, 83. kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (urat Shaad.38)


HALANGAN-HALANGAN MENUJU KHUSYU
1. Dominasi akal yang meliputi:
keinginan selalu mendebat, berlogika, sensor indra, asumsi, teori, hayalan, memori panjang-pendek. Saat orang ingin menuju khusyu maka tahapan pertama adalah menghilangkan semua rangsangan, teori, respon, pengharapan, trauma, kesenangan, kegelisahan dari dan untuk dirinya. Artinya dia ingin menuju suatu titik dimana respon luar tidak diperlukan.
2. Pengharapan paling dalam: ingin dimuliakan, sederajat Nabi, ingin diampuni, ingin dibalas surga, juga harus dilewati. Meskipun itu nampak wajar, tingkatan ini sudah mendekati titik ke Tuhanan, namun ibaratnya masih seperti menggunakan alat telekomunikasi, masih pakai alat.
3. Membayangkan sensasi-sensasi. Sensasi memang bisa didapat oleh seorang yang khusyu, tapi membayangkan sensasi malah bisa jadi mengarahkan kepada halusinasi ataupun gangguan setan, mis: menunggu getaran, menunggu cahaya berkilatan, menunggu terbang dll. Semua bisa jadi dirasakan tetapi tidak untuk ditunggu. Masing-masing orang memiliki difinisi khusyu masing-masing. Jadi tidak bisa dipukul rata. Yang paling sering adalah bulu kuduk dan kulit meremang, dan tiba-tiba menangis.
4. Kegundahan hati: marah, kesal, dengki, syahwat, sakit hati, kecewa, takut, malu. Adalah halangan yang paling sulit disingkirkan karena merupakan penyakit hati yang telah menempel. Sehingga sering ritual ibadah dicemari dengan kondisi hati ini.
5. Ketinggian hati/kesombongan: orang-orang yang dititipi Allah dengan ilmu dan harta maupun usia akan sangat berat saat dia melihat orang di sekitarnya tidak seperti dirinya. Posisi ini sama saat Adam diciptakan, iblis merasa pongah karena kelebihannya. Misalnya saya diberi amanah oleh Allah dengan bacaan Quran yang banyak. Pada saat amanah ini jadi kebanggaan dan meremehkan orang lain yang lebih sedikit bacaannya maka akan menjadi bumerang, bukan menjadi kemaslahatan bagi diri.

APA DAN BAGAIMANA SETELAH KHUSYU?
Kondisi ini memang sangat tergantung dari masing2 pelaku, yang paling mudah adalah hilangnya sifat dan wujud diri yang sering disebut sang aku, si aku , wahyu. Ruang dialog ini juga bersifat timbul tenggelam/besar kecil tergantung dari latihan, kepasrahan, dan kewaspadaan dari pelaku. Saat ini kita sampaikan semua unek-unek dan pengharapan. Berdoa sebagai pemula biasanya mendahulukan ritual doa secara urut dan tekstual sebelum tahapan tahapan khusyu tercapai. Bahayanya adalah hawa nafsu lebih dominan, si aku mendikte Sang Kuasa untuk memenuhi syahwat. Namun sah-sah saja, latihan terus menerus akan membawa manusia menuju ke tingkat yang lebih benar dan bijak.

APA YANG DIDAPAT DENGAN KHUSYU?
1. Ketenangan, santai, relax meskipun dalam kondisi yang membuat stress. Banyak utang, tagihan, kebutuhan, beban kerja, dll. Dalam kondisi khusyu masalah ini dianggap sebagai 'paket titipan' dari Allah yang sedang didiskusikan kepada Allah. Sebagai hamba yang penuh keterbatasan hendaknya menyerahkan kembali urusannya kepada Allah. Argumen bahwa kita telah diberi otak untuk menyelesaikan urusan dunia, hanya akan membawa kita ke tingkat stress yang lebih tinggi. Memang benar diberi otak, namun setelah pemecahannya adalah tetap melalui proses dialog.
2. Ide dan gagasan. Setelah berdialog pikiran akan dipenuhi oleh ide dan kreativitas. Tinggal kita menyambutnya dengan kerja dan ketekunan mewujudkan gagasan tersebut. Ide dan gagasan bukan bersumber dari otak kita, ini patut dicatat, dia datang dan pergi sesuai dengan keputusan dan ketetapan Allah. Sel otak Eistein tidak lebih banyak atau berbeda dengan sel otak kebanyakan manusia yang membedakan adalah Einstein sudah ditetapkan untuk dititipi amanah oleh Allah untuk memecahkan teori relatitivitas.
3. Penyelesaian masalah dari arah yang tidak terduga. Kurang lebih sama dengan ide. Tiba-tiba ada orang mengantar ini itu, tiba-tiba ada yang menawari pekerjaan, tiba-tiba ada yang ngasih uang, tiba-tiba datang jodoh dst..dst.... Sebaliknya niat yang dilandasi nafsu hanya akan menimbulkan keserakahan, kedengkian, stress, dan sederet kemaksiatan lain. Contohnya telah banyak
4. Pikiran, sikap, dan perilaku yang terjaga. Giat dalam ibadah dan menolak segala bentuk kemaksiatan. Merasa khusyu atau tertipu khusyu dapat dilihat dari apakah kita jadi seorang ahli ibadah, gemar membaca Quran, menjaga mata dari kemaksiatan. Mengurangi kegiatan yang halal namun memalingkan dari Allah, atau masih tetap saja?
Apabila tidak ada perubahan dalam sikap keseharian maka sesungguhnya khusyu yang kita rasakan baru tahap imajinasi atau merasa namun belum menggapai khusyu sesungguhnya.
5. Diberi naluri dan ketajaman dalam bertindak dan bersikap. Diberi rasa ragu apabila langkah tersebut tidak baik untuk dirinya, diberi kemantapan apabila itu jalan yang harus dilalui.

