Thursday, August 16, 2007

Serahkan Saja Dirimu

Serahkan Saja Dirimu

Mengapa berpikir, serahkan saja dirimu
Mengapa bekerja, serahkan saja dirimu
Mengapa bicara, serahkan saja dirimu
Mengapa makan, serahkan saja dirimu
Mengapa senang, serahkan saja dirimu

Mengapa sedih, serahkan saja dirimu
Mengapa putus asa, serahkan saja dirimu
Mengapa kecewa, serahkan saja dirimu
Mengapa tertekan, serahkan saja dirimu
Mengapa bingung, serahkan saja dirimu

Mengapa harus berpikir untuk berserah
Mengapa harus berdebat untuk berserah
Mengapa harus tersiksa untuk berserah
Mengapa harus tertekan untuk berserah
Mengapa saat kematian mendekat baru berserah

Hilang akal saat jelang kematian
Hilang cakap saat jelang kematian
Hilang debat saat jelang kematian
Hilang senang saat jelang kematian
Hilang nafsu saat jelang kematian

Mengapa sedih bukankah dirimu bukan milikmu?
Mengapa putus asa, bukankah hartamu bukan milikmu?
Mengapa kecewa, bukankah kedudukanmu bukan milikmu?
Mengapa tertekan, bukankah wanita-wanita itu bukan milikmu?
Mengapa bingung, bukankah dirimu milikNya?

Nafsumu sungguh terbatas
Akalmu sungguh terbatas
Dayamu sungguh terbatas
Jadi serahkan saja dirimu
Karenanya engkau disebut Islam

No comments:

Post a Comment