Thursday, August 30, 2007

Hikmah Penculikan Raisah

Drama penculikan Raisah baru saja usai.Yang menarik dari peristiwa ini adalah pelaku penculikan yang berstatus Ustadz beserta muridnya. Berbaju koko rapih, berjenggot, berpoligami, istri bercadar, pekerjaan mulia berdagang buku Islam dan memiliki toko. Apa yang salah?

Ini hal yang menarik dicermati, bagimana seorang yang menjalankan perintah agama secara ketat, terjebak kepada perilaku setan. Menculik untuk mengharapkan tebusan, luar biasa biadabnya. Demikian frustasinyakah orang tersebut, sehingga Allah tidak lagi dijadikan tempat bersandar? Memalukan dan mencoreng agama, mengedepankan simbol keagamaan namun berperilaku seperti orang kafir.

Hal ini bukan yang pertama terjadi, beberapa waktu lalu seorang ibu yang juga dikenal sebagai muslimah yang taat dan suami yang aktivis mesjid, dengan ‘tenang’ menghabisi nyawa ketiga anaknya. Naudzubillah.

Hal-hal di atas masih bisa kita maklumi apabila dilakukan oleh orang-orang yang tidak pernah atau jarang beribadah kepada Allah, tetapi ini dilakukan oleh orang yang menegakkan aturan-aturan Allah dengan ketat??

Semuanya berlatar belakang ekonomi. Yang menarik Allah sudah menyatakan peringatannya secara gamblang tanpa perlu menafsirkan.

268. Syaitan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan; sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. (Al-Baqarah)

Larangan membunuh anak ada di 2 tempat:

151. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar[518]." Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya)(Al-Anam)

31. Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.(Al Israa’)

Saat membaca ayat ini maka seakan-akan logika kita terasa jungkir balik. Apa yang kurang dari pelaku-pelakunya? Keimanan kepada firman Allah seakan-akan hilang, lepas, bahkan diinjak-injak dengan melanggarnya.

Kemiskinan tidak dapat diselesaikan hanya dengan pikiran, logika, strategi dan ikhtiar. Ia ada dalam wilayah berserah diri (bukan putus asa. Bereserah diri seperti nama agama ini Islam), berkeyakinan kuat bahwa Allah telah membagi rizki kepadanya diusahakan atau tidak diusahakan. Seandainya dia harus mati kelaparanpun malaikat akan menyambutnya. Ini wilayah keimanan yang luar biasa sulit dilaksanakan. Orang lebih pasrah (dalam arti putus asa) kepada kepusingan tiada ujung karena pikiran dan ikhtiar seakan sudah tidak membawa hasil. Mendengar ayat atau nasehat hanya menambah kedukaannya.

Melewati kejadian-kejadian kecil, biasa dalam kehidupan sehari-hari tanpa perasaan ingat kepada Allah, mensyukuri nikmat, adalah kemaksiatan yang banyak dilakukan oleh siapapun juga. Materi berderajat cukup, anak-anak yang lucu, pikiran sehat, keislaman, keimanan dianggap hal yang biasa-biasa saja. Semuanya terjadi karena godaan hawa nafsu yang menganggap kebahagiaan terletak pada berlimpah harta, kesenangan, kemewahan, istri-istri cantik, popularitas, mobil mewah, rumah mewah, pakaian bagus.

Apa yang kurang dari memiliki toko buku Islami, istri dua. Apa yang kurang dari anak-anak yang sholeh, lucu, dan sehat? Jawabnya hanya satu….ketiadaan rasa sukur dan merenungi karunia Allah yang telah dilimpahkan hari ini. Stress kita saat ini bukan karena takut bermaksiat kepada Allah atau hilangnya keimanan. Stress kita saat ini lebih karena takut kehilangan pendapatan, uang, rizki , dan keinginan-keinginan keduniawian yang masih banyak yang belum kita raih, dan setan, Insya Allah tidak akan pernah berhenti untuk membisikkan apa-apa yang kurang dari dunia kita. Stress kita lebih karena kita perasaan hasad, tamak, loba, serakah, dengki. Sehingga berapapun harta yang anda punya hari ini, stress itu tetap akan ada.

Kerja kita telah jauh dari makna ibadah, karena sangat sedikit waktu kerja kita yang menimbulkan rasa ingat kepada Allah. Ibadah, memiliki toko buku Islam, zikir, tilawah, sholat sekalipun kalau tidak disertai perasaan ingat kepada Allah akan menimbulkan hal-hal seperti di atas. Bahkan Allah dengan nada yang keras mencela saat kita lalai dalam sholat, apalagi lalai dalam keadaan tidak beribadah atau maksiat.

Celakalah orang-orang yang sholat, yaitu orang yang lalai dalam sholatnya(Al-Maa’uun).


Sekali lagi Allah akan kehilangan sifat MahaNya dalam diri kita saat kita hanya mendekatinya dengan pendekatan teks, akal dan logika. Allah harus kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, sekecil-kecilnya, seluas-luasnya. Hati adalah tempat yang luas yang mampu menemukanNya dan merasakan kehadiranNya dalam hidup dan kehidupan kita. Allah Maha Lembut, dekatilah dengan kelembutan terhadap sesama, Allah Maha Pemberi, dekatilah dengan banyak memberi, Allah Maha Mengawasi mengetahui apa yang kita perbuat, Allah Maha Menjaga menjaga harta, amal, keislaman dan keimanan kita hari ini, Allah Maha Menyantuni sehingga binatang melata buta masih dapat hidup hari ini….temukanlah sekarang ini juga dalam hati anda. Dialah Allah yang Lahir maupun yang Batin, saat sisi lahir dan batin seimbang makan saat tidak diberi kebutuhan lahir, maka kekayaan batin akan tetap memberikan kita kekuatan dan sebaliknya. Wallahualam.

3. Dialah yang Awal dan yang Akhir yang Zhahir dan yang Bathin]; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.(Al-Hadiid)

11. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki.(Al-Jumu’ah)--->
Allah sebaik-baiknya pemberi rizki, bukan perusahaan, orangtua, anak, rekan, bos.

100…….. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(Yusuf)

Puasa Menurut Saya

Puasa dalam arti menahan dari sesuatu dilakukan oleh banyak orang di dunia. Puasa dari makanan tertentu disebut diet, puasa berbicara, puasa berkelahi (anger management), dll. Puasa adalah hal yang biasa dilakukan oleh banyak orang dengan tujuan beragam

Puasa dalam Islam artinya menahan makan, minum, berhubungan badan dari terbit fajar hingga matahari terbenam merupakan salah satu wujud ketaatan setelah seseorang mengaku beriman.

Saat seorang Islam menyatakan dirinya beriman kepada Allah, Sang Penguasa yang Maha Gaib, maka dia harus membuktikan keimanannya dalam bentuk mengikuti perintah-perintahnya. Salah satunya adalah puasa, dimana dalam puasa seorang muslim mengekang kebiasaan-kebiasaan nafsunya.

Jadi puasa itu merupakan bentuk ketaatan, ketaatan kepada yang tidak tampak wujudnya/ /kekuasaannya/perannya, adalah bentuk keimanan. Keimanan itu dalam hati, dan keimanan itu hampir mustahil dibuktikan.

Puasa adalah refleksi keimanan, namun kualitas puasa seseorang tidak dapat dibuktikan selain oleh Allah sendiri.