Monday, September 08, 2008

Doa Diujung Asa

Ribuan doa telah kita panjatkan, namun seringkali responnya tidak seperti yang kita harapkan. Pernah saya katakan bahwa doa pasti dikabulkan, namun Allah Sang Maha Tahu dan Maha Pengatur sedang menjalankan ketentuan dan ketetapannya. Saya ambil contoh ya Allah hancurkan orang kafir, maka tidak serta merta orang kafir itu musnah di seluruh jagat. Jelas2 ini mengacaukan kehidupan di dunia. Tanpa dimintapun ketentuan tentang orang kafir ini akan berlaku, baik di dunia maupun akhirat. Karena kita memang serba terbatas dalam pengetahuan tentang kehidupan maupun sebab-akibat dari doa yang kita panjatkan makanya kita diminta untuk terus berserah diri.

Maksud dari Doa Putus Asa artinya doa-doa yang sering saya baca apabila mendapatkan tekanan luar biasa sehingga akal ini tidak mampu berpikir. Karena memang sudah putus asa maka redaksinyapun 'semi mengancam' Allah, tentunya dalam arti yang positif. Beberapa yang pernah saya panjatkan adalah sbb (adab doa lebih baik dilaksanakan seperti sholat sunnah hajat, hamdallah, shalawat) dan hasilnya Alhamdulillah sukses:

Saat kepepet gak punya duit, tapi kebutuhan sangat banyak:

"Ya Allah hawa nafsuku menginginkan ini dan itu, sehingga kini aku terbebani, aku membutuhkan uang untuk melunasi ini itu, namun saat ini aku tidak memilikinya. Aku mungkin bisa minta kepada si ini atau berhutang pada si itu, namun aku sengaja tidak lakukan karena aku lebih senang meminta kepadaMu Duhai Zat Pemiliki Semua Kekakayaan. Aku sudah diambang keputusasaan, rizkimu bertebaran, namun aku tidak sanggup mengejarnya, saat engkau beri orang kafir itu limpahan harta yang luarbiasa, keimananku kadang tergoncang. Namun engkau memang memposisikan aku seperti ini, untuk engkau uji apakah aku kembali kepadaMu. Maka saat ini aku kembalikan urusan ini kepadaMu dan aku meminta kepadaMu. Aku memang bukan hambaMu yang taat, yang ahli ibadah, namun aku hambaMu yang jauh dari semua itu. Aku bukan Ayub, aku bukan Muhammad, atau hamba-hambaMu yang selalu mendekatkan diri kepadaMu, namun engkaulah Tuhanku, tempat aku memohon dan meminta. Ya Allah Engkau tidak menguji hambaMu diluar kemampuannya, saat ini aku sudah diambang kemampuanku. Ya Allah kalau pertolonganMu tidak berupa materi berilah aku kesabaran, ketenangan, jalan keluar, dan penjelasan tentang semua ini. Amin"

Saat tergoda melihat wanita:
"Ya Allah nafsuku menginginkan wanita itu, kalau memang ada jodoh permudahlah, kalau tidak maka jauhkanlah. Engkau tolong Yusuf AS atas nafsunya. Maka hari ini aku juga memohon pertolongan yang sama. Kalau bukan karena mencari keridoan atau mengikuti perintahMu tentu aku tidak memanjatkan doa ini. Ya Allah engkau yang menitipkan nafsu ini, maka Engkau yang mengetahui gejolak ini dan Engkau pula yang dapat meredamnya. Doa ini aku panjatkan untuk menjaga kesucian diri dan agamaMu Duhai Allah Pemilik Kesempurnaan."

Saat sudah dipanjatkan maka kita tidak usah berpikir lagi pada masalah itu. Yakin saja bahwa Allah yang akan menurunkan pertolongannya.

Tuesday, September 02, 2008

Menikah Muda vs Pergaulan Bebas

Salah satu bentuk kemenangan setan saat ini adalah merubah paradigma tentang hubungan suami istri. Seperti kita ketahui, bahwa hubungan suami istri sifatnya adalah haram. Maka ia dihalalkan dengan pernikahan. Namun kecenderungan masyarakat sekarang dengan tradisinya adalah mempersulit pernikahan yang berpahala dan mempermudah perzinahan yang merupakan dosa besar.

