Tasawuf kami....(4)wihdatul wujud
Wihdatul wujud adalah suatu pemikiran sederhana tentang Allah sebagai Sang Awal dan Sang Akhir, yang Tunggal, Esa, tiada yang lain selain Dia. Sebelum Allah memulai menciptakan makhluk hanya Dia yang Awal. Tidak ada yang lain selain Dia. Ini adalah tauhid tertinggi. Apabila Allah menciptakan sesuatu tentunya semua materi bahan dan penamaan tentunya dari Allah sendiri karena Dia Sang Pencpta. Atau ada yang berani mengklaim api, cahaya, tanah, atau ada partikel sudah ada bersamaan dengan Allah????Naudzubillah min ndzalik. Tauhid tertinggi adalah hanya ada Dia, Sang Awal, Sang Akhir Allah, tidak ada partikel, debu, ion, atom, manusia, monyet, materi lain selain Allah.
Jadi saat seorang mengatakan aku menemukan Allah dalam diriku, binatang, kotoran dan semua materi hanya menjelaskan ...innalilahi wainnailahi rajiun, itu berasal, diciptakan, dikreasikan, oleh, dari dan akan kembali kepada Allah! Semudah itu!. Perkataan ini adalah ringkasan dalam penjelasan di atas. Seorang yang sedang bertafakur kemudian menemukan bahwa dirinya berasal dari ketiadaan, kemudia di-adakan oleh Allah, akan tersadar bahwa dirinya adalah "bagian dari (kekuasaan) Allah". Terlalu ekstrim memang mengatakan bahwa diri kita adalah bagian dari Allah, tetapi apa boleh buat memang Dia Sang Awal dan Sang Akhir.
Tentu nalar orang yang berpikir materialistik akan aneh melihat bahwa Allah menciptakan zat menjiikkan bernama tahi, tapi itulah Dia..Allah..yang satu-satunya Pencipta yang mulia maupun yang hina. karena Dia satu-satunya!!!!!! Yang tidak mengakui konsep ini berarti malah harus berhati-hati. Konsep Allah berbeda dengan makhluknya sangatlah jelas dan gamblang tidak bisa/boleh diperdebatkan, bahkan para penganut tasawufpun menegaskan dengan sifat-sifat wajib bagi Allah yang 20 untuk menunjukkan hal ini
Mukhalafatu lil hawadits: Sifat Allah ini artinya adalah Allah berbeda dengan ciptaanNya. Itulah keistimewaan dan Keagungan Allah swt.
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. “ (QS. Asy-Syura: 11). Namun dengan menyatakan bahwa Allah terpisah dengan ciptaanNya adalah konsep materialistik, karena menggunakan logika/bayangan/asumsi.
Wihdatul wujud Ibn Arabi berbeda dengan pengakuan firaun sebagai Tuhan. Wihdatul Ibn Arabi didasarkan pengetahuan tentang Allah, sedangkan firaun didasarkan penolakan tentang Allah itu sendiri.
Kesalahan fatal pada saat seorang mengatakan bahwa wihdatul wujud adalah menuhankan diri. Bagaimanapun meskipun wujud dari manifestasi kekuasaan Allah, manusia adalah makhluk/ciptaan yang diuji dengan kedhoifan-kedhoifan yang tidak membuat dirinya bisa bertindak sebagaimana ke Maha an Allah yang tinggal mengatakan :KUN maka jadilah! ...Jelas keliru memahami demikian.
Inipulalah yang melandasi bahwa Allah meliputi saya, kalian dan apa yang Ia ciptakan. Kita berada dalam Kekuasaan Allah, dan tidak berlaku sebaliknya. Dan kami tidak sedikitpun merasa terpisah, karena memang Dia Sang Awal dan Sang Akhir tidak ada yang terpisah dari Dia. Saat semua yang Allah ciptakan dimusnahkan kembali sebagaimana dulu ketidaannya, maka hanya Dia..Allah yang Maha Hidup, Yang Kekal, Yang Tunggal.
16. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (Qaaf)
3. Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 57:3)