Jadi apabila orang yang mengaku beriman kepada Allah belum tentu berpuasa, maka bisa jadi orang itu baru yakin/beriman terhadap keberadaan Allah, namun belum cukup beriman kepada hukum-hukum Allah, peran Allah, memiliki/bersahabat/mencintai Allah.

Memang keimanan itu bertingkat-tingkat. Semakin tinggi keimanan seseorang maka kita melihat hal-hal yang baik dari orang tersebut. Tidak hanya dari segi lahir, tapi dari segi batin, akhlak dan perilakunya.

Orang-orang yang memiliki keimanan tinggi pada saat ini, akan cenderung melakukan hal-hal yang menentang logika umum. Misalnya disaat orang ramai mengejar dunia, dia lebih banyak menyendiri menghadap Allah.

Secara lahiriah puasa memang cukup sulit dilakukan, terutama bagi orang-orang yang biasa mengumbar hawa nafsu. Baik makan, minum, berhubungan badan, saling mencela, berbohong, mengekploitasi manusia, dan bentuk-bentuk pengumbaran hawa nafsu lainnya.
Puasa adalah hal cukup berat, sehingga Allahpun menjanjikan balasan yang baik bagi orang-orang yang menjalankannya.

Ada orang yang rela meninggalkan pekerjaan, untuk memfokuskan diri kepada ibadah, karena alasan puasanya lebih bersih. Namun ada orang yang rela meninggalkan puasa demi bekerja karena alasan bekerja adalah ibadah yang lebih mulia karena berjihad menghidupi keluarga. Semua sah-sah saja, karena memang sekali lagi bergantung dari tingkat keimanan masing-masing dan yang baik yang mana itu urusan Allah.

Bentuk ketaatan banyak macamnya, tergantung dari kelapangan orang yang bersangkutan. Orang yang diberi kelapangan harta tentu akan melaksanaan ketaatan dengan memperbanyak infak dan sedekah, yang diberikan kelapangan waktu akan memperbanyak sholat dan tilawah Quran.dll. Oleh karena itu pintu surga dibuat jalur ketaatan masing-masing individu.

Puasa yang baik harus dilandasi dengan pengakuan terhadap wujud Allah, peran dan kekuasaannya. Sebagai penguasa yang harus ditaati, Allah bukan gambaran penguasa yang zalim yang mengumbar hukuman kepada hamba-hambanya. Bahkan demikian sabarnya sehingga Ia tidak selalu menghukum secara langsung hambaNya di dunia saat hambaNya melanggar. Allah menahan hukumanNya berlaku pada yang bersangkutan.

Apabila puasa dipandang sebagai bentuk ketaatan yang akan ‘menghibur Allah’ dan ‘membuat Allah tersenyum’ kepada kita maka kita akan ringan menjalankannya. Sang Pencipta tentu senang melihat hamba-hambanya mentaati perintahNya. Kepada makhluk (teman, atasan, orangtua, saudara, suami/istri, anak dll) saja kita rela berkorban untuk membuat mereka senang dan bahagia. Apalagi berkorban membuat Allah ‘gembira’ dan ‘bangga’ dengan apa yang kita perbuat, tidak relakah kita? Membuat Allah ‘tersenyum’ dengan ketaatan kita adalah hal yang dianjurkan dalam beragama. Karena kita akan merasa dekat denganNya.

Sahabat rela mati demi membuat ‘bangga’ Allah dan RasulNya, apakah kita tidak ingin melakukan hal yang sama? Jangan ditanya kecintaan Rasul kepada Allah, sehingga beliau adalah setaat-taatnya makhluk, sehingga beliaulah yang patut dijadikan contoh ketaatan.

Imam itu bukan Teks ataupun Logika

Banyak ulama dan ahli agama mendiskusikan masalah-masalah ke-Islaman dengan akal
Sehingga Islam kehilangan makna sebagai pintu kepada masalah-masalah keimanan yang gaib
Seakan-akan Islam hanyalah sekumpulan aturan-aturan kosong tanpa makna
Memahami Islam sebatas akal menyebabkan orang hanya bermain dalam tataran logika, sebab-akibat, dan tidak pernah masuk ke dalam dimensi yang lebih dalam dan luas.
Dalam tataran ini ada semacam kebosanan. Tanya jawab, ceramah, khutbah hanyalah simbol-simbol Islami yang kosong.

Allah hampir tidak mungkin dikenal dengan indera. Dia jauh dari parameter-parameter fisik.
Pendekatan logika paling dekat adalah sejarah peradaban manusia.
Sejarah banyak menceritakan orang-orang yang beriman.
Orang beriman yang hidup di lain waktu, lain tempat, lain keadaan menyeru kepada Allah.
Hal ini adalah pendekatan paling logis tentang Allah.

Gravitasi Newton lebih diimani banyak orang daripada Allah. Karena dapat dilakukan pendekatan secara fisik. Demikian postulat-postulat dalam matematika dan fisika, meski tidak atau belum dibuktikan namun bisa dilakukan pendekatan secara teoretis dan matematis. Misalnya teori relativitas Einstein, belum ada buktinya fisik namun bisa dibuktikan secara matematik.

Kaum atheis secara sadar mengingkari Allah, karena pendekatan yang ultra rasional tadi.
Mereka secara tidak sadar menuhankan alam sebagai penyebab keberadaan makhluk hidup di bumi. Namun herannya tuhan mereka ini dapat mereka aniaya. Kerusakan lingkungan, dan pemanasan global contohnya.

Keimanan tentang Allah ditanamkan oleh Allah sendiri.
Jadi kalau kita hari beriman kepada Allah, bukan karena usaha kita, tapi Allahlah yang menanamkan keyakinan itu dalam hati kita melalui lingkungan kita, seperti: keluarga, guru, teman, tetangga dll. Kemudian bagaimana seseorang memupuk bibit keimanan dalam diri tadi yang menentukan besar kecilnya iman seseorang.
Aspek keimanan adalah pada tataran batin
Nuansa perenungan
Nuansa penghayatan makna dalam setiap kejadian
Mengapa saya disuruh begini? Apa alasan dibalik ini?
Karena ia ditanamkan di dalam hati maka mengeksplorasinyapun harus lewat nuansa batin
Allah menganjurkan ibadah malam hari, karena Dia ingin kita mengeksplor Allah sebagai yang Batin. Malam adalah wilayah individual, tidak terlihat, pengorbanan tidur, pengorbanan energi pikiran. Tapi banyak orang lebih menyukai terlelap dalam tidur, dengan alasan ‘besok pagi saya banyak kerjaan’ naudzubillah (tapi saya juga masih seperti ini..heheheh)

Sebagian lagi melarang memasuki wilayah ini Sami’na wa atha’na katanya
Sudah dengarkan dan taati jangan hiraukan mengapa
Saya pribadi kurang menyukai pendapat ini meskipun memang jalan yang benar dan aman, namun minimalis.
Manusia sebagai makhluk berpikir dan merenung menjadi kehilangan makna
Ibaratnya memaksa kita menurunkan derajat menjadi robot
Allah sendiri menyatakan sebagai yang lahir dan yang batin
Artinya Allah bisa dipahami secara lahir dan secara batin
Fiqih hanyalah aspek peribadatan yang didominasi hal-hal yang lahir
Wilayah yang menentukan yaitu niatan dalam hati tidak mampu tersentuh oleh fiqih
Orang jahat sering memanfaatkan kelemahan ini
Mereka berpenampilan syekh dengan penguasaan ayat dan hadits untuk menipu orang, memperkaya diri, mengejar pujian, kedudukan. Ini adalah kejahatan yang tak terperi, naudzubillah.