Banyak hal yang dijadikan alasan untuk mempersulit pernikahan antara lain:
1. Sudah bekerja, punya rumah, kendaraan, dll.
2. Berbiaya besar untuk resepsi, mahar, uang naik, dll.
3. Menuntut tanggung jawab (memangnya kalau belum menikah boleh tidak bertanggung jawab?)
4. Umur yang belum cukup.
5. Belum dewasa, dll serentet alasan yang dibuat-buat yang intinya menghalangi orang untuk menikah.

Semestinya menikah itu dibagi menjadi beberapa katagori:

1. Mencegah fitnah mata, tangan, pikiran, hati, dan kejinya zina dengan menghalalkan hubungan suami istri.
2. Memenuhi kebutuhan cinta kasih dan kebersamaan.
3. Membentuk keluarga dan meneruskan keturunan.
4. Bentuk ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Semestinya memang pernikahan itu mencakup ke 5 hal. Namun hal ini menyebabkan orang mengakui bahwa pernikahan itu sulit dan terjal. Sehingga banyak yang mengambil jalan pintas yaitu memenuhi kebutuhan biologis dan cinta kasih melalui jalur pintas yang nyata-nyata dilarang oleh agama.

Mudahnya menikah
Menikah sesungguhnya sangatlah mudah, hanya diperlukan wali perempuan, saksi, pengantin laki-laki, pengantin perempuan, ijab-kabul, dan mas kawin. Namun interaksi dengan budaya lokal menyebabkan pernikahan menjadi rumit dan mahal. Ditambah lagi dengan birokrasi. Kalau dilihat sekilas pernikahan sama mudahnya dengan seorang laki-laki yang minta ijin kepada orang tua perempuan untuk mengajak anak perempuannya jalan berdua. “Oom saya minta ijin mau keluar sama si…… nonton atau makan atau ke konser ini itu”.
Ya semudah itu menikah, dimana syarat pernikahan hampir semua terpenuhi. namun setan sekali mengemas dalam bentuk yang rumit.

Saat ini banyak orang tua yang mudah memberi ijin anaknya untuk ke luar rumah dengan pria yang tidak berhak mendampinginya. Perzinaan, hamil diluar nikah, nikah karena hamil, pengguguguran kandungan, mati karena pengguguran adalah efek dari mempersulit pernikahan dan mempermudah perzinaan. Pihak-pihak yang sudah menjadi pembela asas kebebasan tidak mau untuk mengkaitkan kasus-kasus tersebut dengan masalah pernikahan. Semua selalu menggunakan logika terbalik yang sebetulnya tidak bisa dilakukan, misalnya: “Sudah pacaran lama saja bisa cerai apalagi tidak berpacaran”. “Menikah dalam kondisi mapan saja bisa cerai gimana menikah dalam kondisi tidak mapan?

Padahal semestinya bisa juga dibuat counternya, “Buat apa pacaran toh yang sudah pacaran lama saja bisa putus, mendingan pacaran pas sudah menikah.”
“Yang sudah mapan saja bisa cerai, ngapain nunggu mapan untuk menikah.

Menikah Muda butuh dukungan penuh orang tua
Orangtua adalah kunci untuk mempermudah pernikahan. Orangtua yang sadar akan fitrah seorang anak manusia yang akil balik, tentunya tidak akan membiarkan anaknya dalam perbuatan 'mendekati zina'. Menikah itu mudah mendatangkan berkah, rasa aman, rasa tenang. Bila anak belum mampu segi materi yang anggap saja seperti mereka sedang pacaran, numpang di rumah masih kita subsidi, gak masalah kan?

Kesimpulan tips-tips menikah muda:
1. Menikah di usia muda memberikan rasa aman, menekan fitnah dan menjauhkan dari kekejian zina.
2. Pengertian dan dukungan orang tua baik dari segi moril maupun materiil. Orang tua hendaknya melihat perubahan fisik, hormonal, psikologis dari anak, hendaknya orangtua yang menawarkan anaknya untuk menikah dengan memberikan nasehat-nasehat. Setiap pria yang datan hendaknya ditanyai tentang kesiapan menikah. Tolak sejak awal pria yang tidak memiliki konsep tentang pernikahan.
3. Pembinaan dan edukasi yang kontinyu sebelum dan sesudah menikah. Pembinaan bertujuan untuk menghantarkan atau meningkatkan kualitas perkawinan seorang
4. Menunda memili keturunan apabila dianggap belum mampu. Memiliki keturunan adalah tujuan mulia dari pernikahan dalam melestarikan ras manusia, namun saat belum mampu maka ia bisa menjadi prioritas berikutnya di bawah menghindari fitnah dan zina (apalagi spesies manusia belum mau punah. Apalagi pasangan muda cenderung mobile dan enggan dibebani oleh tanggung jawab mengurus anak.