Sebagai Sang Maha, maka kita harus mengeksplorasi Allah dengan batin kita. Bukan dengan cara membayangkan atau berimajinasi, namun dengan cara mengistirahatkan pikiran dan lebih banyak merenungkan kejadian-kejadian di muka bumi, seraya mulut banyak menyebut dan mengagungkan namaNya. Maka tidak terasa kita akan larut dalam rasa, dalam alam di atas imajinasi, karena kita hanya mengikuti rasa itu, pelindungnya adalah zikir dan tujuan kita Allah, jadi jangan khawatir untuk disesatkan. Ikuti terus rasa itu, maka kita akan ditenggelamkan ke dalam sifat Maha Allah, Allah lebih luas dari apa yang kita kenal hari ini, kita tidak akan mau keluar dalam kondisi ini saking asiknya. Ini adalah esensi hidup kita. Mengingat Allah dalam setiap gerak dan langkah, dalam setiap pikir dan zikir. Seseorang yang masuk dalam kondisi ini akan berserah kepada kehendak Sang Pencipta. Hingga hawa nafsunya berada dibelakang ibadahnya. Setiap langkah akan selalu hati-hati, dilihat lagi, adakah hawa nafsu, atau semata-mata karena Allah?

Thursday, August 23, 2007

Rahasia itu....

Rahasia itu….

Masih aku tertarik menyingkap rahasia itu
Begitu buram dan timbul tenggelam
Aku coba buang semua definisi
Masih juga samar
Aku tak berhenti meski fikir tak mampu ikuti
Hanya rasa yang begitu kuat membuka tabir itu

Rahasia itu tidak berbentuk
Ia memiliki segala yang dicari oleh makhluk
Ia punya cinta, ia punya materi
namun tidak sanggup aku menatapnya

Akal ini moody
Nafsu ini masih liar tak terkendali
Hanya hati ini yang memendam rindu tak terperi
Hanya hati ini yang terus berteriak
Memanggil rahasia itu

Rahasia itu tak berbentuk
Rahasia itu tak terdefinisi
Ia jelas ada karena nampak, namun begitu cepat juga ia menghilang
Ia jelas memiliki sifat, karena begitu tenang hati saat menatap
Namun rahasia itu sungguh menyulitkan
Hanya asumsi, sugesti, imajinasiku saja yang bermain
Penampakkannya datang tiba-tiba
Tanpa berita tanpa rencana
Kuduk merinding, jasad larut dalam rindingan itu
Air mata menetes deras tak terhenti

Nafsu dan akal hanya bisa melongo menatap tak mengerti

Tarikan itu begitu kuat
Saat aku tak berpikir
Saat nafsu tak kuiikuti
Ia timbul…ia timbul…cukup lama
Kutatap sejenak
Namun fikir dan jasad menuntut lagi
Kembali menenggelamkan kemisteriusan yang memikat hati
Karena ia berada dalam sarangnya ..yaitu dunia

Aku sudah bosan dengan dunia
Tapi jiwa ini masih cinta padanya
Fikir sadar bahwa jasad akan mati
Secara paksa atau sukarela
Kesenangan akan putus dan tidak membawa keabadian
Aku merasa rela, namun mengapa jiwa belum juga dapat panggilan
Rahasia apalagi yang harus kujalani

Misteri itu sangat dekat saat muncul
Namun tiba-tiba menghilang saat dikejar
Banyak manusia yang mencoba mengejar misteri itu
Mereka nampak lebih sabar dari aku
Mereka orang-orang yang menundukkan diri
Tanpa gelar, tanpa kesombongan

Aku ikuti saja mereka yang terlebih dahulu melangkah
Namun misteri itu berkata lain
Setiap dari kalian akan mendapatkan tugas masing-masing
Tidak sama tugas manusia satu dan manusia lain
Namun ketundukan dan kerendahan adalah syarat utama

Saat ia berkata aku bertanya
Namun tidak segera ia menyahut
Kembali ia menghilang

Aku kembali terkesima, terpana, didiamkannya aku dalam kebingungan
Aku berusaha tidak berpikir, hanya mengikuti aliran itu

Aku ikuti aliran itu, sebagaimana bayi menetek ibunya
Sebagaimana lebah membangun sarangnya
Sebagaimana semut bekerja sesuai tugasnya
Tanpa pikir tanpa logika
Meski samar antara nafsu dan fitrah antara fujur dan takwa

O misteriii…jangan engkau biarkan aku berlama dalam persimpangan ini
Dan aku hanya bisa menangis, berlutut, tersujud, dan berserah .....
Duhai Allah renggutlah aku......

Thursday, August 16, 2007

Zikir itu.............

Zikir menurut saya

Zikir merupakan kayuhan, ayunan, jalan, lari menuju Allah.
Terkadang arahnya salah, terkadang niatnya melenceng
Namun sesekali dia menuju arah yang benar
Saat arahnya benar maka kita melihat nur Illahi
Saat arahnya benar jumlah dan kekuatan mengayuh atau berlari bukan halangan
Karena Allah sendiri yang akan menarik

Memperbanyak zikir ibarat melepas panah ke sasaran
Banyak yang meleset tidak masalah
Teori probabilitas bekerja, semakin banyak dilepas, semakin besar peluang mengenai sasaran
Saat mengenai sasaran, kedamaian, ketenangan, keihsanan kita dapatkan
Ibarat panah kita yang harus melepaskan

Namun kita memiliki musuh yang menghalangi kita berzikir
Dibisikannya dalam hati kita bahwa zikir tidak mendatangkan keuntungan apa-apa

Zikir adalah benteng
Zikir adalah senjata
Zikir adalah jembatan
Zikir adalah peta

Zikir adalah pelita
Zikir adalah sinyal SOS
Zikir adalah emergency door
Zikir adalah air sejuk, bening

Zikir adalah makanan sehat dan nikmat
Zikir adalah pintu surga
Zikir adalah penyerahan
Zikir adalah komitmen penghambaan

Zikir adalah pintu keluar dari ke BT an
Zikir adalah pintu keluar dari kekurangan ide
Zikir adalah pintu keluar dari kekurangan harta
Zikir adalah pintu keluar dari keputusasaan

Zikir adalah sarana menyalurkan syahwat
Zikir adalah sarana menyalurkan cinta
Zikir adalah sarana menyalurkan marah
Zikir adalah sarana menyalurkan nafsu

Zikir adalah amalan kekasih-kekasih Allah
Zikir adalah amalan yang tidak pernah berubah sejak manusia diciptakan
Zikir adalah inti kita diciptakan
Zikir adalah inti dari syahadat, sholat, puasa, zakat, haji, dan semua ibadah.

Saat Aku Merasa Mengenal Allah

Saat Aku Merasa Mengenal Allah

Tidak terlalu berubah dari penampakan lahirku
Tidak terlalu berubah amalan lahirku
Tidak menjadi sedikit maksiatku
Tidak menjadi banyak amal perbuatanku

Yang berubah adalah hal yang tak tampak
Dia berada diambang kenyataan dan imajinasi
Dia berada dalam rangkaian kata dan kisah perjalanan
Tidak ada yang berubah dalam zahirku
Yang berbeda adalah aku merasa lebih mengenalNya daripada dulu

Saat Aku Mengatur Allah

Saat Aku Mengatur Allah

Dengan dalih masa depan aku menimbun rizki
Dengan dalih jaga-jaga aku menahanku dari shadaqah
Dengan dalih kesehatan aku menahan harta dari berzakat
Dengan dalih uang sekolah anak dan seabrek urusan dunia lainnya aku enggan berinfaq
Dengan dalih masa depan anak cucu aku meletakkan nasib pada harta bukan pada Allah

Aku rela berhutang demi dunia
Aku tidak rela berhutang demi akhirat
Aku rela berhutang demi sebuah rumah, mobil, dan kemewahan dunia lainnya
'Sok alim' apabila berhutang untuk mengenyangkan perut anak yatim dan fakir miskin
Aku rela tidak makan demi kesempurnaan tubuh, panjang umur, dan pujian orang
Aku tidak terlalu rela puasa ala Islam….ah, itu hanya menggeser jam makan, kataku
Aku rela membayar mahal demi tubuh halus, harum, sempurna di mata orang dengan fitness, salon dan spa
Untuk nyumbang majelis ta’lim dan urusan agama itu secukupnya dan seketemunya.

Sejak bangun pagi aku sudah mengarahkan pikiran, hati, otak, untuk membangun dunia dan memenuhi nafsuku
Aku susah hati saat rizkiku tak terpenuhi
Aku melihat Allah marah dan menghukumku saat uangku pas-pasan
Aku terus memaksa Allah dengan doaku untuk membantu mewujudkan keinginan nafsu
Aku terus mengatur Allah untuk menjalankan hal-hal yang terbaik untukku
Aku minta Allah rizki berlimpah, istri yang cantik, jabatan yang tinggi, dan kemuliaan dimata manusia, wajah ganteng, tubuh sempurna

Aku minta Allah mempersulit kehidupan bahkan mematikan orang-orang yang aku tidak sukai
Aku gunakan ayat Allah saat dia memberikan aku keuntungan dan menyenangkan nafsuku
Aku perjuangkan ayat-ayat poligami, poligami Nabi, poligami sahabat untuk dapat melampiaskan nafsu pada si A, si B, si C, si D, si E, si F, si G
Aku buang ayat Allah saat dia menyakiti nafsuku
Aku sembunyikan perintah zakat, infak, sodaqoh, hudud, qishas, menyantuni anak yatim, berjihad di jalan Allah, menafkahkan harta dan jiwa di jalan Allah.
Usahaku untuk tetap menyenangkan nafsu tidak berhenti sampai disitu
Aku sangat beriman kepada Allah dan hari akhir
Aku sangat mengerti kekuasaan Allah terhadap semua ini
Sehingga cara mati, bagaimana mati, dan kelanjutannyapun harus sesuai dengan skenarioku

Mati dengan cara perang adalah hal bodoh
Mati kejatuhan bom adalah hal konyol
Mati dengan tubuh terkoyak adalah menjijikkan
Maka jangan pernah berpikir untuk berperang untuk membela agama
Karena itu adalah cara orang-orang ekstrim, fanatik, fundamentalis untuk mati
Mati ideal menurut saya adalah mati hari jumat, tersungkur saat sholat subuh, disholati orang-orang saat sholat jumat, tubuh wangi kesturi, ditangisi jutaan orang, ringan saat diangkat menuju liang lahat, disambut malaikat dan bidadari surga.

Saat aku diingatkan maka aku akan mengatakan:
“Kamu ngomong gitukan karena cemburu, iri dan dengki. Kamu mengingatkanku karena kamu tidak bisa mendapatkan apa yang saya dapatkan. Apa yang saya lakukan adalah wajar dan manusiawi, dan munafik orang yang tidak menginginkan semua itu. Apa yang saya dapatkan hari ini adalah hasil kerja keras, disiplin, ketekunan. Saya dapatkan semua ini dengan cara halal, saya tidak mencuri dan tidak mengganggu orang. Toh saya masih berinfak, bayar zakat, menyantuni anak yatim dan kamu tidak tahu. Jangan menggurui saya dan kehidupan saya, saya lebih mengerti kehidupan saya dibandingkan kamu. Makanya Allah menghukum kamu dengan kemiskinan karena suka “sirik” sama orang yang diberi kelebihan, dan Allah memuliakan saya dengan semua ini. Makanya ibadah lebih ikhlas, kamu ngga ikhlas kali ibadahnya. Dan baca kisah sukses orang terkenal seperti Bill Gates, Donald Trumph, dll.

Mulutku mengatakan Ia Tuhanku, namun kenyataannya Ia aku jadikan pembantuku
Mulutku mengatakan Ia adalah Rabb, namun kenyataannya aku menjadikan diriku Aladin dan Ia sebagai jin dalam lampu wasiat.
Mulutku mengatakan aku adalah hambaMu yang hina, tapi aku terus meninggikan diriku dengan aksesori dunia dan semua jubah kemewahan itu.


Berbahagialah orang-orang yang nafsunya tidak dipenuhi Allah
Berbahagialah orang-orang yang nafsunya diatur oleh Allah
Berbahagialah orang-orang yang dijaga Allah dari sombong dengan jelata
Berbahagialah orang-orang yang dijaga Allah dari menimbun harta dengan miskin
Berbahagialah orang-orang yang dijaga Allah ke tempat maksiat dengan sakit
Berbahagialah orang-orang yang dijaga dari perzinahan dengan impotensi

Mengapa engkau malah bersedih
Mengapa engkau cemburui orang-orang pengumbar nafsu
Mengapa engkau katakan berlimpah harta itu rahmat? Anugrah?
Siapakah sesungguhnya yang bahagia? Nafsumu atau ruh sejatimu?
Tidak membedakan nafsu dengan ruh sejati?
Lihat saja, saat engkau tumpuk harta itu apa rencanamu?
Nafsu mudah dikenali, tentang apa yang engkau rencanakan saat mendapat uang 1 milyar.

Allah tidak lagi dianggap pengatur rizki
Allah tidak lagi dianggap pemberi kesehatan
Allah hanya diminta saat kita miskin
Allah hanya diminta saat kita sakit
Allah hanya diminta saat kita susah

Saat Allah tidak memberi banyak orang lari dariNya
Saat Allah tidak memenuhi kita anggap dia marah
Saat Allah tidak cukupi kita anggap dia menghukum

Allah tidak memberi karena Ia lebih mengerti dirimu dari siapapun
Allah tidak memenuhi karena Ia tahu engkau akan bermaksiat denganNya
Allah tidak cukupi karena Ia tahu engkau bakhil dengan hartaNya

Allah..... cukuplah Dia disebut Maha Adil, Maha Pengasih, Maha Pemberi

Sekelumit tentang Penyelam Batin

Sekelumit tentang Penyelam Batin

Meski penyelam batin dihujat dengan kata-kata bid’ah dan kufur. Penyelam batin sejati tidak pernah mengatakan keburukan kepada penyelam lahir. Penyelam lahir disebut sebagai orang yang zuhud dan ahli ibadah (Tutur Penerang Hati/Bahjat al Nufus, Ibn Athaillah, serambi) dimana mereka memasuki waktu pagi dengan mengevaluasi kondisinya bersama Allah. Dan berusaha terus menambah amal ketaatan. Ibn Arabi menyebut penyelam lahir sebagai “Golongan Kanan” siapakah golongan kanan itu . Seperti terdapat dalam surat Al-Mudatsir dan Al-Waqiah, golongan yang mendapatkan surga yang didalamnya penuh kenikmatan. Pokok bahasan penyelam lahir selalu berfokus kepada surga dan neraka. Coba perhatikan hadits-hadits yang biasa digunakan untuk berargumen dengan saudara-saudaranya yang dianggap sesat. Hampir semuanya digunakan kata neraka. Misal :
“Semua perkara yang dibuat-buat adalah bid’ah, dan perkara bid’ah adalah sesat, dan sesat tempatnya di neraka”

Perbedaan dengan penyelam batin yang berusaha melihat kondisi kalbunya bersama Allah. Sedang amal ketaatan hanya suatu penghantar dan penjaga untuk menuju kalbu yang dipenuhi cahaya Allah, bukan untuk dihitung atau dipersembahkan kepada Allah untuk ditukar sesuatu. Karena kalbu yang dipenuhi oleh cahaya Allah sendiri sudah merupakan nikmat yang tidak terperi, bahkan sebagian penyelam batin secara ekstrem berani mengatakan “berkhalwat/bermesraan dengan Allah tidak dapat ditukar dengan surga, atau diancam dengan neraka”. Kondisi ini berusaha terus dipertahankan oleh penyelam batin, kerinduan yang sangat kepada Allah menyebabkan mereka tenggelam dalam zikir tiada akhir. Kerinduan ini bahkan lebih berani lagi menyebabkan keinginan untuk segera bertemu dengan Sang Pencipta, menatapNya, memelukNya dan larut bersamaNya. Tidak ada yang menjadi prioritas bagi penyelam batin selain “bersatu dan berkumpul kembali kepada Tuan yang Menciptakannya. Kerinduan ini menyebabkan jiwa mati tidak bisa merasakan panasnya api, manisnya madu, nikmatnya syahwat”.
Kerinduan ini terkadang membuat para perindu menentang logika, etika dan seperti orang gila, misalnya dengan zikir-zikir diam, zikir-zikir pendek (hu, Allah, huwa), zikir-zikir berputar, zikir-zikir seperti orang ayan/kesurupan. Seperti saya bilang penyelam batin tidak peduli kondisi lahir, karena mereka berkesimpulan yang lahir sudah ditetapkan oleh Allah, namun yang batinlah yang harus diupayakan oleh manusia itu sendiri. Bagi penyelam batin saat mendapat musibah (lahir) dan kenikmatan (lahir) nilainya sama. Musibah (batin) adalah keadaan terputus dari Allah, dan nikmat (batin) adalah bersama Allah.

Saya pribadi mengagumi kedua kelompok ini, masuk ke dalam salah satu kelompokpun belum apalagi 2-2 nya. sebagai penyelam batin, tidak ingin surga, tidak takut neraka, wuaahhhh masih jauh, sebagai golongan kananpun saya belum. Saya hanya golongan yang berusaha berzikir saja dan seperti seorang sahabat lain katakan, menyaksikan kehendak Allah.

Pos Perhentian Pencari Jalan Kebenaran

Setiap pencari kebenaran akan menemukan pos-pos pehentian
Ia akan mendapatkan hal baru di setiap pos tersebut
Jangan terburu senang, takjub, dan berbangga dengan itu
Nikmati dan ucapkan Alhamdulillah
Rendahkan hati dan kembalikan dengan pujian kepada pemiliknya
Jangan takjub dan puas teruskanlah langkah ke perhentian-perhentian berikutnya
Karena perhentian terakhirmu adalah ajalmu di dunia

Siapkan hati, pikiran, dan bekal untuk perjalanan berikutnya
Mohon kembali untuk menuju untuk perhentian berikutnya
Seorang pencari kebenaran tidak pernah takut salah melangkah
Karena ia telah menyerahkan jiwanya

Setiap pejalan menggunakan kendaraan yang berbeda
Setiap pejalan mendapatkan kendaraan yang diberikan oleh Sang Pemberi
Ada yang berkendara harta
Ada yang berkendara sholat
Ada yang berkendara puasa
Ada yang memiliki banyak kendaraan

Janganlah iri dengan pengembara lain
Yang memiliki banyak kendaraan dan pemberian
Itulah buah dari ketundukan
Sapalah dan ucapkan salam saat menemuinya
Mintalah untuk saling mendoakan agar sama-sama sampai di tujuan

Janganlah engkau ceritakan apa yang engkau dapatkan
Karena itu hanya untuk dirimu
Hanya orang yang pernah berhenti disitulah yang akan memahamimu
Terkadang orang yang belum pernah berhenti di pos itu akan mencela dan menghujatmu

Sifat-sifat Allah yang harus dimiliki dan tidak boleh dimiliki manusia

Sifat-sifat Allah yang harus dimiliki dan tidak boleh dimiliki manusia

Manusia terlahir mempunya 2 sifat, yaitu sifat-sifat makhluk dan sifat-sifat dari Allah. Sifat-sifat makhluk sungguh jelas: bergantung kepada Rabb, lemah, taat, fana, tidak berdiri sendiri, lapar, ngantuk, tidur, sakit, dilahirkan, mati, mencari rizki, menuntut ilmu, zalim, berkeluhkesah, putus asa dll. Sifat-sifat ini tidak berlaku bagi Rabb.
Sebagai refleksi dari Allah Ta’ala maka manusia juga memiliki sifat-sifat Allah seperti yang kita kenal dalam Asmaul Husna. Sifat-sifat Allah ini ada yang wajib dimiliki oleh makhluk dan ada yang tidak boleh dimiliki makhluk:

Sifat-sifat Allah yang wajib dimiliki manusia (jelas tanpa Maha dan dengan kesadaran penuh bahwa yang dilakukannya adalah refleksi dari Sang Pencipta dan diperintahkan oleh Sang Pencipta sendiri):
1. Pengasih.
2. Penyayang.
3. Penyabar.
4. Penyantun.
5. Pemurah.
6. Memberikan rahmat.
7. Menyebarkan kedamaian.
8. Menyenangkan makhluk lain.
9. Kreasi/inovasi.
10. Lembut.
11. Memberi/membagi rizki.
12. Pemaaf.
13. Menolong.
14. Memberi penghargaan.
15. Mencintai.
16. Mengayomi.
17. Mendidik/Mengajarkan ilmu

Tidak boleh dimiliki:
1. Tunggal.
2. Mutlak.
3. Hidup.
4. Tidak Mengantuk
5. Tidak Tidur
6. Mandiri
7. Mencabut nyawa tanpa hak.
8. Marah.
9. Sombong.
10. Besar/Agung/Mulia.
11. Membalas setiap perbuatan/ membuat perhitungan.
12. Menyiksa.
13. Menghukum tanpa hak.
14. Hebat.
15. Perkasa.
16. Kuat.
17. Kaya.
18. Pintar.
19. Tinggi.
20. Berjasa.
21. Kokoh.
22. Disembah
23. Ditaati perintahnya
24. Dijauhi larangannya…….
To be continued

Wallahualam

Serahkan Saja Dirimu

Serahkan Saja Dirimu

Mengapa berpikir, serahkan saja dirimu
Mengapa bekerja, serahkan saja dirimu
Mengapa bicara, serahkan saja dirimu
Mengapa makan, serahkan saja dirimu
Mengapa senang, serahkan saja dirimu

Mengapa sedih, serahkan saja dirimu
Mengapa putus asa, serahkan saja dirimu
Mengapa kecewa, serahkan saja dirimu
Mengapa tertekan, serahkan saja dirimu
Mengapa bingung, serahkan saja dirimu

Mengapa harus berpikir untuk berserah
Mengapa harus berdebat untuk berserah
Mengapa harus tersiksa untuk berserah
Mengapa harus tertekan untuk berserah
Mengapa saat kematian mendekat baru berserah

Hilang akal saat jelang kematian
Hilang cakap saat jelang kematian
Hilang debat saat jelang kematian
Hilang senang saat jelang kematian
Hilang nafsu saat jelang kematian

Mengapa sedih bukankah dirimu bukan milikmu?
Mengapa putus asa, bukankah hartamu bukan milikmu?
Mengapa kecewa, bukankah kedudukanmu bukan milikmu?
Mengapa tertekan, bukankah wanita-wanita itu bukan milikmu?
Mengapa bingung, bukankah dirimu milikNya?

Nafsumu sungguh terbatas
Akalmu sungguh terbatas
Dayamu sungguh terbatas
Jadi serahkan saja dirimu
Karenanya engkau disebut Islam

Aku Tidak Mampu berdagang denganMu...

Ya Allah aku tidak mampu berdagang denganMu
Kami tidak memiliki apa-apa yang sanggup kami tukar untuk mendapatkan surga
Kami tidak memiliki ibadah kebanggaan yang sanggup kami tukar untuk menjauhkan kami dari siksamu.
Apa yang kami dapat hari ini semua dariMu ya Allah, jasad kami, hati kami, pikiran kami, nafsu kami, harta kami, anak/istri kami.
Kami hanyalah hambaMu, nafsu menyertai penciptaanku, saat ini nafsuku menginginkan ini dan menginginkan itu.
Sebagai hambaMu aku memohon petunjuk, untuk menjalankan apa yang Engkau perintahkan.
Namun ternyata jasad dan nafsu ini menyeretku jauh dari perintahMu.
Aku mohon kepadaMu ya Allah, Bantu kami menjalankan perintahMu
Engkau Rabb ya Allah, Engkau pemilik semua ya Allah.
Ijinkan aku mengenalMu sebagai Maha Pengasih, Maha Rahman, Maha Pengampun, Maha Pemaaf, Maha Memenuhi Hajat HambaNya.
Aku mohon kecintaanMu dan kebijaksanaanMu kepada hambaMu yang hina ini ya Allah.
Tanpa cinta dan rahmatMu tiadalah artinya hamba.
Akal dan jasad kami tiadalah arti tanpa
Ya Allah rahmati nafsuku, terangi jalan menujuMu, kami serahkan diri kami dalam genggamanMu. Kami hanya bisa tunduk dan pasrah, karena memang kami adalah hamba, sedangkan Engkau Rabb. Engkau Sang Maha Mengetahui, mengetahui apa-apa yang tersembunyi dan apa-apa yang nampak, sedang kami tidak mengetahui apa-apa selain dari yang Engkau tunjukkan.

Si Gembel menghadap Tuhan

Ya Allah kuingin menghadapmu dengan bersahaja
Aku datang ke hadapmu laksana fakir yang meminta
Aku tidak memiliki jubah-jubah kebesaran sebagaimana kekasih-kekasihMu
Aku tidak memiliki kendaraan-kendaraan amal sebagaimana shalihin
Aku hanyalah seorang pemalas bodoh yang enggan berlomba menggapaiMu

Aku orang yang fakir berinfak
Aku orang yang fakir tahajud
Aku orang yang fakir berdzikir
Aku orang yang fakir amal ibadah
Aku orang yang fakir amal sholeh

Terkadang aku cemburu dan iri melihat kekasih-kekasihMu
Engkau pilih mereka, Engkau tinggikan mereka
Namun aku, apalah aku…..
Ku hanya seorang fakir pemalas yang terbelenggu nafsu
Kutahu jalan menujuMu, namun harta itu, wanita itu, jabatan itu….ah…berat meninggalkan semua itu


Ya Allah ijinkan aku menghadapmu dengan kefakiranku
Aku ingin menghadapMu dengan kefakiranku ya Allah


Yang aku minta dariMu ya Allah
Ijinkan aku selalu mengingatMu ….dalam dosa-dosaku…
Ijinkan aku selalu mengingatMu setiap kupertuturuti nafsuku

Kebenaran Nisbi dan Kebenaran Mutlak

Kebenaran yang keluar dari mulut seorang manusia bersifat nisbi
Meski terkadang yang disampaikannya adalah ayat Allah
Nisbi saat dunia menjadi tujuan
Nisbi saat bukan Allah menjadi tujuan

Kebenaran mutlak hanya milik Allah
Ia mengatakan dan menguasai apa yang Ia katakan
PerkataanNya terkandung kebenaran yang mutlak
Ayat Allah menjadi mutlak tatkala disampaikan karena ketundukan


Kebenaran mutlak yang keluar dari mulut manusia adalah
Saat seorang manusia mengembalikan apa yang menjadi hak-hak Allah
…yaitu kalimat-kalimat pujian dan mengakui aku hanyalah ciptaan Sang Maha Mutlak

Pearl Words (kata mutiara maksudnya heheheh)

 Kebenaran sejati ditempuh dengan membuang semua gagasan bersyarat apapun dari apa yang kita inginkan.

 Hanya ada satu eksistensi mutlak. Tak ada ruang untuk 2 eksistensi.

 Kebenaran memanggil kita, namun kita tidak dapat membawa apapun. Definisi-definisi, dalil-dalil, kebenaran-kebenaran semu, harus kita buang untuk mendapatkan kebenaran sejati.

 Kita berhadapan dengan kenyataan yang semu dan kita terus larut di dalamnya. Sebaliknya kita memandang kebenaran sejati dengan samar.

 Gravitasi dan Energi tidaklah nampak, namun mereka jauh diterima oleh banyak manusia dibanding menerima keberadaan Sang Tunggal.

 Ikatlah dulu untamu kemudian bertakwalah kepada Allah

 Tidak ada hubungan sebab akibat, yang ada hanya ketetapan.

 Bagi kita semua tampak acak dan saling lepas. Namun sesungguhnya semua sudah ditetapkan ketentuan dan kadarnya.

 Dalam menempuh jalan salik, semua yang dilalu nampak usang dan tidak mengejutkan, karena memang misi terus berjalan dan diperbaharui.

 Dalam menempuh jalan ini, janganlah berhenti dan terserap oleh visualisasi, ketakjuban, fenomena, itu hanyalah hadiah kecil bagi jiwa, pikiran dan nafsu. Ketinggian tahap pencerahan adalah ketundukan yang sangat hingga seorang dapat meniadakan dirinya dihadapan Sang Pencipta.

 Nikmati ketakjuban itu sesaat, segeralah bersyukur dan lanjutkan langkahmu.

 Sakit itu definisi nafsu, jiwa dan jasad. Ruh Ilahi yang ditiupkan ke dalam setiap diri manusia tidak pernah merasakan sakit.

 Kebodohan adalah melangkah mundur ke belakang.

 Yang Maha Mengawasi tidak pernah tidur, mengapa tidak gunakan waktumu untuk bercakap denganNya.

 Perhentianmu adalah penyerahan dirimu. Saat engkau lelah melangkah, maka cukup engkau duduk termenung mengucap pujian dengan hati dan pikiran kosong. Maka Sang Maha Pemberi akan melimpahimu dengan rahmat dan hidayah yang akan menyegarkan. Dan inilah pencerahan.

 Cahaya tampak terang saat malam kelam kita lalui. Definisi-definisi kebenaran yang semu terus menghantui silih berganti diantara robohnya pohon-pohon keimanan.

 Janji setia sang pengikut tidak serta merta menghadirkan Sang Guru ke dalam definisi kebenaran.

 Liku-liku gelombang kehidupan sebagai permainan Sang Sutradara mencairkan kebekuan nurani.

 Bacalah scenario Tuhanmu, namun jangan engkau larut dan takjub karenanya. Itu hanyalah buah dan hadiah selama engkau berjalan.

 Ketakjuban akan Kasyaf adalah akan buah yang diberikan selama perjalanan hanya akan membuat engkau berhenti atau bahkan mati.

 Tetap rendahkan dirimu dan larutkan dirimu ke dalam Zat asalmu. Karena engkau ibarat sel-sel kecil dalam tubuh. Saat engkau keluar dari tubuh, maka segera engkau akan binasa. Saat engkau menyadari keberadaanmu dan tugasmu, maka engkau akan tetap hidup dalam pemilik tubuh. Saat pemilik tubuh kekal, maka engkau juga akan kekal di dalamnya.

 Tuhanmu tidak pernah menjauh kitalah yang menjauh. Tirai besar antara dirimu dan Tuhanmu adalah kaidah-kaidah kebenaran semu yang bersarang dalam akalmu.

 Nafsumu sering menyesatkanmu, ia ibarat hewan liar tak terkendali. Jadikanlah ia kendaraan untuk mempercepat langkah mencapai tujuanmu.

 Barangsiapa merasa mengenal dirinya, maka yang ada hanya ketundukan.

 Ketundukan sempurna hanya dimiliki oleh manusia purna bernama Muhammad. Mengapa engkau tetap tertipu dengan kebenaran semu yang disusun oleh akalmu?

 Jangan mengatakan ini benar itu salah. Katakanlah, demikianlah Allah berkehendak.

 Aku hanyalah wujud ketiadaan. Mengapa tiba-tiba aku menjadi hakim?

 Mengapa engkau puja cinta, mengapa kau mengabdi dunia. Mengapa tidak kau sembah Sang Pemilik Cinta. Mengapa tidak kau mengabdi kepada pemilik dunia?

 Jangan terlalu berpikir tentang hasil, mukzizat, penyatuan, kasyaf. Bertahanlah kepada ketundukan itu sendiri. Karena itulah agama ini dinamai Islam.

 Mukzizat, penampakan, dan semua fenomena itu adalah air sejuk di tengah perjalanan dan bukanlah tujuan akhirmu.


original by me inspired from many literatures, any similirities are coincidence.

Islam from dummy to dummies (Pengantar Islam dari Orang Blo’on kepada orang yang blo’on tentang Islam)

Islam from dummy to dummies (Pengantar Islam dari Orang Blo’on kepada orang yang blo’on tentang Islam)

Sesuai dengan judul, tulisan ini gue bikin dari orang yang Islamnya pas-pasan kepada orang yang pas-pasan juga. Intinya karena gue lebih dulu Islam, jadi gue terangin buat loe-loe yang baru kenal Islam. Bagi yang merasa pakar dalam Islam jangan dicela, jadikan refleksi bagaimana kegelisahan seorang yang mencoba belajar Islam dengan modal ilmu keislaman yang pas-pasan.

Islam itu simple, sesimpel apa? Si simple keinginan loe? Maksud?
-Islam itu :
Kalo laper makan, kalo ngantuk tidur, kalo horny merit, kalo susah, doa, pengin dapet duit kerja, kalo dosa, tobat. Makanya ini disebut agama fitrah, agama apa adanya loe, loe banget pokoknya. Tapi juga ngga semudah itu, dalam Islam juga ada saat-saat dimana loe diminta meluangkan waktu untuk sesuatu yang kadang loe ngga suka, misalnya: loe mesti puasa 30 hari setiap tahun, loe mesti sholat minimal 5x sehari, loe mesti milih makan yang dibolehin aja (halal), aneh? Ngga dong. Loe tinggal di suatu negara misalnya, maka loe harus ikutin aturan negara itu. Di Singapur misalnya loe kaga boleh makan permen karet, kalo ngga loe dicambuk. Loe junkies? Di Malaysia ke gap loe digantung! Intinya sama ajah man, ngga ada orang yang terbebas dari aturan. Kecuali loe mau tinggal sendiri di hutan terpencil ato di pulau terpencil. Itu juga loe ngorbanin banyak hal, kan?

Kenapa sih kita mesti percaya Tuhan?
Simpel, man? Loe ngga percaya Tuhan ngga bikin loe jadi hebat, bisa terbang, jadi mendadak kaya, etc.
Loe percaya Tuhan juga ngga bikin loe jadi miskin, merana, etc.
Intinya percaya ato ngga percaya Tuhan ngga ngaruh ke kehidupan loe di sini (dunia).

Nah ini poin selanjutnya: orang percaya Tuhan dari dulu, man, ngga hanya sekarang. Masalahnya adalah orang-orang yang ngomong bahwa Tuhan itu ada hidupnya pada masa berbeda dan bangsa berbeda, jadi ngga ada banget namanya faktor keturunan. Nah, ini yang jadi hal menarik, secara logika gimana coba, orang dipisahin jarak en waktu kok bisa ngomong hal yang sama? Nah ini sebab utama gue percaya Tuhan ada.

Karena gue bilang tadi percaya ato ngga percaya Tuhan ngga bikin gue kenapa-kenapa di dunia, gue milih percaya ajah. Kenapa?
Anggep seperti orang rasionalis/materialis/atheis, hidup itu cuman dunia ajah, gue sebagai yang percaya Tuhan ngga rugi-rugi amat, setelah mati, finish, over, selesai…ngga rugi juga kan?

Nah repotnya kalo gue ngga percaya, kalo gue mati, orang yang percaya Tuhan bilang kalo ada kehidupan setelah kematian, dan itu lebih abadi, eternal, dan yang ada hanya 2 pilihan seneng terus ato disiksa terus! Heaven or hell. Kalo ngga bener sih ngga masalah, man, kalo bener wuaaaaaaa seremmmm!!! Makanya gue pilih percaya Tuhan.

Hal yang kedua bikin gue percaya, banyak hal-hal yang gue ngga ngerti, kenapa gue mesti lahir sekarang, ngga dulu, kenapa gue ngga bisa menuhin setiap keinginan gue, kenapa gue pengin kaya raya ngga bisa-bisa, etc..etc…Intinya gue ini serba mentok sana-sini. Kalo gue gantung harapan gue ke Tuhan, minimal beban psikologis gue jadi ringan.
Lagian si Tuhan janjiin ama kita itu adanya surga, man! Katanya kita (buat cowok) dikasih ribuan bidadari ! wow….(sambil ngiler). Kalau yang cewek ? wah gosipnya ada bidadara? Huahahah….ngga tau juga gue.

Kenapa Tuhan pengin dipanggil Allah? Yah biar ngga overlapping ajah sama tuhan-tuhan lain. Karena semua orang ngaku punya Tuhan, tapi yang mana? Itu yang jadi masalah, biar seragam dan merujuk kepada Tuhan yang sama yang satu, dipanggillah Allah, biar ngga tumpang tindih sama kata tuhan, yahwe, lord, dewa dll…dll..
Dan ini yang mesti loe garis bawahi: Allah itu ngga suka and benci banget kalo dianggep punya kolega dalam membuat kehidupan. Dia pengin diakui sebagai the One and the Only. Saat loe nempatin yang lain dalam posisiNya ini, wuihhh tiada ampun kataNya.
Ini yang loe mesti pahami banget. Allah sebagai satu-satunya sumber. Sumber dari segala sumber, Pencipta. Pencipta semua, manusia, malaikat, binatang, alam semesta, setan, perbuatan, definisi, dll.

Jalan pertama ber-Islam sangat simple. Dan kalo loe lakukan yang ini dengan sepenuh hati, Insya Allah (kata formal buat bilang: mudah-mudahan) loe udah selamet. Tapi itu tadi loe mesti yakin betul. Loe percaya sama Tuhan ? Tinggal loe nyatain, ini yang disebut bahasa susahnya syahadat. Loe tinggal nyatain kalo loe percaya Tuhan. Ini mirip sumpah jabatan dalam pemerintahan. Loe ngakuin kalo loe percaya Tuhan, jadi ngga hanya dalam hati, tapi perlu diomongin.
Kenapa mesti syahadat, man? Setiap peraturan dibuat pasti ada sebab musababnya, syahadat dalam bahasa Arab “terpaksa” dilakukan karena perintah ini diterima sama Nabi Muhammad, yang orang Arab. Kalau diturunin sama King Arthur yah bahasa Inggris kali.

Terus kalo udah “nyatain”? Loe berarti udah Islam, man, yah minimal loe ngakuin adanya Tuhan, dengan berat hati ato sukarela, loe sudah jadi orang Islam, welcome, tapi ternyata PR masih nunggu man, tapi tenang, pelan-pelan. Kaya makan loe mesti ngunyah baik-baik.

Terus kalo udah gue mesti ngapain? Pada saat loe jadi warga negara, maka loe terikat sama undang-undang dan peraturan. Loe mesti gini, gitu, ngga boleh gini ngga boleh gitu. Islam juga sama, loe ngga boleh gini, gitu, harus begini harus begitu.
Jadi kita ngga boleh seenaknya? Intinya boleh tapi ada aturan maen. Loe laper, makan, tapi ngga semua makan loe bisa makan. Kenapa begitu? Yah kadang ada yang loe ngga dibolehin tapi loe ngga bisa nolak, ini konsekwensi pertama, loe udah berikrar, loe harus ikuti aturan-aturannya. Aturan dalam Islam termuat dalam kitab namanya Al-Quran. Kenapa yakin Al-Quran itu bener, yakin urusan hati man, yang jelas, gue yakin banget Al-Quran itu bener. Terus ngga mungkin ada penyimpangan karena pelestariannya dihafal bro! bukan ditulis, jadi yang nulisnya ngaco, ato nyelewengin bakalan ketauan. Gue baca-baca berat yah, ngikutin Al-Quran. Ngga hanya Al-Quran deh perasaan, loe baca kita Undang-undang Indonesia, lebih puyeng lagi, jumlahnya ratusan and tebel2. Al-Quran itu relatif tipis, dibanding buku-buku geometri, atau Encyclopedia Britannica. Jangan bilang aturannya berat, karena saat al-Quran turun beda ama jaman kita, tapi bayangin kitab yang sudah hampir 14 abad masih bisa bertahan, man! Siapa yang ngga mau percaya kalau itu bener.

Hawa Nafsu yang Mengintai

Hawa Nafsu Yang Mengintai

Kau panjatkan doa setiap saat setiap waktu
Tidak semua doa itu Ia kabulkan
Terutama saat engkau meminta dunia
Sang Pencipta lebih tahu akibat dari doamu saat dikabulkan
Sedangkan engkau buta tentang itu

Bila kita sadari hawa nafsu akan selalu mengintai saat kita memohon setitik bagian dari dunia
Saat harta dilimpahkan maka engkau akan lalai shadaqah
Engkau akan sangat sibuk dengan menghitung harta dan cara menghamburkannya

Saat kedudukan itu diberikan engkau akan lupa menyantuni si fakir
Engkau akan sangat sibuk dengan kezaliman dan mempertahankan kemulian itu

Tidakkah engkau sadar saat semua doa dikabulkan di dunia
Dunia akan hancur dalam sesaat atau dunia akan berubah jadi surga

Nafsumu menggiringmu kepada kecintaan akan dunia
Nafsumu menjadikan Penciptamu sebagai jin dalam lampu wasiat

Evaluasi lagi doamu, lebih baik engkau tujukkan untuk mendekat kepadaNya
Lebih baik engkau mintakan untuk selalu mengingatNya
Lebih baik engkau mintakan untuk selalu tenggelam dalam kebesaranNya
Lebih baik engkau mintakan untuk diliputiNya

Dan nafsumu selalu mengintai dalam setiap doa yang engkau panjatkan

Kesuksesan atau Kesesatan?

Ini Kesuksesan atau Kesesatan?

Aku gusar saat keinginanku tak terwujud
Tidak sayangkah Allah padaku?
Aku gundah saat musibah menghampiri
Mengapa Allah murka padaku?

Saat dalam kebimbangan ada sisi diri yang menghibur
Ia sangat sayang padakuDijauhkannya aku dari keinginan nafsuku agar aku selalu merengeh padaNya
Diberinya aku musibah agar aku selalu bersujud memohon ampunanNya
Tidak dipuaskannya logikaku agar aku melihat ketetapanNya
Bolehlah engkau katakan ucapanku adalah kamuflase kegagalan mengejar dunia
Namun kegagalan ini yang membuat aku bersyukur, terus tersungkur dan menangis
”Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannnya sampai waktu yang ditentukan. Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu berarti bahwa Kami memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak! sesungguhnya mereka tidak sadar (telah disesatkan).” Al-Mu’minun, 23: 54-56

Kini aku lebih takut tertawa lebar, memenuhi kerakusan perut, menikmati kemaksiatan, menyombongkan titipanNya, dan mengabdi pada harta dan kedudukan siang-malam.

Tidak semua doa dibayar kontan
Apabila setiap doa dibayar kontan maka dunia ini hancur seketika
Manusia hanya diberi setitik ilmu Allah dan tidak mengetahui yang di depan atau di belakang mereka.
Dunia ini akan hancur bila doa manusia mengikuti nafsu mereka


Dan seandainya kebenaran itu menuruti kinginan mereka, pasti binasalah langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya. Bahkan Kami telah memberikan peringatan kepada mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu. Al-Mu’minun, 23:71

Yang Ada Hanya Ketetapan

Yang Ada Hanya Ketetapan

Tidak ada sebab akibat, yang ada hanya ketetapan
Ketetapan itu berupa ilusi kehidupan
Kita bereaksi terhadap ilusi yang diberikan kepada kita
Kita menganggap itu adalah usaha kita

Bukan…bukan saudaraku, itu ilusi yang diciptakan oleh Sang Maha Sempurna kepada kita
Kejadian dan hasil tindakan kita adalah suatu ketetapan
Yang terpenting bagaimana suasana hati dan pikiran kita saat itu
Seberapa sering kita mengingatNya sebagai sumber semua ini

Yang terpenting adalah bagaimana kesadaran hati dan pikiran kita terhadap ilusi tadi, artinya bagaimana rasa dan pikiran hanya tertuju padaNya.

Dihadapan kita ini adalah ilusi
Ilusi dihadapan kita nampak bersesuaian dengan definisi kita
Itulah yang membuat kita terlena
Semua nampak seperti usaha kita
Semua nampak seperti hukum alam yang berlaku

Jarang yang memikirkan keteraturan yang sangat sempurna ini
Bumi akan berumur sangat pendek apabila tidak diatur
Inilah makna dzikrullah ….
Berpikir penciptaan, berpikir kebesaran, merendahkan diri dihadapan Sang Maha Agung